TASAWUF SEBAGAI SOLUSI BAGI PROBLEMATIKA KEMODERNAN: Studi Pemikiran Tasawuf M. Amin Syukur

Umar Faruq Thohir*  -  STAI Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Indonesia

(*) Corresponding Author
Abstract: This article aims to elaborate Sufism thought of Amin Syukur. Hepositioned Sufismas one of the solutions to the problems of modernity who have lost the vision of divinity that result in psychological symptoms, namely spiritual emptiness. Then, the people would become stress and worry wart because of their hopless feeling. For this reason, M. Amin Syukur endorsed the problems of modernity with always optimistic, positive thinking, resting every intention and good deeds only to worship God and sharing (solidarity) for fellow creatures of God. In addition, he recommends to remember (al-żikr) to Godhowever, whenever, and wherever. Remembering God can calm the soul (sakīna) and mind that will affect the nerve, the nerve will affect the glands, the glands will produce healthy liquid. Healthy liquid which is a calm soul effect which will make man have the "immune power" against all diseases. In medical the termis called psycho-neuroen docrine immunology. Furthermore, according to Amin Syukur, problems of modernity can besolved by Sufism through methods like ma'rifa Allāh obtained via stairs of ma'rifa al-nafs, ma'rifa al-nās, and ma'rifa al-kawn. Abstrak: Artikel bertujuan untuk mengelaborasi pemikiran tasawuf Amin Syukur. Ia memposisikan tasawuf sebagai salah satu solusi terhadap problematika kemodernan ini yang sudah kehilangan visi keilahian yang mengakibatkan timbulnya gejala psikologis, yaitu adanya kehampaan spiritual. Akibatnya, orang akan menjadi stres dan gelisah karena merasa tidak mempunyai pegangan hidup. Untuk alasan ini, Untuk alasan ini, M. Amin Syukur mengarahkan penyelesaian problematika kemodernan ini dengan selalu optimis, berpikir positif, menyandarkan setiap niat dan perbuatan baik hanya untuk ibadah kepada Allah dan berbagi (solidaritas) untuk sesama makhluk ciptaan Allah. Selain itu, ia juga menganjurkan untuk selalu ingat (al-dzikr) kepada Allah bagaimana pun, kapan pun, dan dimana pun. Mengingat Allah dapat menenangkan (sakīnah) jiwa dan pikiran yang akan berpengaruh pada syaraf, syaraf akan memengaruhi kelenjar, kelenjar akan mengeluarkan cairan yang sehat. Cairan sehat yang merupakan efek jiwa tenang ini akan menjadikan orang memiliki "daya kebal" terhadap segala penyakit, yang dalam istilah medis disebut psycho neuroen dokrin immunology. Lebih jauh lagi, menurut M. Amin Syukur, problematika kemodernan ini dapat diselesaikan dengan tasawuf melalui metode ma'rifah Allāh yang diperoleh melalui tangga ma'rifah al-nafs, ma'rifah al-nās, dan ma'rifa al-kawn. Keyword: Sufism, ma'rifah al-nafs, ma'rifah al-nās, ma'rifa al-kawn, and immune power.
  1. Abdullah, Syamsuddin, Agama dan Masyarakat (Pendekatan Sosiologi Agama), Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
  2. Abror, Robby H., Tasawuf Sosial; Membeningkan Kehidupan dengan Kesadaran Spiritual, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002.
  3. Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
  4. Arifin, Samsul, dkk., Spiritualitas Islam dan Peradaban Masa Depan, Yogyakarta: Sippress, 1996.
  5. Bagir, Haidar, "Manusia Modern Mendamba Allah" dalam ahmad Najib Burhani (ed.), Manusia Modern Mendamba allah: Renungan Tasawuf Positif, Jakarta: Mizan Media Utama, 2002.
  6. Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaa Utama, 2000.
  7. Damami, Mohammad, Tasawuf Positif dalam Pemikiran Hamka, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2000.
  8. Dawam, Ainurrofiq, "Sinergitas "Tri Paradigma" Filsafat Alam Kontemporer: Berangkat dari Kritisisme Al-Ghazali," dalam Syamsul Rijal, Bersama al-Ghazali Memahami Filosofi Alam; Upaya Meneguhkan Keimanan, Yogyakarta: Arruzz, 2003.
  9. Djait, Hichem, Europe and Islam, Cultures and Modernity, London: University of California Press, 1985.
  10. Hamka, Falsafah Hidup, cet. Ke-12, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.
  11. Hamka, Lembaga Hidup, cet. Ke-9, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.
  12. Hamka, Tasauf Moderen, cet. Ke-20, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.
  13. Hidayat, Komaruddin, Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan Krisis Modernisme, Jakarta: Paramadina, 1998.
  14. Hujwirī, Ali bin Uṡmān al-Jullabī, Kasyf al-Maḥjūb, Beirut: Dār al-Mahḍah al-'Arabiyah, 1980.
  15. Iqbal, Muhammad, Pertarungan antara Alam Pikiran Islam dengan Alam Pikiran Barat, alih bahasa Abu Hasan Ali al-Husni al-Nadwi, Bandung: Ma'arif, 1993.
  16. Ismail, Faisal, Islam Transformasi Sosial dan Kontinuitas Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.
  17. Jamil, Muhammad, Cakrawala Tasawuf; Sejarah Pemikiran dan Kontekstualitas, Ciputat: GP Press, 2004.
  18. Karim, Rusli, Agama dan Masyarakat Industri Modern, Yogyakarta: Media Widya Mandala, 1992.
  19. Ma'arif, Syafi'i, Peta Intelektualisme Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1993.
  20. Maliki, Zainuddin, Rekonsruksi Teori Sosial Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012.
  21. Muhayya, Abdul, "Peranan Tasawuf dalam Menanggulangi Krisis Spiritual," dalam M. Amin Syukur dan Abdul Muhayya (ed.), Tasawuf dan Krisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Walisongo Press, 2001.
  22. Munawar-Rachman, Budi, "Tradisionalisme Nasr: Eksposisi dan Refleksi Laporan Seminar Sayyed Husain Nasr," Jurnal Ulumul Qur’an, No. V/4, 1993.
  23. Musthofa, H.A., Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
  24. Nasution, Harun, Gerakan Pembaharuan dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, tt.
  25. Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994.
  26. Putro, Suadi, Muhammad Arkoun tentang Islam dan Modernitas, Jakarta: Paramadina, 1998.
  27. Qusyairī, Abd al-Karīm, al-Risālah al-Qusyairiyyah, Beirut: Dār al-Kitāb al-'Arabī, 1957.
  28. Rahman, Fazlur, Islam, alih bahasa Ahsin Muhammad, Bandung: Pustaka, 1984.
  29. Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Bandung: Ma'arif, 1989.
  30. Rosyidi, H.M., Empat Kuliah Agama Islam pada Perguruan Tinggi, Jakarta: Bulan Bintang, 1990.
  31. Russell, Bertrand, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman Kuno hingga sekarang, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
  32. Sanusi, Akhmad, Agama di tengah Kemiskinan, Jakarta: Logos, 1999.
  33. Simuh, Sufisme Jawa; Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1999.
  34. Syukur, H. M. Amin, "Masa depan Tasawuf," dalam Tasawuf dan Krisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Walisongo Press, 2001.
  35. Syukur, H. M. Amin, Menggugat Tasawuf, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
  36. Syukur, H. M. Amin,Tasawuf Bagi Orang Awam; Menjawab Problem Kehidupan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
  37. Syukur, H. M. Amin,Tasawuf Kontekstual; Solusi Problem Manusia Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
  38. Syukur, H. M. Amin, Tasawuf sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
  39. Syukur, H. M. Amin, Zuhud di Abad Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
  40. Syukur, M. Amin dan Fathimah Usman, Terapi Hati dalam Seni Menata Hati, Semarang: Pustaka Nuun dan Lembkota, 2009.
  41. Taftazānī, Abū al-Wafā al-Ghanimī, Madkhal ilā al-Taṣawwuf al-Islāmī, Kairo: Dār al-Ṡaqafah, 1979Umarie, Barmawie, Sistematika Tasawuf, Sala: Siti Syamsiyah, 1996.
  42. Vos, H. De, Pengantar Etika, alih bahasa Soejono Soemargono, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2002.
  43. Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1972.

Open Access Copyright (c) 2016 Teologia

 

JURNAL THEOLOGIA

Published by The Faculty of Islamic Theology and Humanities
Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang - Indonesia

 
                                                               
Web
Analytics
View My Stats
apps