MENGGUGAT KEBHINEKAAN: RESPON INTELEKTUAL MUDA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG TERHADAP KEPEMIMPINAN NON MUSLIM


(*) Corresponding Author

Abstract
In the Islamic intellectual tradition, there are three issues that are always discussed regarding political leadership within the state. First, the question of less worthy leaders (imāmatul mafūl). Secondly, the question of the immoral leader (imāmatul fāsiq). And third, the question of non-Muslim leaders (imāmatul kāfir). This dynamic becomes urgent to be studied, especially in the domain of non-Muslim leaders (imāmatul kāfir). The growing questions are: (1) What is the young intellectual response of UIN Raden Fatah Graduate for non-Muslim leadership?; (2) How does the strategic move to strengthen diversity by minimizing the non-Muslim leadership debate of young intellectual perspectives of Graduate UIN Raden Fatah Palembang ?. Both of them are effective, especially the contribution to build diversity that gives togetherness and peace in Indonesia. Being a subject of further study is mainly strengthening the concept of pluralist leadership.

Abstrak
Dalam tradisi intelektual Islam, ada tiga persoalan yang selalu dibicarakan terkait kepemimpinan politik dalam negara. Pertama, soal pemimpin yang kurang layak (imāmatul mafḍūl). Kedua, soal pemimpin yang suka maksiat (imāmatul fāsiq). Dan ketiga, soal pemimpin non-Muslim (imāmatul kāfir). Dinamika tersebut menjadi urgen untuk ditelaah terutama dalam ranah pemimpin non-Muslim (imāmatul kāfir). Pertanyaan yang berkembang atas hal tersebut adalah (1) Bagaimana respon intelektual muda Pascasarjana UIN Raden Fatah atas kepemimpinan non muslim?; (2) Bagaimana langkah strategis mengokohkan kebhinekaan dengan meminimalisir perdebatan kepemimpinan non muslim perspektif intelektual muda Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang ?. Kedua nya berdaya guna terutama kontribusi dalam membangun kebhinekaan yang memberikan kebersamaan dan kedamaian di Indonesia. Menjadi bahan kajian lanjutan terutama penguatan konsep kepemimpinan yang pluralis.

Keywords: tradition, leadership, intellectual; Tradisi, Kepemimpinan, Intelektual

  1. Adinata, Surya Adinata, 2015, “Analisis terhadap Penafsiran FPI Mengenai Ayat Pemimpin Non-Muslim, Jurnal Ushuluddin, Vol.2, Nomor. 2. Januari-Juni
  2. Ahmad, Rumadi “Pilkada Sehat dan Cerdas Tanpa Sara”, dalam Umar Syarifuddin, “Tentang Politisasi Agama, dari http://hizbut-tahrir.or.id,
  3. Badruddin Al-Hamawi As-Syafi’i, 1988, Tahrirul Ahkam fi Tadbiri Ahlil Islam, Qatar: Daruts Tsaqafah
  4. Budiarjo, Miriam, 1987, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Media,
  5. Cholil, Suhadi, 2008, , Resonansi Dialog Agama dan Budaya: Dari Kebebasan Beragama, Pendidikan Multikultural, Sampai RUU Anti Pornografi , Yogyakarta: Center for Religious & Cross-Cultural Studies, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada
  6. Denny J.A.; Fransiskus Surdiasis, 2006, Catatan Politik, Yogyakarta : LKIS
  7. Efendy, Bahtiar, 2002, Islam dan Negara: Transformasi Pemikiran dan Paktik Politik Islam di Indonesia, Jakarta: Paramadina
  8. Ilham, 2016, Kepemimpinan Non Muslim: Respon Masyarakat Lenteng Agung Jakarta. Jakarta: UIN Syahid
  9. Karim, Muljawan, 2000, Rindu Pancasila: Merajut Nusantara, Jakarta : Buku Kompas, 2010, hal. 5; Bonnie Setiawan, Perjuangan Demokrasi Dan Masyarakat Sipil : Reposisi dan Peran ORNOP/LMS di Indonesia, Jakarta: INFID
  10. Khalik, Abu Tholib, 2014, Pemimpin Non-Muslim dalam Perspektif Ibnu Taimiyah, Analisis: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14, Nomor 1, Juni
  11. Latif, Yudi, Idi Subandy Ibrahim, 2011, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
  12. Liddle, R. William, “Skripturalisme Media Dakwah: Sebuah Bentuk Pemikiran dan Aksi Politik Islam di Indonesia Masa Orde Baru”, dalam Mark R. Woodward (ed) 1998, Jalan Baru Islam: Memetakan Paradigma Murakhir Islam Indonesia, Bandung: Mizan
  13. Mahir, Ahmad Agha, 2011, Yahudi; Catatan Hitam Sejarah, Terj. YodiIndrayadi, Jakarta: Qisthi Press,
  14. Maliki, Zainudin, 2005, Agama Rakyat Agama Penguasa: Konstruksi Tentang Realitas Agama dan Demokratisasi, Jogjakarta: Galang Press
  15. Mujar, Ibnu Syarif Mujar, 2006, Presiden Non Muslim: Tinjauan dari Perspektif Politik Islam dan Relevansinya dalam konteks Indonesia, Jakarta: Sinar Harapan
  16. Naldi, Wahyu, 2015, fenafsiran Terhadap Ayat-Ayat Larangan Memilih Pemimpin Non-Muslim Dalam Al-Qur’an (Studi Komparasi Antara M Quraish shihab dan Sayyid Quthb).Jogjakarta: UIN Suska
  17. Noer, Deliar, 2003, Islam dan politik, Jakarta: Yayasan Risalah
  18. Oneill, Jhon, 2009, Islam and Demise of Clasical civilization, USA: Ingram Book Group
  19. Romli, Mohamad Guntur ; Nong Darol Mahmada, 2013, Islam Tanpa Diskriminasi : Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin, Jakarta Rehal Pustaka
  20. Sjadzali, Munawir, 1990, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta: UI Press,
  21. Suyitno, Heri Junaidi, Abdul Hadi, 2009, Negara Bangsa Versus Negara Syari’ah, Jogjakarta: Gamamedia Pratama, 2009
  22. Syamsuddin, M. Din, 1993, “Upaya Pencarian Konsep Tentang Negara Dalam Islam”, Jurnal Ulumul Qur’an, No.5, Vol. VI, Jakarta: LSAF
  23. Syarifuddin, Rahmad, 2016, Pengangkatan Pemimpin Non-Muslim Dalam Al-Qur’an (Studi Penafsiran M.Quraish Shihab Dalam Tafsīr Al-Misbah, Semarang: UIN Wali Songo
  24. Tripada, Arif, “Pro Kontra Memilih Pemimpin Non Muslim” dalam http://www.kompasiana.com
  25. Wahid, Abdurrahman ; Kacung Marijan; Ma’mun Murod Al-Brebesy, 2000, Mengurai Hubungan Agama dan Negara, Jakarta : Grasindo
  26. Wahid, Wawan Gunawan Abdul, 2015, Fikih Kebhinekaan, Bandung: Mizan.

Open Access Copyright (c) 2018 Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

View My Stats
apps