TAKDIR DAN KEBEBASAN MENURUT FETHULLAH GÜLEN

Anang Haderi*  -  Forum Studi Islam dan Sosial (FoSIS) Alumni Universitas Antakusuma (UNTAMA) Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Indonesia

(*) Corresponding Author
Abstract:Destiny and free will is one of issues in Islamic theology which is still discussed by Moslem theologian up to now. This discussion has yielded some streams with its argumentation respectively. Included who intense to discuss this issue is muḥammad Fethullah Gülen. At a glance, he offers to explain the issue in his own way without following one of the streams. He introduces some key terms, like Imām Mubīn, Kitāb Mubīn, Lauḥ Maḥfūẓ, Formal or Theoretical Destiny, actual destiny. Terms are Gülen’s exclusive. The article will elaborate the explaination of Gülen relating to the destiny and free will. The purpose is to map what is he follows the streams or he has interpretation in himself. For this reason, I will spread out briefly views of theologian before, i.e. these streams of Mu’tazili, al-Asy’arite, Matūridite Samarkand dan Matūridite Bukhārā. By this way it will be seen clearly where is the position of Gülen and what is contribution of his thinking. Abstrak: takdir dan kebebasan adalah isu teologi Islam yang masih diperbincangkan oleh para teolog hingga sekarang. Perdebatan ini telah melahirkan berbagai aliran dengan pen¬dapat¬nya masing-masing. Termasuk yang juga intens mem¬bahas isu ini adalah Muḥammad Fethullah Gülen. Sekilas, ia berusaha menjelaskan isu ini dengan caranya sendiri tanpa mengikuti salah satu aliran tersebut. Ia mengenalkan be¬berapa istilah kunci, seperti Imām Mubīn, Kitāb Mubīn, Lauḥ Maḥfūẓ, takdir formal, takdir teoritis, dan takdir aktual. Istilah-istilah ini merupakan khas Gülen. Tulisan ini akan mengelaborasi penjelasan Gülen mengenai takdir dan ke¬bebas¬an tersebut. Tujuannya adalah memetakan apakah ia mengikuti aliran-aliran teologi yang sudah ada ataukah ia mempunyai pemaknaan sendiri ter¬hadap persoalan ini. Untuk alasan ini, penulis akan me¬mapar¬kan secara singkat pendapat para teolog sebelumnya, yakni aliran-aliran Mu’tazi¬lah, al-Asy’ariyah, Mātūridiyah Samarkand dan Mātūridiyah Bukhārā. Dengan cara ini akan terlihat dengan jelas di mana¬kah posisi Gülen dan apa kontribusi dari pemikirannya itu. Keywords: Imām Mubīn, Kitāb Mubīn, Lauḥ Maḥfūẓ, takdir formal, takdir aktual.
  1. Ahmad, Arifuddin, “Mubīn” dalam M. Quraish Shihab (Editor Kepala), Ensiklopedia al-Quran: Kajian Kosa Kata, Vol. II, Jakarta: Lentera Hati-Pusat Studi al-Qur’an-Yayasan Paguyuban Ikhlas, 2007.
  2. Aras, Bulent, dan Omer Caha, ‘Fethullah Gülen and His Liberal “Turkish Islam” Movement,’ dalam Barry Rubin [ed.], Revolutionaries and Reformers: Contemporary Islamist Movements in the Middle East, Albany: SUNY Press, 2003.
  3. Asy’arī, Abū al-Ḥasan ‘Alī ibn Ismā’īl, Maqālat al-Islāmiyīn wa Ikhtilāf al-Musallīn, Jil. II, Cairo: Maktabah al-Nahḍah al-Miṣriyah, 1373/1954.
  4. Athaillah, A., Rasyid Ridhā’: Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir al-Manār, Jakarta: Erlangga, 2006.
  5. Fauzia, Ika Yunia, “Menguak Konsep Kebersandingan Fethullah Gülen dan Asimilasi Budaya Tariq Ramadan”, ISLAMICA, Vol. 3, No. 2, Maret 2009.
  6. Gulay, Erol Nazim, The Theological Thought of Fethullah Gülen: Reconciling Science and Islam, tesis M.Phil di St. Antony’s College, Oxford University, 2007.
  7. Gülen, M. Fethullah, Memadukan Akal dan Kalbu dalam Beriman, terj. Tri Wibowo Budi Santoso, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002.
  8. Gülen, M. Fethullah,Essential of the Islamic Faith, Feedbooks, 2005.
  9. Gülen, M. Fethullah, The Messenger of God Muhammad: an Analysis of the Prophet’s Life, New Jersey: The Light, 2006.
  10. Gülen, M. Fethullah, Cahaya al-Quran bagi Seluruh Makhluk: Tafsir Ayat-ayat Pilihan Sesuai Dunia Saat Ini, terj. Ismail Ba’adillah, Jakarta: Republika Penerbit, 2011.
  11. Gülen, M. Fethullah, Bangkitnya Spiritualitas Islam, terj. Fuad Saefuddin, Jakarta: Republika Penebrbit, 2012.
  12. http://www.fGülenchair.org/index.php?option=com_content&view=article&id=146:rasionalitas-dan-dualisme-akal&catid=19:membangun-peradaban-kita (akses 22 April 2014).
  13. Kumayi, Sulaiman, Inilah Islam: Telaah terhadap Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Bidang Tafsir, Feminisme, Teologi, Neo-Sufisme, dan Gagasan Menuju Fiqh Indonesia, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006.
  14. Kumayi, Sulaiman, Islam Moderat: Analisis terhadap Pemikiran M. Fethullah Gülen Periode Pra dan Pasca Tragedi 11 September 2001, Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2011.
  15. Kumayi, Sulaiman, “Konsep Sufisme ‘Shakhs-I Manevi dan Hizmet Muhammad Fethullah Gülen”, Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 17, No. 2 (Desember) 2013.
  16. Masduqi, Irwan, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Beragama, Bandung: Mizan, 2011.
  17. Mukhtar, Naqiyah, “Imām” dalam M. Quraish Shihab (Editor Kepala), Ensiklopedia al-Quran: Kajian Kosa Kata, Vol. I, Jakarta: Lentera Hati-Pusat Studi al-Qur’an-Yayasan Paguyub¬an Ikhlas, 2007.
  18. Nasution, Harun, Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah, dan Analisa Perbandingan, Jakarta: UIP, 1986.
  19. Rahman, Tema Pokok al-Qur’an, terj. Anas Mahyuddin, Bandung: Pustaka, 1983.
  20. Riḍā, Muḥammad Rasyīd, Tafsīr al-Manār, Jil. V dan VII, Kairo: Dār al-Ma’rifah, t.th.
  21. Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. VII, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
  22. Yusuf, Yunan, Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar: Sebuah Telaah tentang Pemikiran Hamka Dalam Teologi Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.

Open Access Copyright (c) 2016 Teologia

 

JURNAL THEOLOGIA

Published by The Faculty of Islamic Theology and Humanities
Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang - Indonesia

 
                                                               
Web
Analytics
View My Stats
apps