TONGKAT ISTIWA‘, GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN GOOGLE EARTH UNTUK MENENTUKAN TITIK KOORDINAT BUMI DAN APLIKASINYA DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT

Anisah Budiwati*  -  UII Yogyakarta, Indonesia

(*) Corresponding Author

There are at least three ways to determine the position or the coordinates of a spot on the Earth's surface. They are: istiwa' sticks, Global Positioning System (GPS), and Google Earth. Istiwa' stick is used without technology operations, while GPS and Google Earth are used with technology. Until now, the use of GPS and Google Earth is still a passively consumptive, without their critical analytical effort. This qualitative research using descriptive analytic mathematical methods. The objective of this study is the to know the theory, applications, and accuracy of the istiwa' stick, GPS, and Google Earth comparatively. The study found that the istiwa' stick is one of the alternatives way to determine the coordinates of the Earth which uses the theory of spherical trigonometry calculations simply without assistance. Whereas GPS and Google Earth use principles of geodetic scientifically. In terms of applications, the most practical and accurate is GPS,
and then followed by Google Earth, and the last is istiwa' stick.


Setidaknya ada tiga cara untuk menentukan posisi atau titik koordinat suatu tempat di permukaan Bumi, yaitu tongkat istiwa’, Global Positioning System (GPS), dan Google Earth. Tongkat istiwa’ digunakan tanpa bantuan teknologi, sedangkan GPS dan Google Earth digunakan dengan teknologi. Sampai saat ini, penggunaan GPS maupun Google Earth masih bersifat konsumtif pasif, tanpa adanya upaya analitis kritis. Penelitian
kualitatif ini menggunakan metode deskriptif analitik matematis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui teori, aplikasi, maupun akurasi tongkat istiwa’, GPS, dan Google
Earth secara komparatif. Penelitian ini menemukan bahwa tongkat istiwa’ adalah salah satu alternatif penentuan titik koordinat Bumi yang menggunakan teori perhitungan
spherical trigonometry secara sederhana tanpa bantuan, sedangkan GPS dan Google Earth menggunakan prinsip keilmuan geodesi yang lebih teliti. Dari segi aplikasi, yang
paling praktis dan akurat adalah GPS. Kemudian disusul Google Earth, dan tongkat istiwa’.

Keywords: titik koordinat bumi; tongkat Istiwa’; GPS; Google Earth

  1. Buku
  2. Abidin, Hasanuddin, Geodesi Satelit, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2001.
  3. Azhari, Susiknan, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Cet I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
  4. Azhari, Susiknan, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Cet. 2, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007.
  5. Basrowi, dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
  6. Depag RI, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1995.
  7. Djambek, Saadoeddin, Arah Qiblat dan Cara Menghitungnya dengan Jalan Ilmu Ukur Segi Tiga Bola, Jakarta: Tintamas, 1957.
  8. Ekadinata, Andree, dkk., Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam, Bogor, World Agoforestry Centre, 2008.
  9. Efistek.com, Menjelajah Dunia dengan Google Earth dan Maps, Bandung: CV. Yrama widya, 2006.
  10. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul, Sejarah Mekah Dulu dan Kini, Cet. ke 3, Madinah Munawwarah: Al-Rasheed Printers, 2004.
  11. Hadi, Dimsiki, Sains untuk Kesempurnaan Ibadah (Penerapan Sains dalam Peribadatan), Yogyakarta: Primapustaka, 2009.
  12. Halim, Abdul, Ensiklopedia Haji dan Umrah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
  13. Hambali, Slamet, Ilmu Falak I (Penentuan Awal Waktu Shalat dan Penentuan Arah Kiblat Seluruh Dunia), Semarang: Pascasarjana IAIN Walisongo, 2011.
  14. __________, Pengantar Ilmu Falak, Menyimak Proses Pembentukan Alam Semesta, Semarang, Banyuwangi: Bismillah Publiser, 2012.
  15. Ilyas, Mohammad, a Modern Guide to Astronomical Calculations of Islamic Calendar, Times, and Qibla, Kuala Lumpur: Berita Publishing Sdn.Bhd, 1984.
  16. Al-Jazīrī, ‘Abd al-Raḥmān, Kitāb al-fiqh ‘alā al-madhahib al-arba’ah, Juz 1, Beirut: Dār al-Kutub al-‘alamiyah, t.th.
  17. Kahar, Joenil, Geodesi, Bandung: ITB, 2008.
  18. Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Cet I, Jogyakarta: Buana Pustaka, 2004.
  19. King, David A., Islamic Mathematical Astronomy, London: Variorum Reprints, 1986.
  20. __________, World-Maps for Finding the Direction and Distance to Mecca Inovation and Tradition in Islamic Science, Brill: the Neterlands, 1999.
  21. Krakiwsky, W. J. dan D. E. Wells, Coordinate Systems in Geodesy, Canada: Departement of Geodesy and Geomatics Engineering University of New Brunswick Frederiction, N.B, 1971.
  22. Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqh Lima Madzhab, Jakarta: Basrie Press, 1991.
  23. Munawir, Warson, al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
  24. Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
  25. Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT), THAB Teknik Hidup di Alam Terbuka, Bandung: Truenorth, 2011.
  26. Purwanto, Agus, Pengantar Kosmologi, Surabaya: ITS Press, 2009.
  27. Radiman, Iratus, dkk, Ensiklopedi Singkat Astronomi dan Ilmu yang Bertautan, Bandung: ITB, 1980.
  28. Rahim, Abdul, Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty, 1983.
  29. Rais, Heppy El, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2012.
  30. Ruggles, Clive, Ancient Astronomy, An Encyclopedia of Cosmologies and Myth, California, ABC-CLIO, 2005.
  31. Satori, Djam’an, dan Aan Komariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.
  32. Simamora, P., Ilmu Falak (Kosmografi), Jakarta: Pedjuang Bangsa, 1985. Smart, W.M, Textbook on Spherical Astronomy, New York: Cambridge University Press, 1977.
  33. Subana, M, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
  34. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
  35. Suwitra, Nyoman, Astronomi Dasar, Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri, t.th.
  36. Vilanueva, K.J., Pengantar ke dalam Astronomi Geodesi, Bandung: Departemen Geodesi Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung, 1978.
  37. Skripisi/ Thesis/ Disertasi
  38. Abidin, Hasanuddin, “Implikasi Galat Penentuan Arah Kiblat dan Deviasinya”, Bandung: ITB, 2008.
  39. Makalah
  40. Badan Standarisasi Nasional, Jaring Kontrol Horizontal, SNI 19-6724-2002
  41. Darsa Sukaetadireja, “Teknik Observasi Posisi Matahari untuk Menentukan Waktu Shalat dan Arah Kiblat”. Makalah yang disampaikan dalam Workshop Nasional mengkaji Ulang Metode Penetapan Awal Waktu Shalat dan Arah Kiblat dalam perspektif Ilmu Syariah dan Astronomi di UII Yogyakarta, 2009.
  42. Website
  43. http://moeidzahid.site90.net
  44. http://garmin.co.id.
  45. Winhisab 2010 v.2.1 Kementerian Agama RI

Open Access Copyright (c) 2016 Al-Ahkam

Publisher
Faculty of Sharia and Law Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
in collaboration with Indonesian Consortium Sharia Scholar (KSSI)
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: 024 7601291
https://fsh.walisongo.ac.id/
email: alahkam@walisongo.ac.id

 Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

View:  Visitor | Country  

 
apps