Fenologi Bunga Zinnia sp dan Potensinya Sebagai Refugia Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum)

WAHYUNI UMAMI HARAHAP*  -  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Wizni Fadhillah  -  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Dian Retno Intan  -  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

(*) Corresponding Author

Budidaya tanaman cabai di Indonesia saat ini sangat bergantung terhadap penggunaan pestisida sintetik.  Pestisida sintetik sangat buruk terhadap kelestarian lingkungan seperti berkurangnya jumlah dan jenis musuh alami. Kondisi tersebut mendorong penemuan teknik pengendalian hama dan penyakit yang lebih ramah lingkungan seperti penggunaan refugia. Refugia yang sering digunakan adalah Zinnia sp. Namun morfologi Zinnia sp belum banyak diketahui terutama tentang penologi bunga sehingga sulit menentukan waktu penanaman yang tepat agar efektif dalam mengendalikan hama. Hal ini yang menjadi dasar dilakukannya penelitian penggunaan refugia Zinnia sp pada tanaman cabai.  Penelitian ini dilakukan dengan penanaman refugia Zinnia sp sebanyak 20 tanaman di setiap pinggir bedengan. Pengamatan dilakukan dengan mengamati perkembangan bunga Zinnia sp setiap hari serta mengidentifikasi hama dan musuh alami.  Berdasarkan hasil pengamatan diketahui serangga menyukai bunga Zinnia sp pada fase X sampai XII. Hama yang ditemukan pada lahan adalah orong-orong (Gryllotalpa sp.), lalat pengorok daun (Liriomyza sp.), kutu kebul (Aphis craccivora), trips (Thrips spp.), tungau (P. latus), lalat buah (Bactrocera spp.). Musuh alami  yang ditemukan pada lahan adalah Hemiptarsenus varicornis, Eriborus argenteopilosus, Menochilus sexmaculatus. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Zinnia memiliki potensi yang tinggi untuk digunakan sebagai refugia dan penanaman Zinnia sp sebaiknya dilakukan satu bulan lebih awal dari penanaman cabai.

Keywords: Cabai, Refugia, Zinnia sp

  1. (1) Erdiansya, I. Dwi, R,K. Damanhuri. 2018. Pemanfaatan Tanaman Bunga Marigold dan Kacang Hias Terhadap Populasi Arthropoda Pada Tanaman Padi Sawah. J. Agriprima. 2(2). 117-125.
  2. (2) Ribeiro, A . Lessando M dan Gontijo. 2017. Alyssum flowers promote biological control of collard pests. J. Bio Control. 62. 185 – 196.
  3. (3) Mangoendidjojo, W. 2003.Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
  4. (4) Setiawati, W., B.K. Udiarto, dan T.A. Soetiarso. 2008. Pengaruh Varietas dan Sistem Tanam Cabai Merah terhadap Penekanan Populasi Hama Kutu Kebul. J. Hort. 18(1):55-61.
  5. (5) Allifah,A, Rosmawati,T. Zamrin, J. 2019. Refugia Ditinjau Dari Konsep Gulma Pengganggu Dan Upaya Konservasi Musuh Alami. J. Bio Sel. 8 (1). 82-89.
  6. (6) Pusat data dan sistem informasi Pertanian.2016. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura Cabai. Sekretariat Jenderl Kementeria Pertanian. Jakarta. 92 Hal.
  7. (7) BPTP Jambi. 2014. Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai serta Pengendaliannya. Kementerian Pertanian. Jakarta. 26 Hal.
  8. (8) Hendrival. Purnama, H dan ali, N. 2011. Keanekaragaman dan Kelimpahan Musuh Alami Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae) pada Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. J. J. Entomol. Indon., 8(2). 96-10.

Open Access Copyright (c) 2021 Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
apps