Aksiologi Religiusitas Islam pada Falsafah Hidup Ulun Lampung

M Baharudin  -  Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Indonesia
Muhammad Aqil Luthfan*  -  Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author
Penelitian ini mengkaji dasar-dasar falsafah hidup Ulun Lampung, korelasinya dengan nilai keagamaan dalam Islam, dan hirarkinya dalam teori nilai. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dalam bidang filsafat. Populasi penelitian ini adalah akademisi UIN Raden Intan Lampung, dalam pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara mendalam dan data-data pustaka, dan analisis data menggunakan kaidah-kaidah ke filsafatan dan dalam mengambil kesimpulan digunakan metode lingkaran hermeneutika. Penelitian ini menemukan bahwa: (1) Falsafah hidup Ulun Lampung sering disebut dengan Piil pesenggiri dan unsur-unsurnya yaitu : (a) Bejuluk Adok, (b) Nemui Nyimah, (c) Nengah Nyapur dan, (d) Sakai Sambayan. (2) Falsafah hidup Ulun Lampung tersebut mengandung nilai filosofi: ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, persatuan, kerakyatan, kebijaksanaan. Filosofi tersebut terdapat nilai-nilai yang parallel dengan nilai-nilai relegiusitas Islam yang berakar pada Al-Qur’an dan As Sunnah. (3) Nilai religius Islam yang terdapat pada falsafah hidup Ulun Lampung adalah pada tataran hirarki tertinggi.

Keywords: Falsafah Hidup, Islamic Religiusitas, Ulun Lampung

  1. Achmadi, A. (2014). Aksiologi Reog Ponorogo Relevansinya dengan Pembangunan Karakter Bangsa. Teologia, 25(1), 3–27.
  2. Fahruddin, & Suharyadi. (1996). Falsafah Piil Pesenggiri Sebagai Norma Tata Karma Kehidupan Sosial Masyarakat Lampung. Bandar Lampung: Dik-Bud Prop. Lampung.
  3. Farhadi, & Silaban, M. (1996). Fungsi Keluarga Bagi Masyarakat Lampung Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Bandar Lampung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampun.
  4. Fattah, D. (2013). Budaya Lokal dan Pembangunan Daerah. Lampung: IAIN Raden Intan.
  5. Febra, A., Budiono, R., & Bisri, C. (2015). Sistem Perwarisan Masyarakat Adat Saibatin Dalam Keluarga Yang Tidak Mempunyai Anak Laki-Laki (Studi Di Kota Bandar Lampung). Jurnal Hukum, 1–22.
  6. Frondizi, R. (1963). What is Value?: An Introduction to Axiology. La Salle: Open Court Pub Co.
  7. Idris, M. (1996). Wujud Arti dan Fungsi Puncak-puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Lampung. Bandar Lampung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.
  8. Irianto, S., & Margaretha, R. (2011). Piil Pesenggiri : Modal Budaya dan Strategi Identitas Ulun lampung. Makara Humaniora, 15(2).
  9. Kattsoff, L. O. (1992). Elements Of Philosophy, Pengantar Filsafat, Alih Bahasa, Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  10. Lasio, & Yuwono. (1984). Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta: Liberti.
  11. Mastal, Z. (1995). Fungsi Keluarga Bagi Masyarakat Lampung Dalam Meningkatkan Sumberdaya Manusia. Bandar Lampung: Dik-Bud Prop Lampung.
  12. Mustansir, R., & Munir, M. (2008). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  13. Mutiya, A. A., Suntoro, I., & Yanzi, H. (2016). Peranan Lembaga Adat Dalam Melestarikan Nilai-Nilai Piil Pesenggiri di Desa Gunung Batin. Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial Dan Budaya, 4(5).
  14. Nurdin, A. F. (2009). Integralisme Islam dan Nilai-nilai Filosofis Budaya Lokal pada Pembangunan Propinsi Lampung. Unisia, 32(71), 81–97. https://doi.org/10.20885/unisia.vol32.iss71.art6
  15. Pairulsyah. (2013). Kualitas Pelayanan Publik Samsat Lampung Dalam Perspektif Budaya Piil Pesenggiri. Fiat Justisia, 7(2), 168–180. https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v7no2.376
  16. Ratnawati. (1992). Pengkajian Nilai-nilai Luhur Budaya Spiritual Bangsa Daerah Lampung. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  17. Sarbini, H. A., & Khalik, A. T. (2010). Budaya Lampung versi Adat Megou Pak Tulangbawang. Yogyakarta: Filsafat UGM.
  18. Siswanto, E., Riyanto, A., & Bestari, P. (2014). Pelestarian Budaya Piil Pesenggiri dalam Masyarakat Multi Kultural Lampung Serta Pengaruh globalisasi di Tinjau dari Aspek Kajian Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Civicus, 14(2), 140–160.
  19. Sujadi, F. (2012). Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai. Jakarta: Cita Insan Madani.
  20. Suriasumantri, J. S. (2000). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.
  21. Titus, H. H., Smith, M. S., & Nolan, R. T. (1984). Persoalan-persoalan Filsafat, alih bahasa oleh H.M. Rasjidi. Jakarta: Bulan Bintang.
  22. Widjaya, R. P. (2006). Piil Pesenggiri Sebagai Tata Moral Masyarakat Lampung. Bandar Lampung: UNILA.
  23. Yusuf, H. (2010). Dimensi Aksiologis Filsafat Hidup Piil Pesenggiri Relevansinya terhadap Pembangunan Kebudayaan Daerah Lampung. Filsafat UGM, 20(3).
  24. Zarkasi, A. (2007). Piil Pesenggiri dan Pengembangan Masyarakat Islam di Lampung. Lampung: IAIN Raden Intan.

Open Access Copyright (c) 2019 International Journal Ihya' 'Ulum al-Din
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

International Journal Ihya' 'Ulum al-Din 
published by Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

Jl. Walisongo No.3-5, Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50185
Phone: +62 857-3303-6860
Website: http://pasca.walisongo.ac.id/
Email: ihyaulumaldin@walisongo.ac.id 

ISSN: 1411-3708 (Print)
ISSN: 2580-5983 (Online)
DOI : 10.21580/ihya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

 
View My Stats
apps