DESAIN STUDENT CENTER UIN WALISONGO SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Afiyatin Afiyatin*  -  Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo, Indonesia
Shofiyah Nurmasari  -  Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo, Indonesia

(*) Corresponding Author

Secara umum Desain Student Center UIN Walisongo Semarang dengan fokus pada konsep arsitektur bioklimatik. Latar belakang penelitian adalah tidak terpusatnya gedung PKM yakni pusat kegiatan mahasiswa yang ada serta penggunaan ruang yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan merancang Student Center yang nyaman dan berkelanjutan sesuai dengan konsep arsitektur bioklimatik. Data diperoleh melalui studi literatur, studi kasus, dan wawancara. Hasil analisis menghasilkan konsep-konsep yang mencakup tema, bentuk, tapak, fungsi, ruang, dan utilitas. Student Center ini dirancang agar mendukung pembelajaran, pengembangan keterampilan, serta relaksasi mahasiswa dalam berbagai aktivitas perkuliahan baik akademik maupun non-akademik.

Keywords: Uin Walisongo; student center; bioklimatik; Semarang

  1. Adi, A. R (2017). Kajian konsep ekologis pada gedung perpustakaan pusat UGM. Jurnal Atrium. Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 69-83
  2. Ali, M. M. (2008). Energy efficient architecture and building systems to address global warming. Leadership and Management in Engineering.
  3. Astuti, Z B; Kusumawanto, A. 2014. Green Urban Waterfront Management Case of Solo, Indonesia. Journal Of Architecture & Environment 13.2: pp. 175-194.
  4. Aulia, D. N. (2005). Permukiman yang berwawasan lingkungan. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4, 1-5.
  5. Chan, A., & Chow, T. (2014). Calculation of overall thermal transfer value for commercial buildings constructed with naturally ventilated double skin Facade in subtropical Hong Kong. Energy and Buildings, 69, 14-21.
  6. Frick, H. (1998). Dasar-dasar arsitektur ekologis. Yogyakarta: Kanisius.
  7. Green Building Council Indonesia. (2013). Greenship untuk bangunan baru v1.2.
  8. Haynes, R. 2010. Embodied Energy Calculations within Life Cycle Analysis of Residential Buildings
  9. Loekita, S. (2006). Analisis konservasi energi melalui selubung bangunan. Dimensi Teknik Sipil, 8, 93-98.
  10. Omer, A M. 2008. Energy, Environment and Sustainable Development. ELSEVIER Renewable and Sustainable Energy Reviews 12: pp. 2265–2300
  11. Radhi, H. 2009. Evaluating The Potential Impact of Global Warming on The UAE Residential Buildings–A Contribution to Reduce The CO2 Emissions. ELSEVIER Building and Environment 44: pp. 2451–2462
  12. Ryn, S. V., & Cowan, S. (2006). Ecological design redux. Buildings for the 21st Century, 14.
  13. Titisari, E. Y., Triwinarto, J., & Suryasari, N. (2012). Konsep ekologis pada arsitektur di Desa Bendosari. Jurnal RUAS, Volume 10 N0 2, 1693-3702.
  14. Verbeck, B. J., & Lakey, J. S. (1998). Ecological aesthetics, humane design. ASCE Engineering Approaches to Ecosystem Restoration, 1-6.
  15. Widigdo C. W., & Canadarma, I. K. (2008). Pendekatan ekologi pada rancangan arsitektur sebagai upaya mengurangi pemanasan global. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Hidup.

Open Access Copyright (c) 2023 Journal of Islamic Art and Architecture (JIAA)
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Indonesia

apps