FENOMENA DAKWAH EKS-HTI PASCA DIBUBARKAN

Siti Nur Fitriyana*  -  UIN WALISONGO, Indonesia

(*) Corresponding Author

Supp. File(s): common.other

This paper talking about phenomenon of ex-HTI as forbidden mass organization that is khilafah ideologically. Its existence in Indonesia is still developed through all media, print media and new media. Print media (bulletin) that shaded by ex-HTI is subscribed by the community. This is proven by the total production of print media (bulletin) to reach 10.000 eksemplar for distributed in Indonesia and then which is no less important is use of new media to show dakwah of ex-HTI related to khilafah still working massively. This could be proven by many posts on each social media account, that is to reach 849 posts. Both media discuss about the khilafah. The results of this research shows that all media shaded by ex-HTI changes the movement name become GP (Gerakan Pembebasan), BMI (Back To Muslim Identity), and Muslimah News Id. Technique data collection uses documentation and interview. This research concludes that dakwah activities of ex-HTI about khilafah are massive and structured. This is seen from social media account managed by ex-HTI that is  still posting the content of khilafah which are expeted to be enforced. 

 

Supplement Files

Keywords: Dakwah Phenomenon;Ex-HTI;Print Media and New Media;Khilafah

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Afadal, (2004) Islam dan Radikalisme di Indonesia, Jakarta: Lipi Press.
  3. Amal Taufiq Adnan, (2004) Politik Syari’at Islam dari Indonesia Hingga Nigeria, Jakarta: Pustaka Alvabeta.
  4. Arifin Anwar, (2008) Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
  5. Aziz Ali, (2006) Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Semarang: Kencana.
  6. Bungin M. Burhan, (2008) Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana.
  7. Coulson Noel James (1996) Conflict and Tension in Islamic Juriprudence, Chicago and London: University of Chicago Press.
  8. Departemen Agama RI (2018), Jakarta: Kemenag Press.
  9. Fadli Zone (2013) relevansi UU yang diganti dengan perpu. UU ormas yang disahkan pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan menjadi dasar hukum pelegalan EKS HTI http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2013_17.pdf.
  10. Gito (2019) jurnalis yang melakukan wawancara dengan pihak APJII untuk menggali data terkait banyaknya pengguna internet dan prosentase kenaikan tiap tahun. www.tekno.kompas.com/read/2019/05/16/03260037/apjii-jumlah-pengguna-internet-di-indonesia-tembus-171-juta-jiwa).
  11. Iqbal, Peranan Dinasti Abbasiyah Terhadap Peradaban Dunia, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, Vol. 11 No. 2, 2015.
  12. J Moleong Lexy, (2002) Metodology Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
  13. Katsir Ibnu, (2012) Tafsir Ibnu Katsir, Darussalam: A groups of Scholars Under The Suppervision Of Syaikh Safilir Rahman Al-MubarakPuri.
  14. M. Kemal Dermawan, Pencegahan Kejahatan: Dari Sebab-Sebab Kejahatan Menuju Pada Konteks Kejahatan, Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 1 No. III, 2001.
  15. Muhammad (2017) perpu era Jokowidodo terkait ormas yang dianggap radikal eksistensinya, sehingga dilakukan pencabutan dalam perizinan ormas tersebut. Pengesahan pembubaran ormas yang dianggap radikal dan ekstrim karena tidak mengakui pancasila www.sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/175343/UU%20Nomor%2016%20Tahun%202017.pdf).
  16. Muhammadin, Relevansi Sistem Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dengan Sistem Negara Islam Modern, Jurnal Intizar Vol. 22 No. 2, 2016.
  17. Rosydi (2017) Undang-undang 1945 sebagai dasar negara Republik Indonesia pada sistem hukum demokrasi www.luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/UUD1945.pdf.
  18. Rosydi (2019) polemik dan kontra yang terjadi di pemerintahan Anis Baswedan ketika menjabat menjadi gubernur Jakarta karena telah mengundang EKS HTI dalam rapat pemberdayaan wanita dan pengendalian penduduk www.news.detik.com/berita/d-4586328/pemprov-dki-skors-pembuat-undangan-ke-muslimah-hti).
  19. Siwi (2000) Jurnalis Republika yang melihat dampak pergeseran televisi setelah adanya internet dengan membandingkan eksistensi televisi ditahun 2000 yang sangat digemari masyarakat indonesia sebagai sumber informasi dan hiburan. www.republika.co.id/berita/koran/teraju/16/01/13/o0vsw59-nasib-televisi-di-era-internet)
  20. Soegijono K. R, (1993) Artikel: Wawancara Sebagai Salah Satu Metode Pengumpulan Data, Media Litbangkes Vol. III No. 1.
  21. Sugiyono, (2015) Metode Penelitian Kombinasi (Mic Methode), Bandung: Alfabeta.
  22. Syamsudin, (2016) Pengantar Sosiologi Dakwah, Jakarta: Kencana.
  23. Thohir Luth, (1999) M. Natsir Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta: Gema Insani Press.
  24. Wijaksono Agung, Gerakan Politik Islam Hizbut Tahrir Di Indonesia Jurnal Jom FISIP Vol. 1 No. 2, 2004.
  25. zaini (2019) issue yang santer terkait dengan undangan kajian Felix Siauw di masjid balaikota Jakarta untuk melakukan kajian tentang khilafah www.news.detik.com/berita/d-4600270/felix-siauw-bicara-soal-kajiannya-yang-dibatalkan-pemprov-dki).

Open Access Copyright (c) 2019 Islamic Communication Journal
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Islamic Communication Journal
Published by the Department of Islamic Communication and Broadcasting
Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: +62 858-6727-8693 (Admin ICJ)
Website: https://fakdakom.walisongo.ac.id/

ISSN: 2541-5182 (Print)
ISSN: 2615-3580 (Online)


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

 
apps