PEACEFUL JIHĀD DAN PENDIDIKAN DERADIKALISASI AGAMA

Sulasman Sulasman*  -  State Islamic University (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, Indonesia

(*) Corresponding Author

The Islamic Boarding School (Pondok Pesantren) Miftahul Huda was originatelly identical with the radicalism movement not only because of its exclusivism in religious activities, the criticism  toward the government, but also the identification of its members with DI/TII movement and FPI. In line with internal and external dynamics, this boarding school reoriented its movement from physical jihād  to the path of education and peaceful dakwah or in Lukens-Bull’s perspective it is so-called peaceful jihād. The process of self-domestication and the movement of de-radicalization in this boarding was executed by six ways. They are internalizing the values of boarding school, increasing the Islamic perspective, adopting schools system, providing the education of hubb al-waṭan, using local wisdom, and developing skill education. The strategy of de­-radicalization applied by Miftahul Huda Islamic Boarding School is divided into three efforts; preventive de-radicalization, preservative de-radicalization, and curative de-radicalization. The results was shown that the students, alumni, and the boarding schools incorporated in Miftahul Huda Islamic boarding school networking system that appears in peace, moderate, and tolerance appearance.

Keywords: Islam; jihād; pendidikan; deradikalisasi; pesantren

  1. Agusandi, Insan M., “Perkembangan Pondok Pesantren Miftahul Huda dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan Kabupaten Tasikmalaya (1980-2009),” skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah UPI Bandung, 2013.
  2. As’ad, Mahrus, “Sumbangan Pendidikan Pesantren terhadap Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional,” disertasi, tidak diterbitkan, Bandung: Pascasarjana UIN SGD, 2010.
  3. Azra, Azyumardi, Pergolakan Politik Islam: Dari Fundamentalisme, Modernisme hingga Postmodernisme, Jakarta: Paramadina,1996.
  4. Effendi, Bahtiar dan Hendro Prasetyo (ed.), Radikalisme Agama, Jakarta: PPIM-IAIN,1998.
  5. Esposito, John L, The Islamic Threat Myth or Reality? Oxford: Oxford University Press, 1992.
  6. Fattah, KH. Abdul, Awal Mula Uwa Ajengan Datang Ke Manonjaya, Bandung: CV. Wahana Iptek Bandung, 2010.
  7. Fazari, Mahdar, Ikhlas Mengabdi: Biografi Uwa Ajengan Pendiri Pondok Pe¬santren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya Jabar, Tasikmalaya: Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda,1996.
  8. Hanafi, Hassan, Agama, Kekerasan dan Islam Kontemporer, terj. Ahmad Najib. Yogyakarta: Jendela, 2001.
  9. Hefner, Robert W, Making Modern Muslims; The Politics of Islamic Education in Southeast Asia, Univerity of Hawaii Press, 2009.
  10. Hidayat, Komaruddin, Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan Krisis Modernisme, Jakarta: Paramadina, 1998.
  11. Horikoshi, Hiroko, Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta: P3M, 2001.
  12. al-Jabiri, Muhammad Abid, Agama, Negara dan Penerapan Syariah, Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2001.
  13. Lukens-Bull, Ronald, A Peaceful Jihād: Negotiating Identity and Modernity in Muslim Java, New York: Palgrave Macmillan, 2005.
  14. Martin van Bruinessen, “Tradisionalist and Islamist Pesantrens in Contemporary Indonesia”, dalam Farish A. Noor, et.al. (ed.), The Madrasa in Asia, Political Activism and Transnational Linkages, Amsterdam: Amsterdam University Press, 2008.
  15. Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidkan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: Indonesian-Netherlands Coperation in Islamic Studies, 1994.
  16. Mustari, Mohamad, Peranan Pesantren dalam Pembangunan Pendidikan Masyarakat Desa, Yogyakarta: MultiPress, 2011.
  17. Pesantren Miftahul Huda, Sejarah Berdirinya Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, Tasikmalaya, 1969.
  18. Pondok Pesantren Miftahul Huda, Demografi Sekterariat Pondok Pesantren Miftahul Huda, Tasikmalaya, 2012.
  19. S.S. Misra, “Islamic Terrorism in Indonesia”, dalam ASIAN Affairs, September 2003 2003.
  20. Steenbrink, Karel A, Pesantren, Madrasah dan Sekolah, Jakarta: LP3ES, 1994.
  21. Sunarya, Yuyun, “Hubungan Fungsional Radio FM Rasimuda terhadap Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya-Tasikmalaya,” skripsi, Yogyakarta: Jurusan KPI Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2008.
  22. Syahidin, “Komunikasi Kyai-Santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya dalam Membina Kepribadian; Suatu Upaya Pengembangan Komunikasi Guru-Murid dalam Pendidikan Umum,” tesis, tidak dipublikasikan, Bandung: IKIP Bandung, 1994.
  23. Tebba, Sudirman, Islam Pasca Orde Baru, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001.
  24. Wawancara:
  25. KH. Abdul Fatah (75 Tahun), salah satu Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya, 12 Pebruari 2015.
  26. KH. Asep Maoshul (53 Tahun), Pimpinan Umum Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya, 12 Pebruari 2015.
  27. KH. Ahmad Syafi’i (49 Tahun), Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Faqih, cabang Pondok Pesantren Miftahul Huda Pusat Manonjaya Tasikmalaya, 12 Pebruari 2015.
  28. KH. Abdul Aziz Affandy (51 Tahun), salah satu Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya, 23 Januari 2015.
  29. KH. Sholeh Nasihin (63 Tahun), salah satu Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya, 5 Pebruari 2015.
  30. KH. Saeful Uyun (62 Tahun), Ketua Hamida (Himpunan Alumni Miftahul Huda) dan Pimpinan Pondok Pesantren Gempalan, Kecamatan Panjalu, Ciamis, 22 Januari 2015.

Open Access Copyright (c) 2015 Sulasman Sulasman
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Institute for Research and Community Services (LP2M)
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Rectorate Building, 3rd Floor
Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang, Central Java, Indonesia
Email: walisongo@walisongo.ac.id

 

 
apps