DELIK PENODAAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Nazar Nurdin*  -  Lembaga Studi Agama (eLSA) Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author
Criminal Law and Article 27-28 of the Law on Information and Electronic Transactions constitute a legal instrument to ensnare a perpetrator of religious blasphemy. This article is a legal research with a normative-empirical approach. The findings indicate that: first, judges' consideration in the case of defamation of Islam contained in the decision Number: 80 / Pid.B / 2015 / PN Bna, Number: 10 / Pid.Sus / 2013 / PN.Pt and Number: 06 / Pid.B / 2011 / PN.TMG is more looking at the impact of criminal acts committed. However, in its implementation the three decisions are not entirely based on the applicable law rules, including the decision based on the provisions in Law No. 1 of 1965 on Prevention and or Defamation of Religion, but adopted an unwritten source of law from the Fatwa of Indonesian Council of Ulama. Another implementation is in the case of religious blasphemy at the community level tended to be followed by very severe punishment to the perpetrators. Secondly, religious blasphemy is not mentioned in detail in Islamic legal literature. If the perpetrators of desecration of a Muslim, Islamic law tend to refer to the perpetrators as kafir. Whereas if the perpetrator is a non-Muslim, one cannot be included in the category of apostasy (riddah). Categorization as a kafir does not necessarily make the Muslims punished jarimah had (hudud). Therefore, punishment takzir can be an alternative punishment that can be applied to the perpetrators of religious blasphemy, both Muslims and non-Muslims
---

Tindak pidana penodaan agama yang termanifestasikan dalam pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan pasal 27-28 UU Informasi dan Transaksi Elektronik merupakan satu instrumen hukum untuk menjerat seorang pelaku penistaan agama. Artikel ini merupakan penelitian hukum dengan pendekatan normatif-empiris. Hasil temuan menunjukkan bahwa: pertama, pertimbangan majelis hakim dalam perkara penodaan agama Islam yang termuat dalam putusan Nomor: 80/Pid.B/2015/PN Bna, Nomor: 10/Pid.Sus/2013/PN.Pt dan Nomor: 06/Pid.B/2011/PN.TMG lebih melihat kepada dampak yang ditimbulkan dari perbuatan pidana yang dilakukan. Namun dalam implementasinya tiga putusan tidak seluruhnya berlandaskan aturan hukum yang berlaku, termasuk mendasarkan putusan pada ketentuan dalam UU PNPS  Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan dan atau Penodaan Agama, tetapi mengadopsi sumber hukum tidak tertulis dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Implementasi lainnya ialah dalam kasus penodaan agama yang ramai di tingkat masyarakat cenderung diikuti hukuman amat berat kepada para pelaku. Kedua,penodaan agama tidak disebutkan secara rinci dalam literatur hukum Islam. Jika pelaku penodaan seorang Muslim, hukum Islam cenderung menyebut pelaku sebagai kafir. Sementara jika pelaku seorang non-Muslim, seorang tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori murtad (riddah). Kategorisasi sebagai kafir tidak lantas menjadikan Muslim dihukum jarimah had (hudud). Oleh karena itu, pidana takzir bisa menjadi hukuman alternatif yang bisa diterapkan kepada para pelaku penodaan agama, baik Muslim maupun non-Muslim

Keywords: Blasphemy; Islam and Indonesia; Offense

  1. al-Amīdī, Abdurrahman, Fadhāat al-Hurriyah, t.k: Markaz al-Arabi, 2013.
  2. al-Hambali, Syaikh Mar’i bin Yusuf, Ghāyat al-Muntaha fi al-Jam’i bayna al-Iqnā’ wa al-Muntaha, Riyadh: Mu’assasah as-Sya’diyyah, tt.
  3. al-Qursyi, Ahmad bin Muhammad bin Hāin, al-Istihzāu bi al-Dīn Ahkāmuhu wa Āśāruhu, t.k: Dār Ibn al-Jūrī, 2005
  4. al-Maqdisī, Abu Muhammad Abdillah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudāmah al-Mugnī, Riyadh: Dār al-alāmul Kutub, 1997.
  5. al-Yahshabi, Qadhi Abu al-Fadl Iyadh bin Musa bin Iyadh, as-Syifā bi Ta’rīf Huqūq al-Mustafa, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Arabi, 1984.
  6. an-Naim, Abdullahi Ahmed, Dekonstruksi Syariah, Yogyakarta: Lkis, 2004.
  7. Arief, Barda Nawawi dalam Delik Agama dan Penghinaan Tuhan (Blasphemy) di Indonesia dan Perbandingan Berbagai Negara, Semarang: Balai Penerbit Universitas Diponegoro, IV, 2011.
  8. ---------, Barda Nawawi, Bunga rampai Kebijakan Hukum Pidana, Jakarta: Kencana, 2010.
  9. ar-Rāzi, Imam Abu Bakar Ahmad bin Ali al-Jasash, Mukhtaṣar Ikhtilāf al-Ulama, Mesir: Dār al-Basyā’ir al-Islamiyyah, 1995.
  10. as-Subki, Taqiyyudin Ali bin Abd al-Kafi, as-Saif al-Maslul ‘ala Man Sabba Rasulullah SAW, Oman dan Yordania: Dar al-Fath, 2000
  11. as-Syeikh, Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bi Ishaq, Lubābut Tafsīr min Ibnu Katsīr, Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2003.
  12. At-Tarīmī, Abdullah,Sullam al-Taufīq, Beirut: t.p. 2013.
  13. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Fajar Nusantara.
  14. Audah, Abdul Qadir, al-Tasyri al-Jinai, Jilid II, Beirut: Darul Katib, tt.
  15. Azhari, M Subhi (koord), Laporan Tahunan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan dan Intoleransi 2013, Jakarta: The Wahid Institute, 2013.
  16. ---------, M Subhi (Koord), Laporan Tahunan Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan dan Intoleransi 2014, Jakarta: The Wahid Institute, 2014.
  17. Bellah, Robert N, Emile Durkheim on Morality and Society, Chicago and London: The Univercity of Chicago Pers, 1973.
  18. Baumgartner, Christoph,Blasphemy As Violence: Trying to Understand the Kind of Injury That Can Be Inflicted by Acts and Artefacts That Are Construed As Blasphemy, dalam Journal of Religion in Europe Nomor 6, Tahun 2013.
  19. Cholil, Suhadi (eds), Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia 2012, Yogyakarta: CRSC UGM, 2013.
  20. Crouch, Mellisa, Indonesia’s Blasphemy Law: Bleak Outlook For Minority Religions, dalam Asia Pasific Bulletin, Nomor 146, Januari 2012.
  21. ---------, Marissa, Law And Religion in Indonesia: The Constitutional Blasphemy Law dalam Asian Journal of Comparative Law edisi I, Januari 2012.
  22. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Majelis umum PBB tanggal 10 Desember 1948 Resolusi 217 A.
  23. Ernest, Carl. W., Blasphemy: Islamic Concept, dalamdalam Lindsay Jones (Eds), Encyclopedia of Religion Second edition, USA,: Thomson Gale, 2005.
  24. Faiz, Pan Muhammad, “UU Penodaan Agama dan Mahkamah Konstitusi,”dalam Majalah Konstitusi Nomor 87 Mei 2014.
  25. Fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 04 tahun 2007 tentang Identifikasi Aliran Sesat.
  26. -------, Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Nomor 1 Tahun 2015 tentang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)
  27. Farag, Mahmoud, Protection of Beliefs or Believers: Incitement to Religious Hatred Replacing Blasphemy and Defamation of Religion, Tesis, Cairo: The American University, 2011.
  28. Hanbal, Al-Imām Ahmad bin, Masāil al-Imām Ahmad ibn Hanbal li Ibnihi Abdullah, t.k: al-Maktab al-Islami, t.t.
  29. Hujbers, Theo, Filsafat Hukum, Yogyakarta: Kanisius, 1995.
  30. Ibrahim, Johny, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang: Banyumedia Publishing, 2006.
  31. Kamali, Mohammad Hashim, Freedom of Expression in Islam, Kuala Lumpur: Islamic Text Society, 1997
  32. -------, Mohammad Hashim, Freedom Expression in Islam: An Analysis of Fitnah, dalam The American Journal of Islamic Social Sciences Volume 10 No 2 tahun 1993
  33. -------, Mohammad Hashim, Ethical Limits on Freedom of Expression With Special Refference to Islam, dalam Journal du Cile, Spring 2014.
  34. Kippenberg, H. G., Apostasy in the Islamic Community, dalam Lindsay Jones (Eds), Encyclopedia of Religion Second edition, USA,: Thomson Gale, 2005.
  35. Kompas, 19 April 2010.
  36. Majalah,“Ikhlas Beramal” Kementerian Agama RI Nomor 61 Tahun XIII Maret 2010.
  37. Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2014
  38. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
  39. -------,Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
  40. Naipospos, Bonar Tigor (eds), Laporan Tahunan Kebebasan Bergama dan Berkeyakinan di Indonesia tahun 2007, Jakarta: Setara dan Institute for Democracy and Peace, 2007.
  41. Nasution, Bahder Johan, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, 2008.
  42. Nonet, Phillippe dan Philip Selznick, Law and Society in Transition: Toward Responsive Law, Bandung: Nusamedia, 2007.
  43. Peters, Rudolph, Crime and Punishment in Islamic Law, London: Cambridge University Press, 2005.
  44. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 9 Tahun 2011 tentang Larangan Kegiatan Aliran Millata Ibrahim di Aceh.
  45. Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 140/PUU-VII/2009.
  46. Putusan Pengadilan Negeri Banda Aceh Nomor: 80/Pid.B/2015/PN Bna.
  47. Putusan Pengadilan Negeri Pati Nomor: 10/Pid.Sus/2013/PN.Pt.
  48. Putusan Pengadilan Negeri Temanggung Nomor: 06/Pid.B/2011/PN.TMG.
  49. Praja, Juhaya S dan Ahmad Syihabuddin, Delik Agama dalam Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: Angkasa, 1982.
  50. Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.
  51. Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam Bidang Aqidah, Ibadah dan Syiar Islam.
  52. Rahardjo, Satjipto, Hukum Progresif, Jakarta: Kompas, 2010.
  53. Ridha, Sayyid Rashid, Tafsir al-Manar, Cairo: Daar al-Manar, 1947.
  54. Rokhmadi, Hukum Pidana Islam, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015.
  55. Rokhmad, Abu, Negara dan Kebebasan Beragama, dalam Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 32 Nomor 2 Tahun 2012.
  56. Rumadi, Delik Penodaan Agama dan Kehidupan beragama di Indonesia dalam KUHP, Jakarta:, The Wahid Institute-TIFA, 2007.
  57. Saeed, Abdullah and Hassan Saed, Fredom om Religion, Apostasy and Islam, England and USA: Ashgate Publishing, 2004.
  58. Santoso, Agus, Hukum, Moral dan Keadilan, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2012.
  59. Sihombing, Uli Parulia, dkk, Menyebarkan Kebencian Atas Dasar Agama adalah Kejahatan, Jakarta: ILRC, 2012.
  60. --------, Uli Parulia, dkk, Ketidakadilan Dalam Beriman: Hasil Monitoring Kasus-Kasus Penodaan Agama dan Ujaran Kebencian atas Dasar Agama di Indonesia, Jakarta: ILRC, 2012.
  61. Serambi Indonesia, 16 Februari 2016.
  62. Suara Merdeka, 26 Desember 2012.
  63. Surat Edaran Kapolri Nomor SE/6/IX/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian (Hate Speech).
  64. Surat Edaran Bersama Sekjend Departemen Agama, Jaksa Agung Muda Intelijen, dan Dirjend Kesbangponlimas Depdagri Nomor 3 tahun 2008, Nomor: Kep-033/A/JA/6/2008.
  65. Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, Menteri Dalam Negeri Nomor: 93 tahun 2016/Nomor : kep-043/a/ja/02/2016/Nomor : 223 - 865 tahun 2016.
  66. Swator, William H., Encyclopedia of Religion and Society, London dan New Delhi: Alta Mitra Press, 1998.
  67. Tempo, 9 Februari 2011.
  68. Thohir, Mujahirin, Multikulruralisme Agama, Budaya dan Sastra, Semarang: Gigih Pustaka Mandiri, 2013.
  69. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
  70. Undang-Undang (UU) Nomor 1 PNPS 1965 tentang Pecegahan Penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
  71. UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM).
  72. UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
  73. UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
  74. UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
  75. UU Nomor 8 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
  76. Wawancara Bambang Suryoko
  77. Wawancara Fathuronji
  78. Wawancara Sri Susilowati
  79. Wawancara Mustikal Saputra
  80. Wawancara Fuad Mardhatillah
  81. Zahrah, Muhammad Abu, al-Jarimah wa al-Uqubah fil-Islam, Beirut: Darul Fikr, 1998.

Open Access Copyright (c) 2017 International Journal Ihya' 'Ulum al-Din

International Journal Ihya' 'Ulum al-Din 
published by Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

Jl. Walisongo No.3-5, Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50185
Phone: +62 857-3303-6860
Website: http://pasca.walisongo.ac.id/
Email: ihyaulumaldin@walisongo.ac.id 

ISSN: 1411-3708 (Print)
ISSN: 2580-5983 (Online)
DOI : 10.21580/ihya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 
View My Stats
apps