Riyadhah: The model of the character education based on sufistic counseling

Agus Samsul Bassar*  -  Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya, Tasikmalaya, Indonesia
Aan Hasanah  -  Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, Indonesia

(*) Corresponding Author

The purpose of education did not only build intelligent people, but also built a strong character and noble character based on the noble values of the nation and religion. Then, a quality and holistic character education becomes a necessity for the Indonesian people who want to develop the potential of the nations to have spiritual strength, self-control, personality, intelligence, noble character, and the skills needed by themselves, society, nation and state. Character education in Islam is a moral education which is the essence of Islamic teachings. For example, the character education applied by the Sufis with various riyadhah in their zawiyah or ribath under the guidance of the murshid who becomes a role model in the process of habituating and disciplining students. This study aimed to explore the model of the character education based on sufistic counseling with the various riyadhah in guiding students to have noble character. This descriptive study used a qualitative approach by a literature study and case study in the field. The research found that the process of character internalization carried out through various riyadhah is a spiritual practice covering all aspects of life, both worship and muamalah in an effort to maintain a harmonious relationship between humans and Allah, humans with other humans, humans with their environment, and humans with themselves. Therefore, it is be able to clean the spirit and to devote themselves to the Divine, by having character or noble character and always doing good in life.

 

Tujuan Pendidikan selain membentuk insan cerdas, juga membentuk karakter kuat dan akhlak mulia yang berpedoman kepada nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Maka pendidikan karakter yang bermutu dan holistik menjadi sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang ingin mengembangkan potensi diri anak bangsa agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.Pendidikan karakter dalam Islam adalah pendidikan akhlak yang menjadi esensi ajaran Islam. Diantara pendidikan karakter adalah yang dilakukan para sufi dengan berbagai riyadhah di zawiyah atau ribath mereka dibawah bimbingan  guru mursyid yang menjadi role model dan teladan dalam proses pembiasaan dan pembinaan disiplin para murid. Penelitian ini bertujuan untuk menggali model pendidikan karakter berbasis konseling sufistik melalui berbagai riyadhah dalam membimbing para murid agar memiliki karakter atau akhlak mulia.Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengadakan Studi Kepustakaan dan  studi kasus di lapangan. Penelitian menemukan bahwa Proses internalisasi karakter yang dilakukan melalui berbagai riyadhah, merupakan latihan spiritual mencakup seluruh aspek kehidupan, baik ibadah maupun muamalah dalam upaya menjaga hubungan harmonis manusia dengan Allah, manusia dengan manusia lain, manusia dengan lingkunganny, dan manusia dengan dirinya sendiri. Sehingga mampu membersihkan ruhani dan mampu mengabdikan diri kepada Ilahi, dengan memiliki karakter atau akhlak mulia dan senantiasa melakukan kebaikan dalam hidup.

Keywords: riyadhah; holistic; internalization;

  1. Bahri, S. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Sekolah. Ta’allum, 03(01), 57–76. DOI: https://doi.org/10.21274/taalum.2015.3.1.57-76
  2. Kesuma, D. (2011). Pendidikan karakter: kajian teori dan praktik di sekolah. PT Remaja Rosdakarya.
  3. Moenada, M. S. (2011). Bimbingan Konseling dalam Perspektif Al- Qur ’ an dan Al -Hadits. Al-Hikmah, 8(1).
  4. https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/1540
  5. Mts.Serba Bakti. (n.d.). MTs Serba Bakti Didik Siswanya Berthoriqot Sejak Dini. Mts. Serba Bakti. Retrieved May 4, 2020, from https://mtssb-suryalaya.sch.id/read/36/mts-serba-bakti-didik-siswanya-berthoriqot-sejak-dini
  6. Mulyasa, H. . (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Bumi Aksara.
  7. Nasution, H. (1990). Thoriqot Qodiriyyah Naqsyabandiyyah, Sejarah, Asal-usul, dan Perkembangannya (H. Nasution (ed.)). IAILM Press.
  8. Samsul Bahri. (2017). World View Pendidikan Islam tentang Pembentukan Karakter Peserta Didik yang Holistik dan Integratif. Mudarrisuna, 7(2), 179–212. DOI: http://dx.doi.org/10.22373/jm.v7i2.2361.
  9. Samsulbassar, A. (2019). Guidance and Counseling do Inabah Method: Building The Sufis Behaviour as Life Style in Digital Era. Jurnal Konseling Religi, 10(1), 156–173. DOI :http://dx.doi.org/10.21043/kr.v9i2.4609.
  10. Shohibul Wafa Tajul Arifin, A. (1990). Miftah as-Shudur. PT Mudawamah Warohmah.
  11. Shohibul Wafa Tajul Arifin, A. (2009). Uqud al-Juman. PT Mudawamah Warohmah.
  12. Suhrowardi. (2015). Pendidikan keluarga dan Riyadhah dalam pembentukan Karakter. UIN SGD Bandung.
  13. Sutoyo, A. (2017). Model Bimbingan dan Konseling Sufistik untuk Mengembangkan Pribadi Yang 'Alim dan Saleh. Konseling Religi, 8(1), 1–22. DOI : 10.21043/kr.v8i1.2267.
  14. Syarief Hasani, Agus Samsulbassar, Try Riduwan S, A. A. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Metode Inabah.
  15. Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Islami. PT.Remaja Rosdakarya.

Open Access Copyright (c) 2020 Journal of Advanced Guidance and Counseling
License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/
View My Stats
apps