Implementasi Wajar Dikdas di Pondok Pesantren Salafiyah

Dewi Evi Anita*  -  , Indonesia

(*) Corresponding Author

Abstrak

Education has a role in feeding the nation, either through formal or non formal education. Since 2000 the Government announced compulsory primary education in boarding schools, with first consideration Salafi students boarding schools Salafiyah is the compulsory age students. Second, it is expected students after graduation from boarding schools Salafi have an equal chance in gaining employment. Consideration of the annual programme of Wajar Dikdas in boarding schools Salafiyah APIK Kaliwungu and Darul Falah Jekulo Kudus based on mutual agreement between the Minister of religious affairs with the Minister of national education, about the Government programs to complete compulsory primary education in boarding schools Salafi, due to quantity the number of boarding schools Salafiyah very much, mostly located in rural areas and yet affordable by institutions of formal education or not evenly education, the high number of drop outs, pessimism urgensitas against education for community life and future students. Wajar Dikdas program at the boarding schools Salafiyah APIK Kaliwungu and Darul Falah Jekulo Kudus is not a primary education at both the boarding schools.

Keywords: Pondok Pesantren Salafiyah, Wajib Belajar Pendidikan Dasar

  1. Bibliography
  2. Darmaningtiyas, 2004, Pendidikan Yang Memiskinkan, Yogyakarta: Galang Press (Anggota IKAPI).
  3. Departemen Agama RI, 2002, Pedoman Pondok Pesantren, Jakarta.
  4. Depag RI, 2005, Naskah Kerjasama Antar Instansi, Jakarta: Depag RI
  5. Depag RI, 2008, Pendidikan Kesetaraan Paket B Pada Pondok Pesantren, Jakarta.
  6. Dhofier, Zamakhsyari, 1994, Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta : LP3ES.
  7. Ida, Laode, 1996, “Pergulatan Gerakan dan Identitas NU”, dalam Jurnal Ulmul Qur`an, Edisi No.5, Vol. VI.
  8. Ihsan, Fuad, 1997, Dasar -Dasar Kependidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta.
  9. Imron, Arifin, 1996, “Kebijakan Pendidikan di Indonesia”Jakarta: Bumi Aksara
  10. Mughist, Abdul, 2008, Kritik Nalalar Fiqh Pesantren, Jakarta: Kencana.
  11. Muhaimin, 2003, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Surabaya: Nuansa.
  12. Nawawi, Hadari, 1994, Kebijakan Pendidikan di Indonesia dari Sudut Hukum, Yogyakarta:Gajah mada University Press.
  13. Moloeng, Lexy J., 1995, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya
  14. Sidi, Indra Djati, 2000, Kebijakan Otonomi Daerah Bidang Pendidikan, Bandung: PPS UPI.
  15. Peraturan Pemerintah RI. No.19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan.
  16. Peraturan Pemerintah RI. No. 47 Tahun 2008, Tentang Wajib Belajar
  17. Poerwadarminta, WJS.,2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
  18. Soebahar, Abd, Halim, 2013, Kebijakan Pendidikan Islam: Dari Ordonansi Guru Sampai UU, Jakarta: Rajawali Pers.
  19. Sudjona, Anas, 1996 “Pengantar Evaluasi Pendidikan” Jakarta:Raja Grafindo Persada.
  20. Van Bruinessen, Martin, 1999, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia. Cet. III, Bandung: Mizan.
  21. Wahid, Abdurrahman, 2001, Pergulatan Negara, Agama dan Kebudayaan, Jakarta: Desantara.
  22. Wahono, Francis X, 2001, Kapitalisme Pendidikan, Antara Kompetisi dan Keadilan, Jakarta: Pustaka Pelajar.

Open Access Copyright (c) 2016 Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

View My Stats
apps