Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung - Indonesia
FILSAFAT PERENIAL SEBAGAI ALTERNATIF METODE RESOLUSI KONFLIK AGAMA DI INDONESIA
Abstract: The article aims to offer the perennial philosophy can be used as an alternative method of resolving a conflict of religion in Indonesia. For this purpose the perennial philosophy offers several approaches were: a.) Offering a dialogue method, perennial philosophy offers a method of inter-religious dialogue, the method of phenomenology (phenomenology of religion). This method is a way of understanding the appreciative attitude without the attitude of conquest and accused infidels other faiths. This method avoids the external attitude that considers religion of others is definitely wrong and only the one true religion. Then the ethics of dialogue is not intended to interfere in the affairs and other religious teachings, nor to make others fall into his faith, but to deepen their own faith traditioncritically. b.) the inevitability of their commitment to religious plurality. Perennial philosophy in the context of religious plurality believes that inview of this religious plurality perennial philosophy seeks to find common plat forms or common vision in tracing the chain of the historicity of religious growth, searching for the essence of the plurality exotericesoteric in each of the religions. Perennial philosophy in view of religious pluralism believe that every religionis derived from the same source, namely from the Absolute, the truth comes from the One. Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menawarkan filsafat perennial dapat dijadikan sebagai alternatif metode resolusi koflik agama di Indonesia. Untuk maksud tersebut filsafat perennial menawarkan beberapa pendekatan antara lain yaitu: a.)Menawarkan metode dialog, filsafat perennial menawarkan suatu metode dialog antar umat beragama, yaitu metode fenomenologi (fenomenologi agama). Metode ini merupakan cara memahami dengan sikap apresiatif tanpa sikap pe-naklukan dan pengkafiran penganut agama lain. Metode ini menghindari sikap eksternal yang menganggap agama orang lain pasti salah dan hanya agamanyalah yang benar. Maka secara etik dialog tidak dimaksudkan untuk mencampuri urusan dan ajaran agama lain, juga tidak untuk menjadikan orang lain masuk dalam keyakinan yang dianutnya melainkan untuk memperdalam tradisi agama sendiri-sendiri secara kritis.b.)Komitmen keniscayaan adanya pluralitas dalam agama. Filsafat perennial dalam konteks pluralitas agama meyakini bahwa dalam melihat pluralitas agama ini filsafat perennial berusaha mencari titik temu (Common Platfom atau Common Vision) dalam menelusuri matarantai historisitas tentang pertumbuhan agama, mencari esensi esoteris dari pluralitas eksoteris pada masing-masing pada agama yang ada. Filsafat perennial dalam melihat pluralism agama meyakini bahwa setiap agama berasal dari sumber yang sama yaitu dari Yang Mutlak, kebenaran berasal dari Yang Satu. Keywords: Filsafat Perennial, Resolusi Konflik, Indonesia, dialog, pluralitas.
- Abduh, Syuhada, Tragedi Berdarah di Kotawaringin Timur: Kasus Dayak dan Madura tahun 1999.
- Ali, Mursyid, “Konflik Sosial Bernuansa Agama: Studi Kasus tentang Tragedi Kerusuhan Poso”, dalam Dalam Konflik Sosial Bernuansa Agama di Indonesia, Jakarta: Departement Agama RI, 2003.
- Aripin, Jainala Abbas, Pekembangan Pemikiran terhadap Agama, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1984.
- Bamualim, Chaidir S, dan Irfan Abu Bakar, Resolusi Konflik Agama dan Etnis di Indonesia, Jakarta,UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
- Coser, Lowis, “Social Conflict and the Theory of Social Change”, British Journal of Sociology, 8: 3 September 1957.
- Dhavamony, Mariasusai, Pluralisme: Tantangan dari Agama-agama, Yogyakarta: Kanisius, 1995.
- Fisher, Simon, Mengelola Konflik Keterampilan Strategi Untuk Bertindak, Jakarta: Grafika Pertama, 2001.
- Francis, Diana, Teori Dasar Transformasi Konflik Sosial, Yogyakarta: Qualls, 2006.
- Hasan, Ibnu Mukhtar, Konflik-konflik Sosial Bernuansa Agama: Studi Kasus Kerusuhan Kupang Nusa Tenggara Timur 30 November 1998” dalam Konflik Sosial Bernuansa Agama di Indonesia, Jakarta: Department Agama RI, 2003.
- Hidayat, Mansur, “Budaya Lokal dalam Pencegahan dan Penyelesaian Konflik”, Bina al-Ummah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Pengembangan Komunitas, Volume IV, 2011.
- Kornblorn, Willian, Sociologi in the Changing World, USA: Wards-moth Thompson Learning, 2003.
- Kuswanjono, Arqom, Filsafat Perenial dan Rekontruksi Pemahaman Keberagamaan, Yogyakarta: Filsafat UGM, 2006.
- Kuswanjono, Arqom, Ketuhanan dalam Telaah Filsafat Perenial Refleksi Pluralisme di Indonesia, Yogyakarta: Filsafat UGM, 2006.
- Magniz-Suseno, Franz, Berfilsafat dari Konteks, Jakarta: Gramedia, 1992.
- Nafis, Muhammad Wahyuni, dan Komaruddin Hidayat, Agama Masa Depan Perspektif Filsafat Perenial, Jakarta: Paramadina, 1995.
- Panikker, Raimundo, Dialog Intra Relegius, Yogyakarta: Kanisius, 1984.
- Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1976.
- Shadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jil. IV, Jakarta: Ikhtisar Baru VAN HOEVE, 1983.
- Shihab, Alwi, Islam Inklusif, Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Bandung: Mizan, 1998.
- Soejadi, Pancasila Sebagai Sumber Topik Hukum Indonesia, Yogyakarta: Lukman Offset, 1999.
- Sofyan, M. Sholeh, Analisis Empiris Konflik Eksekutif dan Legislatif di Provinsi Lampung, 2002-2009.
- Sudjangi, “Konflik-Konflik Sosial Bernuansa Agama Studi Kasus Kerusuhan Ambon”, dalam Konflik Sosial Bernuansa Agama Di Indonesia, Jakarta, Departemen Agama RI, 2007.
- Surur, Umar, “Konflik Sosial Bernuansa SARA Berbagai Komunitas Etnik di Kalimantan Barat”, dalam Konflik Sosial Bernuansa Agama di Indonesia, Jakarta: Departement Agama RI, 2003.
- Susan, Novri, Sosiologi Konflik, Jakarta: Kencana, 2009.
- Susan, Novri, Sosiologi Konflik: Isu-isu Konflik Kontemporer, Jakarta: Kencana, 2009.
- Suwaryati, Titik, “Konflik-konflik Sosial Bernuansa Agama di Berbagai Komunitas: Kasus Kerusuhan Sosial di Banjarmasin, 1997”, dalam Konflik Sosial Bernuansa Agama di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003.