Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang - Indonesia
CARA KERJA ILMU EMPIRIS (Sebuah Upaya Merenungkan Sistematisasi Metodologi Induktif dan Implikasinya bagi Keilmuan Dakwah)
Tulisan ini berupaya mengkaji cara kerja ilmu empiris ditinjau dari sistematisasi metodologi induktif dan menganalisis implikasi cara kerja ilmu empiris bagi keilmuan dakwah. Kritik metodologis metode induktif diantaranya, pertama, cara kerja induktif bukan merupakan prediksi yang benar-benar akurat. Kedua, induktif seringkali dikaitkan dengan sebuah korelasi (hubungan kausalitas). Ketiga, problem induktif berkaitan dengan masalah objektifitas, intersubjektif, dan netralitas. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjawab problem induktif adalah pertama, meraih keabsahan, kevalidan, dan kepercayaan atas kebenaran ilmu pengetahuan melalui refleksi metodologis. Kedua Memahami makna gejala alam dan kemanusiaan dilakukan dengan jalan produktif. Ketiga, proses dan cara kerja metodologis diupayakan bukan untuk mencari kebenaran absolut, melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi umat manusia pada setiap tahap perkembangannya. Keempat, refleksi ilmu pengetahuan harus diprioritaskan pada aspek internal dan eksternal. Dakwah tidak hanya menyangkut dimensi kehidupan sosial, tetapi juga dimensi pemikiran yang dituangkan dalam teks suci ajaran agama. Salah satu cara kerja yang dibangun dalam proses dakwah adalah menggabungkan aspek rasionalitas dengan teks dan penggunaan aspek batiniah, ini dimaksudkan persoalan-persoalan yang bersifat ruhaniah dapat dikaji secara empiris, sesuai nilai, dan tidak bersifat kaku. Pengkajian secara empiris dilakukan dengan melihat setting social dan budaya masyarakat Muslim dengan tetap memperhatikan kedudukannya sebagai subjek dan objek dakwah sekaligus.
Keywords: cara kerja ilmu empiris, metode induktif, implikasi metodologis ilmu dakwah