KONSEP KEBAHAGIAAN DALAM PANDANGAN PSIKOLOGI SUFISTIK

Authors

  • Rofi’udin Rofi’udin PNS Kementerian Agama Magetan Alumni Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

DOI:

https://doi.org/10.21580/teo.2013.24.2.332

Abstract

Abstract: This article aims to enalyze the concept of happiness which on the market by psychology of sophistic and any kind of differentiating it from contemporary psychology. The characteristic of concept of happiness in the sufistic psychology is ethic transcendental. The happiness is mean as giving of God and not results of human effort. In spite of that, the human must endeavour in order that God disposed to give the giving of happiness. Its implementation and implication, the happiness in psychology of sophistic is obtained from comprehension that pleasure, wealth, and achievement of life are goal, but only medium to reach spiritual happiness. With method of takhallī, taḥallī, tajallī, mujāhadah, riyāḍah, etc., the sufistic psychology offers real happiness. Abstrak:Artikel ini bertujuan untuk menganalisis konsep kebahagiaan yang ditawarkan oleh psikologi sufistik dan apa saja yang membedakannya dari psikologi kontemporer. Konsep kebahagiaan dalam psikologi sufistik bersifat etis transendental. Kebahagiaan dimaknai sebagai anugerah Allah dan bukan berasal dari hasil usaha manusia. Meski demikian, manusia dituntut berusaha agar Allah berkenan memberi anugerah kebahagiaan itu dengan cara mengikuti tuntunan-Nya. Dalam implementasi dan implikasinya, kebahagiaan dalam psikologi sufistik didapatkan dari pemahaman bahwa bahwa kesenangan, kekayaan, dan pencapaian hidup lainnya bukanlah tujuan, tetapi sekadar sarana dalam meraih kebahagiaan spiritual. Dengan metode takhallī, taḥallī, tajallī,mujāhadah, riyāḍah, dan sebagainya, psikologi sufistik menawarkan kebahagiaan yang hakiki dalam ma’rifah dan riḍa Allah. Keywords: kebahagiaan, psikologi kontemporer, psiko¬logi sufistik, kebahagiaan statistik vs sufistik

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonymous, “Family, Religion Make Youth Happy, Survey Says,”Anglican Journal, 133(8), Oct., 2007. Retrieved March 2, 2011.

Anonymous,“Morality and Happiness,” Transactions of the American Philosophical Society, 98(4), 2007. Retrieved March 2, 2011, from ProQuest Religion.Document ID: 1626549561.

Atjeh, Aboe Bakar, Pengantar Ilmu Tarekat,Solo: Ramadhani, 1993.

Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju Mizan, 2004.

Bahri, Media Zainul, Menembus Tirai Kesendirian-Nya: Mengurai Maq ām āt dan Ahw āl dalam Tradisi Sufi,Jakarta: Prenada, 2005.

Bastaman, Hanna Djumhana, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Callahan, S. “Happiness Examined,”America, 2006. Retrieved March 2, 2011, from ProQuest Religion.Document ID: 1650952571..

Csikszentmihalyi, Mihaly, Flow: The Psychology of Optimal Experience,New York: Harper and Row, 1990.

Diener, Ed and C.Diener.1996. Most People are Happy. Psychological Science, 73.

Diener, Ed and Martin E.P. Seligman. 2004. Beyond Money: Toward an Economy of Well-Being.Psychological Science,51.

Frankl, Victor, Man’s Search for Meaning, Boston, MA: Beacon Press, 1992.

Freud, Sigmund, Beyond the Pleasure Principle, New York & London: W.W. Norton & Company, 1961.

Freud, Sigmund, Civilization and Its Discontents, Buckinghamshire, England: Chrysoma Associates Ltd., 2005.

Ghazālī, Keajaiban-Keajaiban Hati, Terj.Muhammad Al Baqir, Bandung: Karisma, 2000.

Hadziq, Abdullah, “Psikologi Sufistik: Solusi Pengembangan Pen-didik¬an Multikultural”, Teologia, 192, Juli 2008.

Hawari, Dadang, PsikiaterAl-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 2004.

Hujwirī, ‘Alī ibn ‘Uṡmān al-Jullābī, Kasyf al-Maḥjūb: Risalah Persia Tertua tentang Tasawuf,terj.Abdul Hadi WM, Bandung: Mizan, 1993.

Ikhrom, “Titik Singgung Antara Tasawuf, Psikologi Agama, dan Kesehatan Mental”, Teologia, Volume 19, No.1, Januari 2008.

Jumantoro, Totok dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf, Jakarta: Amzah, 2005.

Kartono, Kartini, Psikologi Umum, Bandung: Mandar Maju, 1990.

Krejci-Papa, Marianna. 2006, March. Happier Ever After. Science & Spirit, 172.Retrieved March 2, 2011, from ProQuest Religion.Document ID: 1012271651.

Kurdī, Muḥammad Amīn, Tanwīr al-Qulūb: Jalan ke Surga, Pengembaraan Spiritual Menuju Pencerahan Qalbu, terj.M. Yaniyullah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Madjid, Nurcholish, Islam Universal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Maslow, Abraham H., Motivation and Personality,New York, NY: Harper & Row, 1987.

Mudhofir, Ali, Kamus Filsuf Barat, Yogyakarta: Pustaka, 2001.

Mudjib, Abdul dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2000.

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III Yogya-karta: Rake Sarasin, 1996.

Nicholson, Reynold A., Mistik dalam Islam, Terj.Tim Penerjemah Bumi Aksara, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Rajabi, Mahmoud, Horison Manusia, Terj.Yusuf Anas, Jakarta: Al Huda, 2006, 250.

Robbins, Brent Dean. 2008. What is the Good Life? Positive Psychology and the Renaissance of Humanistic Psychology.The Humanistic Psychology, 36.

Senali, Moh. Saifulloh al Aziz, Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf, Surabaya: Terbit Terang, 1998.

Snyder, C.R. & Shane J. Lopez Eds., Handbook of Positive Psychology, New York: Oxford of University Press, 2002.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian Jakarta: CV. Rajawali, 1987.

Suryadilaga, M. Alfatih, Miftahus Sufi Yogyakarta; Teras, 2008.

UNDP, Human Development Report 2011.

University of British Columbia. Money Buys Happiness When You Spend On Others, Study Shows. ScienceDaily, 21 Mar. 2008. Web. 3 Aug. 2011.

Ṭūsī, Abū Naṣr al-Sarrāj, al-Luma’, Abd al-Ḥalīm Maḥmūd (ed.),Miṣr: Dār al-Kutub al-Ḥadīṡah, 1960.

Wagner, Cynthia G..The Well-Being of Nations.The Futurist.Nov-Dec 2006.

www.infokito.net, posted May 21, 2008, Retrieved Nov. 19, 2011.

Zahri, Mustafa, Kunci memahai Ilmu Tasawuf, Jakarta: Bina Ilmu, 1995.

Downloads

Issue

Section

Articles