CORAK PEMIKIRAN TASAWUF KYAI SALEH DARAT SEMARANG: Kajian Atas Kitab Minhāj Al-Atqiyā’

Muslich Shabir*  -  Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author
Kyai Saleh Darat is a scholar who wrote about 12 books using the Java language with Arabic pegon, one of them is Minhāj al-Atqiyā'.  In the book which is a translation and explanation of Hidāyat al-Adzkiyā' i1ā Tharīq al-Auliyā' written by Al-Malibari, there are some personal opinions of Kyai Saleh which are able to describe his characteristic thinking of tasawuf. Generally speaking, tasawuf is divided into sunni tasawuf and falsafi tasawuf. Sunni tasawuf is tasawuf bordering and underlying the Quran and the Hadith of the Prophet as well as distancing itself from the various deviation of akidah that tend to lead to heresy and disbelief. On the other hand, falsafi tasawuf is tasawuf which is deemed to have been put into them philosophical views from outside Islam like the Indian, Greek, Persian and Christian. Supporters of this concept explain that the syari'at is not important, the more important matters is the true tauhid in accordance with the doctrine of wahdah al­-wujud. Observing the concept of tasawuf written in the Book of Minhaj al-Atqiya' it can be seen that tasawuf developed by Kyai Saleh is sunni tasawuf which is very stressed in syari`at practice. He is a great admirer of A1-Ghazali and the book written by him refers to the opinion of A1-Ghazali, one of the most instrumental figure in reconciling tasawuf and syari’at at which therefore tasawuf is accepted by syari’ah scholars
---

Kyai Saleh Darat merupakan seorang ulama’ yang menulis sekitar 12 kitab berbahasa Jawa dengan huruf Arab pegon yang salah satunya adalah Minhāj al-Atqiyā'. Di dalam kitab yang  merupakan terjemah dan syarah dari Hidāyat al-Adzkiyā' i1ā Tharīq al-Auliyā' karya Al-Malibari itu terdapat beberapa pendapat pribadi Kyai Saleh yang bisa menggambarkan corak pemikiran tasawufnya. Secara umum, tasawuf dibedakan menjadi dua yaitu tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Tasawuf sunni adalah tasawuf yang memagari dan mendasarinya dengan Al-Qur'an dan Hadits Nabi serta menjauhkan diri dari berbagai penyimpangan akidah yang cenderung membawa kepada kesesatan dan kekafiran. Di sisi lain,  tasawuf falsafi adalah tasawuf yang dianggap telah dimasukkan ke dalamnya pandangan-pandangan filosofis dari luar Islam seperti dari India, Yunani, Persia dan Kristen. Pendukung paham ini menyatakan bahwa syari'at tidaklah penting, yang lebih penting adalah tauhid sejati yang sesuai dengan doktrin wahdah al­-wujud. Mencermati konsep tasawuf yang terdapat dalam Kitab Minhaj al-Atqiya'  dapat diketahui bahwa tasawuf yang dikembangkan oleh Kyai Saleh adalah tasawuf sunni yang sangat menekankan pengamalan syari`at. Dia adalah pengagum berat A1-Ghazali dan kitab yang disusunnya banyak mengacu kepada pendapat A1-Ghazali, seorang tokoh yang paling berjasa dalam mendamaikan atau merujukkan tasawuf dan syari`at yang karenanya tasawuf diterima oleh ahli syari'ah

Keywords: Falsafi; Sunni; Syari'at; Tasawuf

  1. Abdullah, Muhammad. 1999. Paham Wahdah a1-Wujud, Mistik Islam Syeikh Abdur Rauf as-Singkili, Semarang: Bendera, Cet. ke-1.
  2. Ansari, Muhammad Abdul Haq. 1990. Antara Sufisme dan Syari¬'ah, Jakarta: Rajawali.
  3. Anshari, Endang Saifuddin. 1983. Wawasan Islam, Bandung: Pustaka Salman.
  4. Baried, Baroroh. 1985. ”Perkembangan Ilmu Tasawuf di Indonesia: Suatu Pendekatan Filologis” dalam Bahasa dan Budaya, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  5. Bruinessen, Martin van. 1415 H/1995. Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan, Cet. ke-1.
  6. Dewan Redaksi ’Ulumul Qur’an. 1990. ’Ulumul Qur’an, Nomor 6 Volume II.
  7. Ad-Dimyathi, Abu Bakr bin Muhammad Syatha, t.t. Kifāyat al-Atqiyā' wa Minhāj a1-Ashfiyā', Semarang: Toha Putra.
  8. A1-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad. 1989. Ihyā' Ulūm ad-Dīn, Beirut: Dar al-Fikr.
  9. Munir, Ghazali. 2008. Warisan Intelektual Islam Jawa dalam Pemikiran Kalam Muhammad Shalih as-Samarani, Semarang: Walisongo Press.
  10. An-Nabhani. 1989. Jāmi’ Karamat al-Auliyā’, Beirut: Dar al-Fikr, juz I.
  11. Nasution, Harun. 1985. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: UI Press.
  12. Nicholson, R.A. 1914. The Mystics of Islam (terjemahan Abdul Hadi W.M. dengan judul Tasawuf: Dulu dan Sekarang, Jakarta: Pustaka Firdaus.
  13. Noer, Kautsar Azhari. 1991. Tasawuf Falsafi dan Kontroversi Paham Wahdat al-Wujud. (Kertas Kerja Pengajian Paramadina), Jakarta: Yayasan Paramadina.
  14. Salim, Abdullah. 1995. Majmū`at asy-Syarī`at al-Kāfiyat li al-`Awām (Suatu Kajian terhadap Kitab Fiqih Berbahasa Jawa Akhir Abad 19, disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak diterbitkan.
  15. As-Samārānī, Muhammad Şālih bin `Umar. 1336 H. Majmū`āt asy-Syarī`at al-Kāfiyat li al-`Awām, Bombay: Al-Karimi.
  16. _______. 1322 H. Minhāj al-Atqiyā fī Syarh Hidāyat al-Adzkiyā' ilā Tharīq al-Auliyā', Bombay: Al-Karimi.
  17. _______, Al-Mursyid al-Wajīz. 1343 H./1925. Bombay: Al-Karīmī, Cet. ke-3.
  18. Schimmel, Annemarie. 1986. Dimensi Mistik dalam Islam (terjemahan Sapardi Djoko Damono), Jakarta: Pustaka Firdaus.
  19. Simuh. 1985. “Antara Tasawuf dan Batiniah” dalam Pesantren Nomor 3. Vol. II.
  20. Syukur, Amin. 1999. Menggugat Tasawuf, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  21. At-Taftazani, Abul Wafa al-Ghanimi. 1985. Madkhal ilā at-Taşawwuf al-Islāmī, terj. Ahmad Rofi' Utsman, Sufi dari Zaman ke Zaman: Suatu Pengantar tentang Tasawuf, Bandung : Pustaka.

Open Access Copyright (c) 2017 International Journal Ihya' 'Ulum al-Din

International Journal Ihya' 'Ulum al-Din 
published by Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

Jl. Walisongo No.3-5, Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50185
Phone: +62 857-3303-6860
Website: http://pasca.walisongo.ac.id/
Email: ihyaulumaldin@walisongo.ac.id 

ISSN: 1411-3708 (Print)
ISSN: 2580-5983 (Online)
DOI : 10.21580/ihya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 
View My Stats
apps