STUDI PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN TENTANG HADIS-HADIS PREDIKTIF DAN TEKNIS

Abdul Fatah Idris*  -  , Indonesia

(*) Corresponding Author

Ada asumsi dalam masyarakat, bahwa sebagian hadis dalam kitab-kitab hadis sudah tidak sesuai lagi dengan ilmu pengetahuan pada saat ini. Hal ini mendorong pada intelek Muslim (ulama) untuk melakukan kritik hadis Nabi. Seperti halnya Fazlur Rahman melakuakan kritik tertuju pada matan hadis prediktif dan teknis yang diasumsikan sebagai matan hadis yang bukan bersumber dari Nabi. Demikian pula tentang sanad hadis yang belum bisa dijadikan sebuah argumentasi yang bersifat positif dan final dalam kehadisan. Maka timbul masalah: Mengapa Fazlur Rahman mementingkan aspek matan hadis daripada aspek sanad hadis?; Mengapa Fazlur Rahman tidak menerima hadis prediksi dan teknis, sebagai matan hadis sahih?; Sejauh mana orsinalitas pemikiran Fazlur Rahman, serta apa kelebihan dan kekurangannya? Disertasi ini, bertujuan untuk mengungkap orisinalitas pemikiran Rahman tentang kriteria matan hadis prediksi dan teknis, dan apa alasan-alasannya bahwa hadis-hadis prediksi dan teknis dikatakan tidak sahih. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan historis dan filosofis. Yakni ingin menemukan pemahaman Rahman terhadap sumber-sumber Islam melalui kajian teks sejarah berupa hadis Nabi. Beberapa temuan yang dapat penulis abstraksikan: bahwa konsepsi hadis dan sunnah adalah dua kata yang berbeda namun identik maknanya. Rumusan kriteria kesahihan hadis Fazlur Rahman berbeda dengan rumusan Muhādśîn tetapi rumusannya bersifat penyempurna dari kriteria hadis sebelumnya. Bagi Rahman aspek sanad tidak terlalu penting, karena sistem isnad belum bisa dijadikan sebuah argumentasi yang bersifat positif dan final. Sebaliknya Muhādiśîn lebih menyorot pentingnya sanad hadis. Karena sanad hadis sangat efektif untuk menentukan validitas hadis. Karena itu apabila mengesampingkan aspek sanad akan menafikan klasifikasi hadis sahîh, hasan,dan da’îf. Demikian pula apabila hanya mementingkan aspek matan saja maka akan banyak diketemukan hadis-hadis yang lemah (da’îf)  tidak terdeteksi validitasnya. Secara aplikatif pemikiran Rahman tentang kritik sanad hadis belum diketemukan. Sebab pandangan Rahman itu hanya bersifat teoritis keilmuan. Berbeda dengan para Muhādiśîn  secara jelas dituangkan dalam ‘ulūm al-hadiś, baik secara teoritis maupun aplikatif.  Rahman menolak hadis prediksi dan teknis, karena hadis-hadis tersebut sebagian besar tidak bersumber dari Nabi tetapi merupakan hasil formulasi para ulama generasi Muslim awal. Ia beralasan adanya peperangan politik (al-fitan) yang tak kunjung padam menyebabkan mereka membuat prediksi-prediksi yang bertujuan politik, dogmatis dan theologis. Demikian pula hadis teknis dipandangnya hadis yang tidak historis, tetapi tetap harus dipandang bersifat normative di dalam formulasi-formulasinya yang actual. Metode hermeneutic dan sosio histories merupakan ciri khas pemikiran Rahman dalam pengembangan metode pemahaman sumber-sumber Islam. Inilah kelebihan bagi Rahman yang tidak pernah dikembangkan sebelumnya oleh ulama muhādiśîn. Namun setiap orang juga tidak lepas dari segala kekurangan. Karena itu ekses dari ketidak sabaran Rahman untuk mengaplikasikan pemikiran metode tersebut, menimbulkan pemahaman kontroversial masyarakat Muslim dalam bidang keagamaan.  

  1. Abdullah, Amin., 1996, Studi Agama: Normativitas dan Historisitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  2. Abu Taib, Muhammad Syamsul Haq, 1968, ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abu Daud, al-Madinah al-Munawarah: al-Maktabah as-Salafiah
  3. Ahmad Amin, 1975, Cet. XII, Fajr al-Islam, Kairo: Maktabh an-Nahdah al-Misriyyah
  4. Al-Adlabi, Salahuddin bin Ahmad., tt. Manhaj Naqd al-Matan ‘Inda ‘Ulama al-Hadîs an-Nabawiy, Bairut: Dār al-Afāq al-Jadîdah.
  5. Al-Asqalaniy, Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar., t.t., Fath al-Bariy al-Imam bi Syarh Sahih al-Imam al-Bukhāriy, Mesir: Dār al-Fîkriy
  6. ______, 1379 H., Fath al-Bariy al-Imam bi Syarh Sahih al-Imam al-Bukhāriy,Bairut: Dār al-ma’rifah
  7. Al-Bukāri, Muhammad bin Ismail., 1987, al-Jāmi’ as-Sahih al-Mukhtasar, Bairut: Dār Ibn Katsir
  8. Al-Idlibi, Salahuddin bin Ahmad., tt., Manhaj Naqd al-Matan, Bairut: Dār al-Afaq al-Jadidah
  9. Amal, Taufik Adnan., 1993, Islam Dan Tantangan Modernitas Studi Pemikiran Hukum Fazlur Rahman, Bandung: Penerbit Mizan
  10. An-Nawawi, Abu Zakaria Yahya bin Syrf., 1392 H., Syarh Sahih Muslim, Bairut: Dār Ihya’al-Turas al-‘Arabi
  11. As-siba’i, Musthafa, tt, Ass-Sunnah wa Makānatuha fî al-Tasyri’, al-Dār al-Qaumiah li al-Taba’ah wa al-Nasyr
  12. As-Syafî’i, Abi Abdillah Muhammad bin Idris, 1983, Cet. II, al-Um, Bairut: Dār al-Fîkri
  13. ______, Ar-Risalah, 1940, ed Ahmad Muhammad Syakir, Kairo, Maktabah Dār at-Turaś
  14. At-Turmużi, Muhammad bin ‘Isa Abu ‘Isa, tt, al-Jāmi’ al-Sahîh li al-Turmużi, Bairut: Dār Ihya al-Turats al-‘Arabiy
  15. A’zami, Muhammad Musthafa, 1977, Studies In Hadith Methodology and Literature, Islamic Teaching Center Indianapolis, Indiana M.S. A. of S. A. and Canada
  16. _____, 1992, Studies In Hadith Methodology and Literature, Terj. oleh A. Yamin, Metodologi Kritik Hadis, Jakarta: Pustaka Hidayah
  17. Cosuelo G. Sevilla (ed), 1993, Cet. I, An Introduction to Research Methods, Terj. Oleh Alimuddin Tuwu: Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
  18. Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Cet. III, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
  19. Elias A Elias, 1976, Qamus Elyas al-‘Asriy, Mesir: Dār Garib li at-Taba’ah
  20. Goldziher, Ignaz, 1971, Muslim Studies, Terj. oleh C.R. Barber dan S.M. Stern berbahasa German, Muhammadanische Studien, Landen, George Allen & Union Ltd
  21. _____, 1991, Introduction of Islamic Theology and Law, Tej. oleh Hersri Setiawan, Pengantar Teologi dan Hukum Islam, Jakarta: INIS
  22. Ismail, M. Syuhudi, 1988, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, Jakarta: Bulan Bintang
  23. Juinboll, G.H. A., Brill, E.J, 1969, The Autenticity of the Tradition Literature Discussions in Modern Egypt , Terj. oleh Ilyas Hasan, 1999, Kontroversi Hadis Di Mesir (1890-1960), Bandung: Penerbit Mizan
  24. Louis Gottschalk, 1975, Pengantar Metode Sejarah: Terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press
  25. Mahmud Abu Rayyah, 1969, Adwa’ ‘alā as-Sunnah al-Muhammadiyah, Mesir: Dairah al- Ma’arif
  26. Muhibbin, 2003, Kritik Kesahihan Hadis Imam al-Bukāri, Yogyakarta, Penerbit Waktu (INSPEAL Group)
  27. Pius A. Partanto, dkk., 1994, Kamus Ilmiah, Surabaya, Arkola
  28. Rahman, Fazlur, 1964, Riba And Interest, Karachi, Islamic Studies
  29. _____,1965, Islamic Methodology In History, Karaci, Central Institute of Islamic Reserch.
  30. _____, 1979, Cet. II, Islam, Chicago, University of Chikago Press
  31. _____, 1980, Major Themes of The Qur’an, Chicago, Bibliotheca Islamic
  32. Rasyid Rida, Muhammad, tt. Cet. II, Tafsir Al-Manār, Bairut: Dār al-Ma’rufah
  33. Schacht, Joseph, 1979, The Origins of Muhammadan Jurisprudence, Oxford University Press

Open Access Copyright (c) 2016 Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

View My Stats
apps