SPIRITUALITAS MURIA: AKOMODASI TRADISI DAN WISATA

Ahmad Falah*  -  STAIN Kudus, Indonesia

(*) Corresponding Author

Tradition of “nyekar” which is very familiar among Javanese society, especially in the grave yard Muria Kudus Central Java. This research revealed that most of the visitor of the grave are for getting tabarrukan , some kind safety and ease in any effort in their life, mastering any knowledge, and linuwih, getting for healing from any desease, and asking for blessing for their descendants. The visit to the grave impacted much to the society living, both economically and socially. In the perspective of economy, more than 1.500 force workers depended much the existence of Muria. The other impact are the local solidarity, social competition, and job opportunity, that resulted in the growth of pragmatism among Muria society members.

***

Tradisi “nyekar” sangat dikenal oleh orang Jawa, khususnya di makam Muria Kudus Jawa Tengah. Penelitian ini mengungkap bahwa kebanyakan peziarah makam ini bertujuan untuk mendapatkan keberkahan (tabarrukan), keamanan dan kemudahan dalam hidup, menguasai ilmu linuwih, disembuhkan dari penyakit, dan mengharapkan kebaikan dari nenek moyang. Kunjungan mereka ke makam itu memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam perspektif ekonomi, lebih dari 1.500 tenaga kerja tergantung pada keberadaan makam Muria. Dampak yang lain adalah slidaritas setempat, kompetisi sosial, dan kesempatan kerja yang mengakibatkan munculnya tumbuhnya pragmatisme di kalangan anggota masyarakat Muria.

Keywords: Muria; nyekar; tabarrukan; makam; blessing

  1. Abdul Kholiq, “Paradigma Spiritualitas dalam Tradisi Sinoman: Pengamatan Atas Tradisi Sinoman dalam Masyarakat Demak,” Laporan Penelitian Individual, Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2002
  2. Abdul Muhaya dkk., “Paradigma Spiritual dalam Gerakan Politik,” Laporan Penelitian Kolektif Kompetitif Depag RI, tidak diterbitkan, Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2001.
  3. Abdullah Irwan, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
  4. Ahmad Najib Burhani, Sufisme Kota, Berpikir Jernih Menemukan Spiritual Positif, Jakarta: Serambi, 2001.
  5. Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Bandung: Pustaka Jaya, 1981.
  6. Elly Setiadi dkk., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2007.
  7. Foley, W. A., Anthropological Linguistics: an Introduction. Oxford: Blackwell, 1997.
  8. Henri Chambert-Loir dan Claude Guillot, Ziarah dan Wali di Dunia Islam, Jakarta: Serambi, Forum Jakarta Paris dan EFEO, 2003.
  9. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=248849&kat_id=13, diakses pada tanggal 17 Juni 2006.
  10. Imam Sanusi, HM.., Perjuangan Syaikh K.H. Ahmad Mutamakkin, Kajen-Pati: tanpa penerbit, 1428H/2007.
  11. Jeffrey Lang: Struggling to Surrender and Even Angels Ask: A Journey to Islam in America, Diterjemahkan, Bahkan Malaikat pun Bertanya: Membangun Sikap Islam yang Kritis, Jakarta: Serambi, 2001.
  12. Kaplan, D., dan Albert, A. M. 1999. Teori Budaya. Diterjemahkan oleh Landung Simatupang. Yogyakarta: Pusat Pelajar.
  13. Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, Jakarta: Pustaka Jaya, 1984.
  14. Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
  15. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Radar Jaya Offset, 2000.
  16. Leonard Siregar, “Antropologi dan Konsep Kebudayaan,” Jurnal Antropologi Papua, vol. 1, no. 1, Agustus, 2002.
  17. Lihat Rohidi, Tjetjep Rohendi, Ekspresi Seni Orang Miskin: Adaptasi Simbolik terhadap Kemiskinan, Bandung: Penerbit Nuansa, 2000.
  18. Mark R. Woodward, Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan, Yogyakarta: LkiS, 1999.
  19. Mawla Abdul Rahman al Jami, Ensiklopedi Tokoh Sufi, Yogyakarta, Beranda, 2007
  20. Naisbitt & Patricia Aburdene, Megatrend, 2000.
  21. Nur Syam, Islam Pesisiran, Jogyakarta: LKIS, 2005.
  22. Peter C. Hill and Ralph W. Hood, Measures of Religiousity, Birmingham, Alabama: Religious Education Press, 1999.
  23. Profile Desa Colo, 2009.
  24. Robert Hefner, Geger Tengger: Perubahan Sosial dan Perkelahian Politik, Yogyakarta: Lkis, 1999.
  25. Ruslan dan Arifin Suryo Nugroho, Ziarah Wali; Wisata Spiritual Sepanjang Masa, Yogyakarta: Pustaka Timur, 2007.
  26. S. Soebardi, Serat Cabolek: Kuasa, Agama, Pembebasan: Pengadilan K.H. A. Mutamakin dan Fenomena Syaikh Siti Jenar, Bandung: Nuansa, 2004.
  27. Seyyed Hossein Nasr, The Garden of Truth Mereguk Sari Tasawuf, Mizan, Bandung, 2010.
  28. Sudikan, S. Y. Metode Penelitian Kebudayaan, Surabaya: Unesa Unipress bekerja sama dengan Citra Wacana, 2001.
  29. Sunardjo, H., Ramayana Indonesian Wayang Show, Jakarta: Djambatan, 1997.
  30. Suwardi Endraswara, Falsafah Hidup Jawa, Tangerang: Cakrawala, 2003.
  31. Wawancara dengan Bukhori, tanggal 2 September 2010.
  32. Wawancara dengan Fatkhul Muarif tanggal 3 September 2010.
  33. Wawancara dengan Hadi Pujowiyono, tanggal 18 September 2010.
  34. Wawancara dengan Ibu Sunarti (43) tanggal 2 September 2010.
  35. Wawancara dengan Kepala Desa Colo, pada tanggal 18 September 2010 .
  36. Wawancara dengan M. Shohib, juru kunci makam Sunan Muria, tanggal 2 September 2010.
  37. Wawancara dengan Masthur, juru kunci makam Sunan Gadung, tanggal 2 September 2010.
  38. Wawancara dengan Pak Jaya (38) tanggal 2 September 2010.
  39. Wawancara dengan Pak Saifullah, petani asal Demak tanggal 1 September 2010.
  40. Wawancara dengan Pak Sudadi (40) tanggal 2 September 2010.

Open Access Copyright (c) 2022 Ahmad Falah
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Institute for Research and Community Services (LP2M)
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Rectorate Building, 3rd Floor
Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang, Central Java, Indonesia
Email: walisongo@walisongo.ac.id

 

 
apps