Pengembangan Kawasan Industri Ramah Lingkungan Sebagai Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem (Studi Kasus di Taman Industri BSB Semarang)

Anif Rizqianti Hariz*  -  Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo, Indonesia
Purwanto Purwanto  -  Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
Suherman Suherman  -  Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

(*) Corresponding Author
Kawasan industri merupakan suatu kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri. Sumber daya dan energi yang dibutuhkan dalam penyediaan sarana dan prasarana tersebut, serta bahan baku yang digunakan dalam industri, menyebabkan terjadinya eksploitasi berbagai sumber daya alam, yang apabila eksploitasi tersebut tidak terkendali akan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Aktivitas industri memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi di sisi lain juga mendorong terjadinya kerusakan lingkungan. Keberadaan kawasan industri dalam sebuah ekosistem tentunya akan menimbulkan dampak dan perubahan pada ekosistem tersebut. Padahal dalam ekosistem sendiri terdapat berbagai macam komponen yang menyusunnya, baik itu komponen biotik maupun abiotik. Untuk itu, muncul sebuah konsep yang disebut konsep industri hijau, yaitu kawasan industri yang ramah lingkungan, sehingga dapat dicapai manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial sebanyak mungkin. Dan tujuan jangka panjang dari konsep ini adalah untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan industri pada kawasan industri. Proses pengembangan kawasan industri terus dilakukan agar dapat menjadi kawasan industri hijau. Taman Industri BSB merupakan salah satu kawasan industri di Semarang yang sedang berkembang. Dalam penelitian ini dilihat hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengembangan Taman Industri BSB menjadi kawasan industri hijau. Metode yang digunakan dalam pemilihan strategi adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dapat dilakukan pada tahap awal pengembangan adalah melakukan pembelian bahan baku bersama antar industri sejenis dalam kawasan, pengoperasian IPAL kawasan untuk mengolah air limbah secara komunal, dan kerjasama antara industri dalam kawasan dan masyarakat sekitar dengan mengembangkan industri kecil daur ulang.
  1. Fleig, Anja-Katrin. 2000. Eco-Industrial Parks, A Strategy towards Industrial Ecology in Developing and Newly Industrialised Country. Deutshce Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH. Eschborn.
  2. Hadiwijoyo, R. 2014. Model Pengembangan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan dengan Tinjauan Penggunaan Energi di Kawasan Industri Krakatau Cilegon. Disertasi Program Doktor Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro.
  3. Jelinski, L. W., T. E. Graedel, R. A. Laudise, D. W. McCall, dan C. K. Patel. 1992. Industrial ecology: concepts and approaches. Proceedings of the National Academy of Sciences, 89 (3), 793-797.Lowe, Ernest A. 2001. Eco-industrial Park Handbook for Asian Developing Countries. www.indigodev.com diunduh pada tanggal 26 Januari 2015.
  4. Lowe, Ernest A. 2001. Eco-industrial Park Handbook for Asian Developing Countries. www.indigodev.com diunduh pada tanggal 26 Januari 2015.
  5. Purwanto. 2005. Penerapan Produksi Bersih di Kawasan Industri. Seminar Penerapan Program Produksi Bersih Dalam mendorong Terciptanya Kawasan Eco-industrial di Indonesia. Jakarta.
  6. Rangkuti, Freddy. 2010. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
  7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Open Access Copyright (c) 2018 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
apps