MENYOAL KESENJANGAN ANTARA DAS SOLLEN ISLAM DENGAN DAS SEIN PRAKSIS KEHIDUPAN KAUM MUSLIMIN

Authors

  • Yusuf Suyono Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.21580/teo.2014.25.1.338

Abstract

Abstract:This paper embarks from the question why the valuable Islamic ethics cannot be ethos grounded in the nation-state Muslim majority country-including in Indonesia? Phenomena such as the majlis taklim, majlis dhikr, interest pilgrimage exceeds the quota, the Islamic banking activity is equally excited, is real. However, it is not enough. Muslims should master the science, economics, and the strategic role of national politics. Islamic ethics is Dassollen, the Muslims condition is DasSein. ProphetMuḥammad has abled to unite Das sein andDassollenin his life, because Islam hasbecomehis bloodso that he is a mirror and store front of Islampar excellence. Muslims, as his follower, not been able todo like him. Al-Amir ArsalanSyākib, Muḥammad ‘Abduh, MohammadIqbal, Muḥammadal-Ghazālī, Ḥassan Ḥanafihavetried to formulatehow tobridge the gapbetween Das sollenandDasSein forMuslims. Theyhave adeep concern about thewide gapbetweenDasSeinpraxis in life of Muslims with DassollenIslamicteachings in slogan ya’lu walā yu’la ‘alaih. Whileatthe same timetheyseehowthe berufethos of Calvinismcouldencouragethe ethos ofmoderncapitalismto its adherentsin Western Europe, a Zen Buddhistethoscouldpushthe Japaneseintothe Asiantigers, andspirit Confucius encouragethe Korean peopleintothe Asiandragon. Abstrak:Tulisan ini berangkat dari pertanyaan mengapa etika Islam yang adiluhung itu tidak bisa membumi menjadi etos bangsa di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim–termasuk di Indonesia. Fenomena seperti majlis taklim, majlis zikir, minat menunaikan ibadah haji melebihi kuota, aktivitas perbankan syariah tak kalah bersemangat, adalah nyata. Namun, itu tidak cukup. Umat Islam seharusnya lebih dari itu dalam penguasaan ilmu pengetahuan, ekonomi, dan peran strategis politik kebangsaan. Etika Islam itulah Das Sollen, keadaan kaum Muslimin itulah Das Sein. Muhammad Rasulullah telah mampu menyatukan Das Sein dan Das Sollen dalam hidupnya. Hal itu dikarenakan Islam telah menjadi darahnya sehingga beliau adalah cermin dan etalase Islam par excellence. Kaum Muslimin, sebagai pengikutnya, belum mampu berbuat seperti uswah mereka itu. Al-Amir Syakib Arsalan, Muhammad Abduh, Mohammad Iqbal, Muhammad al-Ghazali, Hassan Hanafi telah berusaha menformulasikan bagaimana menjembatani jurang pemisah antara Das Sollen dan Das Sein kaum Muslimin itu. Semuanya itu karena didorong oleh keprihatinan melihat betapa dalam dan menganganya jurang antara Das Sein praksis kehidupan Umat Islam dengan Das Sollen ajaran Islam yang ya’lu wa lā yu’lā ‘alaih itu. Sementara di saat yang bersamaan mereka melihat betapa etos beruf Calvinisme bisa mendorong etos Kapitalis¬me modern bagi pemeluknya di Eropa Barat, etos Buddha Zen bisa mendorong bangsa Jepang menjadi macan Asia, dan spirit Konfucian (Kong Hu Cu) mendorong bangsa Korea menjadi dragon Asia. Keywords:filsafat Islam, dialektika sirkular, etika Islam, filsafat Iqra’, Das Sollen, dan Das Sein.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afghanī, Jamāl al-Dīn, dan Syekh Muḥammad ‘Abduh, al-‘Urwat al-Wuṡqā, Beirūt: Dār al-Kitāb al-‘Arabī, 1970.

Ali, A. Mukti, Ijtihad Dalam Pandangan Muhammad Abduh, Ahmad Dahlan, dan Muhammad Iqbal, Jakarta: Bulan Bintang, 1990.

Arsalan, Al-Amir Syākib Limāżā Ta’khkhara al-Muslimūn wa Limāżā Taqaddama Ghayruhum, Kairo: Dār al-Basyīr li al-Ṭiba’ah wa al-Nasyr wa al-Tawzī’, tth.

Asy’arie, Musa, Filsafat Islam: Sunnah Nabi Dalam Berpikir, Yogya¬karta : LESFI, 2002.

Fanani, Muhyar, Epistemologi Budi Sebagai Epistemologi Khas Indonesia dalam Perspektif Epistemologi Islam, Semarang : Lembaga Penelitian IAIN Walisongo, 2012.

Ghazālī, Muḥammd, Sirr Takhkhur al-‘Arab wa al-Muslimīn, Kairo: Dār al-Rayan li al-Turāṡ, 1987.

Hanafi, Hassan, Islam In the Modern World, Vol. I : Religion, Ideology, And Development, Cairo : The Anglo-Egyptian Bookshoop, 1995.

Ibn Warraq, Leaving Islam : Apostates Speak Out, New York : Promethus Books.

Iqbal, Sir Mohammd, The Reconstruction of Religious Thought in Islam, London: Humphrei Milford, 1932.

Nasr, Seyyed Hossein, Menjelajah Dunia Modern, Bandung : Mizan, 1995.

Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1985.

Panji Masyarakat No. 605, Februari 1989.

Shihab, Muhammad Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992.

Suara Muhammadiyah, No 21 TH ke 98, Nopember 2013.

Suyono, Yusuf, Reformasi Teologi : Muhammad Abduh vis a vis Muhammad Iqbal, Semarang: RaSAIL, 2008.

Taufik Abdullah (ed.), Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi, Jakarta: LP3ES, 1979.

Voll, John Obert, Islam : Continuity And Change in the Modern World, England: Longman Group, 1982.

Downloads