ETHNOOCEANOGRAPHY DAN TITIK TEMU ASPEK SYAR’I DALAM PENENTUAN AWAL BULAN RAMADHAN DAN SYAWAL OLEH JOGURU KESULTANAN TIDORE

Salnuddin Salnuddin*  -  Program studi Ilmu Kelautan- Fak Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate, Indonesia
I Wayan Nurjaya  -  Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK – IPB, Bogor.
Indra Jaya  -  Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK – IPB, Bogor.
Nyoman M.N Natih  -  Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK – IPB, Bogor.

(*) Corresponding Author

Supp. File(s): common.other

Ethnooceanography and the intersection of shar'i aspects to determination of the early of Ramadan and Shawwal by Joguru Sultanate of Tidore. The determination of the early of the new month of Ramadan and Shawwal was very important for Muslims because it is related to the time of worship. Judge syara 'The Sultanate of Tidore (Joguru) has long applied the method of determining the early month of Hijri (Ramadan and Shawwal) through tidal movement observed on "akebai" included in ethooceanography and called Joguru Method (MJ). Hilal that has never been seen in Tidore and its surrounding areas in the long-term cycle of moon (34 years) caused its early moon to be inapplicable due to non-fulfillment of the requirement of hisab (hadith). MJ makes observation (rukyat) change of tidal movement on "akebai" is "ijtihād". The appropriateness of the scientific aspects of ethnoocaenography and the intersection of the shar'i aspects make it a comparative method of determining the beginning of the new month of Hijri in astronomy (hilāl). Required the expansion of the meaning of the “hilāl” as an indicator of the beginning of the month of the Hijri calendar.

[]

Ethnooceanography dan titik temu aspek Syar’i dalam penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal oleh Joguru Kesultanan Tidore. Penentuan awal bulan baru Ramadhan dan Syawal sangat penting bagi umat Islam karena berkaitan dengan waktu ibadah. Hakim syara’ Kesultanan Tidore (Joguru) telah lama mengaplikasikan metode penentuan awal bulan baru Hijriah (Ramadhan dan Syawal) melalui pergerakan pasang surut yang terpantau pada “akebai” termasuk dalam ethooceanography dan disebut dengan Metode Joguru (MJ). Hilal yang tidak pernah terlihat di wilayah Tidore dan sekitarnya selama siklus jangka panjang (34 tahun) menyebabkan hisab awal bulan tidak dapat diaplikasikan akibat tidak terpenuhinya persyaratan hisab (hadis). MJ melakukan peng­amatan (rukyat) perubahan tinggi air pada “akebai” adalah “ijtihad”. Terdapat ke­sesuaian aspek sains dari ethnoocaenography serta titik temu aspek syar’i yang menjadikan MJ berpotensi sebagai metode utama sekaligus sebagai metode pem­banding dari metode umum dalam penentuan awal bulan baru Hijriah. Diperlukan perluasan makna kata “hilal” sebagai indikator awal bulan baru penanggalan Hijriah.

Supplement Files

Keywords: Joguru, Akebai, ethooceanography, ḥadīth; ijtihād

  1. Anwar S., "Perkembangan Pemikiran tentang Kalender Islam Internasional", dalam: Musyawarah Ahli Hisab dan Fikih Muhammadiyah, Yogyakarta. 21-22 Jumadis Saniah 1429 H / 25-26 Juni 2008. Yogyakarta.
  2. Azhari S., "Ilmu Falak: Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern", Suara Muhammadiyah, 2007.
  3. __________, "Perkembangan Kajian Astronomi Islam di Alam Melayu", dalam Journal of Fiqh. 7, 2010,
  4. __________, "Penyatuan Kalender Islam: Mendialogkan Wujūd al-Hilāl dan Visibilitas Hilal", dalam Jurnal Ahkam, Vol. XIII No. 2, 2013.
  5. Butikov EI., "A Dynamical Picture of The Oceanic Tides", dalam American Journal of Physics, Vol. 70 No. 10, 2002.
  6. Chen Y, Chen G, Yeh H, Jeng D., "Estimations of Tidal Characteristics And Aquifer Parameters Via Tide-Induced Head Changes in Coastal Observation Wells", dalam Hydrology and Earth System Sciences Discussions, Vol. 7 No. 6, 2010.
  7. Dinata Y., Rumus dan Parameter Variabel Fase Hilal Awal Bulan Penentu Garis Tanggal Kalender Hijriah Internasional, dalam Proceding International Conference on Qur’anic Studies Centre of Qur’anic Studies (PSQ), Jakarta, 15-16 Februari, 2014.
  8. Djamaluddin T., "Faktor Penting Dalam Penentuan Kriteria Hisab Rukyat (Handout)", dalam Prosiding Seminar Nasional Hilal. Lembang – Jawa Barat-19 Desember 2009/2 Muharram 1431 H, Kelompok Keilmuan Astronomi dan Observatorium Bosscha, FMIPA–ITB, Observatorium Bosscha, FMIPA–ITB, 2009.
  9. Djamaluddin T., "Visibilitas Hilal di Indonesia", Warta LAPAN, Vol. 2, 2010.
  10. Gasalla MA, Diegues AC, "People’s Seas: “Ethnooceanography” As An Interdisciplinary Means to Approach Marine Ecosystem Change", dalam World Fisheries: A Social-Ecological Analysis, Wiley-Blackwell, Oxford, UK, 2011.
  11. Izzuddin A., "Dinamika Hisab Rukyat di Indonesia", dalam Istinbath Jurnal Hukum, Vol. 12, 2015.
  12. Jannah S., "Urgensi Hisab dan Rukyat Pasca UU No. 3 Tahun 2006", dalam Jurnal Al-Mawarid (Jurnal Hukum Islam), 2007.
  13. Kementerian Agama Republik Indonesia, Ilmu Falak Praktik, Jakarta:, Sub Direktorat Pembinaan Syari’ah dan Hisab Rukyat, Direktorat Urusan Agama Islam & Pembinaan Syari’ah, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, Cet. I, November 2013.
  14. Love A., "The Yielding of the Earth to Disturbing Forces" dalam Proceedings of the Royal Society of London, Series A. 82, 1909.
  15. Marasabessy B., "Tuan Guru: The Cap Muslim Muslim Phylosophy Education System", MAKARA of Social Sciences and Humanities, Series. 8, 2010.
  16. Maskufa, Widiana W., "Titik Kritis Penentuan Awal Puasa dan Hari Raya di Indonesia", Jurnal AHKAM, 12, 2012.
  17. Maskufa M., "Ilmu Falak: Relasi Harmonis Antara Agama dan Sains", dalam Jurnal Akademika, Vol. 18, 2013.
  18. Nashirudin M., "Tinjauan Fikih dan Astronomis Penyatuan Matlak", dalam Ijtihad: Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, Vol. 12, 2012.
  19. Nuruddin A, bin Khattab IU., Studi tentang Perubahan Hukum dalam Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 1987.
  20. Odeh M, Accurate Times 5.3.6 Software, Islamic Crescents' Observation Project (ICOP), 2013.
  21. Probojo L., Ritual Guardians Versus Civil Servants As Cultural Brokers In The New Order Era: Local Islam In Tidore, North Maluku 1, dalam Indonesia and the Malay World, Vol. 38 No. 110, 2010.
  22. Pugh DT., Tides, Surges and Mean Sea-Level, (reprinted with corrections), John Wiley & Sons Ltd., 1996.
  23. Rusmin PH, Harsoyo A, Supriatna A, Rohman AS., "Validasi Atas Dua Pemahaman Kata Ahillah dalam Surah al-Baqarah [2]: 189", dalam Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qur'an, Serang, 2013.
  24. Salimi M., "Visibilitas Hilal Minimum: Studi Komparatif antara Kriteria Depag RI dan Astronomi", 2005.
  25. Salnuddin, Nurjaya; IW, Jaya; I, Natih; NM., "Perhitungan Tunggang Air Pasang Surut Berdasarkan Kearifan Lokal Masyarakat Suku Sama di Wilayah Timur Indonesia", dalam Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, 2015.
  26. __________, "Variasi Amplitudo Konstituen Harmonik Pasang Surut Utama di Stasiun Bitung", dalam Ilmu Kelautan, Indonesian Journal of Marine Sciences, Vol. 20, 2015.
  27. Siddiq S., "Studi Visibilitas Hilal Dalam Periode 10 Tahun Hijriyah Pertama (0622 - 0632 CE) Sebagai Kriteria Baru Untuk Penetapan Awal Bulan-Bulan Islam Hijriyah", dalam Prosiding Seminar Nasional Hilal. Lembang – Jawa Barat-19 Desember 2009/2 Muharram 1431 H, Kelompok Ke¬ilmuan Astronomi dan Observatorium Bosscha, FMIPA–ITB, Obser¬vatorium Bosscha, FMIPA–ITB, 2009.
  28. Suhardiman S., "Kriteria Visibilitas Hilal dalam Penetapan Awal Bulan Kamariah di Indonesia", dalam Khatulistiwa, Vol. 3, 2013.
  29. Vaniček P., The Earth Tides, Department of Surveying Engineering, University of New Brunswick, 1973.
  30. Widyantoro BT., "Karakteristik Pasang Surut Laut di Indonesia", dalam Jurnal Ilmiah Geomatika, Vol. 20 No. 1, 2014.
  31. Yallop BD., "A Method for Predicting the First Sighting of the New Crescent Moon", dalam NAO Technical Note, 1997.
  32. Yoder CF, Williams JG, Parke ME., Tidal Variations of Earth Rotation, dalam Journal of Geophysical Research: Solid Eart, Vol. 86 (B2), 1981.

Open Access Copyright (c) 2017 Al-Ahkam

Publisher
Faculty of Sharia and Law Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
in collaboration with Indonesian Consortium Sharia Scholar (KSSI)
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: 024 7601291
https://fsh.walisongo.ac.id/
email: alahkam@walisongo.ac.id

 Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

View:  Visitor | Country  

 
apps