Preservation of Ketuwinan Tradition to Establish Relationships between Communities in Kendal, Indonesia

Fitri Ariana Putri*  -  Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author

The Ketuwinan tradition is a form of spread of Islam in Kaliwungu, Kendal in the 16th century AD. One of the spread of Islam through walisongo is a culture that culturing between culture and religion which is packaged attractively to captivate the hearts of the people to Islam, but is does without abandoning the previous teachings (tradition). This tradition has three wasilah, namely mahabbah, maghfiroh, and syafa'ah. To create a sense of love for the Prophet Muhammad SAW, the people of Kaliwungu, Kendal carried out the Ketuwinan tradition which is still carried on today. This tradition is commemorated on the 12th of Rabiul Awwal to coincide with the birth of Prophet Muhammad saw. The acculturation of this tradition with religion has positive goals in society, so it needs to be preserved. The positive value between communities is to strengthen the friendship. The purpose of this study was to explore the Ketuwinan to establish friendship between communities in Kaliwungu, Kendal. In this study is using qualitative research with a phenomenological approach. And the results of these findings the community continues to preserve existing traditions and teach children about goodness with positive values, namely sharing, giving, giving alms and meeting with relatives to strengthen ties.

Keywords: Ketuwinan Tradition, Gathering, Kaliwungu, Kendal

  1. Abduh Imanulhaq, dalam laman https://jateng.tribunnews.com/2020/10/29/warga- kaliwungu-kendal-gelar-tradisi-weh-wehan-2020, diakses pada hari Kamis, 26 November 2020, pukul 10.15 WIB.
  2. Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, dalam laman https://almanhaj.or.id/3220- wajibnya-mencintai-dan-mengagungkan-nabi-muhammad-wajibnya- mentaati-dan-meneladani-nabi.html, diakses pada hari Rabu, 26 November 2020, pukul 10.59 WIB.
  3. Amin, W. R. (2017). Kupatan, Tradisi Untuk Melestarikan Ajaran Bersedekah, Memperkuat Tali Silaturahmi, Dan Memuliakan Tamu. Al-A’raf : Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat, 14(2). https://doi.org/10.22515/ajpif.v14i2.893.
  4. Arif, Abdul. (2020). “Menengok Kerukunan dalam Tradisi Weh-Wehan”, pada 29 Oktober 2020,dalam laman https://www.ayosemarang.com/read/2020/10/29/66173/menengok-kerukunan-dalam-tradisi-weh-wehan, diakses pada hari Selasa, 24 November 2020, pukul 10.39 WIB.
  5. Djaya, T. R. (2020). Makna Tradisi Tedhak Siten Pada Masyarakat Kendal: Sebuah Analisis Fenomenologis Alfred Schutz. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, 1(06).
  6. Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
  7. Fajrie, Mahfudlah. (2016). Budaya Masyarakat Pesisir Wedung Jawa Tengah: Melihat Gaya Komunikasi dan Tradisi Pesisiran. Wonosobo: Mangku Bumi Media.
  8. Fitriyah, A. (2021). Kajian Etnomatematika terhadap Tradisi Weh-wehan di Kecamatan Kaliwungu Kendal. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 06(01).
  9. Herdiansyah, Haris. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
  10. Malikhah, Nurul Laili. (2019). Nilai-Nilai Dakwah dalam Tradisi Ketuwinan di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Semarang: eprintswalisongo.ac.id
  11. Maryati, Kun dan Juju Suryawati. (2007). Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
  12. Muzzakir. (2018). Dukun dan Bidan dalam Perspektif Sosiologi. Makassar: CV Sah Media.
  13. Rukin. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
  14. Saleh, Akh. Muwafik. (2020). Hari-Hari Mencari Cinta. Yogyakarta: Gema Insani.
  15. Sari, Pambayun Mustika Rahayu dan Agustinus Sugeng Priyanto. (2019). Silaturahim sebagai bentuk Utama dalam Kepedulian Sosial pada Tradisi Weh-Wehan di Kaliwungu, “Indonesian Journal of Conservation”, Vol. 8, No. 1.
  16. Simanjutak, Bungaran Antonius. (2016). “Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan Jawa”. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  17. Sofi, Rohmad. (2018). Perancangan Buku Ilustrasi Cerita Bergambar Makanan Tradisional dalam Tradisi Weh-Wehan di Kaliwungu, Kendal, UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta: Jurnal Tugas Akhir.
  18. Sutardi, Tedi. (2007). “Antropologi: Mengungkapkan Keragaman Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Bahasa”. Bandung: PT Setia Purna Inves.
  19. Tim Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayan. (2004). Kebijakan Pelestarian dan Pengembangan Kebudayan. Jakarta: Direktoral Jenderal Kebudayaan.
  20. Wahidi, R. (2015). Budaya dan Agama sebagai Identitas Islam Nusantara; Kajian atas Tradisi Marhaba’an/ Maulid Nabi di Tanah Sunda. Jurnal Madania, 5(2), 200–218.
  21. Wawancara dengan Apriliya, selaku masyarakat di Kaliwungu, Kendal, pada hari Minggu, 15 November 2020, pukul 17.58 WIB.
  22. Wawancara dengan Dr. Mudjahirin Thohir, MA, selaku tokoh sejarah di Kaliwungu, Kendal, pada Selasa, 24 November 2020, pukul 19.15 WIB.
  23. Wawancara dengan Nisrina Nur, selaku tokoh pelajar di Kaliwungu, Kendal, pada Kamis, 19 November 2020, pukul 21.04 WIB.
  24. Yunus, M. (2020). Tradisi Perayaan Kenduri Maulid Nabi Di Aceh Besar. ADABIYA, 22(2), 32–48.

Open Access Copyright (c) 2021 Prosperity: Journal of Society and Empowerment
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Prosperity: Journal of Society and Empowerment
Published by Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia
Jalan Prof Hamka, Kampus 3 Tambakaji Ngaliyan
Semarang 50185, Indonesia

Phone: +6285733036860
https://fakdakom.walisongo.ac.id/
Email: prosperity@walisongo.ac.id

 
apps