KOMODIFIKASI BUDAYA DI ERA EKONOMI GLOBAL TERHADAP KEARIFAN LOKAL: Studi Kasus Eksistensi Industri Pariwisata dan Kesenian Tradisional di Jawa Tengah

Agus Maladi Irianto*  -  Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Indonesia

(*) Corresponding Author
Abstract: The culture commodification is the sale-purchase transaction of cultural objects through industrial process that was born along with the globalization era. The tourism industry is the child of globalization that produce cultural objects to be traded for the financial benefit. One form of the commodification cultural objects in the globalization era is the traditional arts. The problem is how the strategy needs to be developed so that the traditional arts as the subject of its supporting society's local wisdom is remain protected, but on the other hand it is expected to accomodate the demand of economic globalization that has conducted the culture commodification? With the aim to synergize the presence of traditional arts as the cultural identity of its supporting society and the tourism industry demands that conduct culture commo¬dification, then through a field research using qualitative method, it resulted the following description. First, the culture commo¬dification becomes a necessity in the global economy era that evolve in this era of postmodernity, especially it's marked by the growing of the tourism industry. Second, the culture commo¬dification to the local wisdom can basically be solved by several strategies without marginalizing the supporting society of the local wisdom. Third, the existence of traditional arts as a cultural identity can be protected and revitalized from the demands of the culture commodification, as long as it is also developing a concept that is able to synergize the perception and responses of the supporting society to the demands of the tourism industry. Fourth, one of the most relevant concepts to accommodate the demands of the culture com¬modification is a concept that is commonly referred as the pseudo traditional art.

Abstrak: Komodifikasi budaya adalah transaksi jual beli benda budaya melalui proses industri yang lahir seiring dengan era globalisasi. Industri pariwisata adalah anak kandung globalisasi yang memproduksi benda budaya untuk diperjualbelikan demi keuntungan secara finansial. Salah satu bentuk benda budaya yang dikomodifikasi di era globalisasi adalah kesenian tradisional. Permasalahannya adalah, bagaimana strategi yang perlu dikembangkan agar kesenian tradisional sebagai subjek kearifan lokal masyarakat pendukungnya tetap telindungi, tetapi di sisi lain ia diharapkan bisa mengakomodasi tuntutan globalisasi ekonomi yang telah melakukan komodifikasi budaya? Dengan tujuan untuk mensinergikan antara keberadaan kesenian tradisional sebagai identitas kultural masyarakat pendukung dan tuntutan industri pariwisata yang melakukan komodifikasi budaya, maka melalui penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif telah menghasilkan gambaran sebagai berikut. Pertama, komodifikasi budaya menjadi keniscayaan di era ekonomi global yang berkembang di era pascamodernitas ini, terutama ditandai dengan kian berkembangnya industri pariwisata. Kedua, komodifikasi budaya terhadap kearifan lokal pada dasarnya dapat dipecahkan dengan sejumlah strategi tanpa harus memarjinalkan masyarakat pendukung kearifan lokal tersebut. Ketiga, keberadaan kesenian tradisional sebagai identitas kultural dapat terlindungi dan direvitalisasi dari tuntutan komodifikasi budaya, sepanjang dikembangkan suatu konsep yang mampu mensinergikan antara persepsi dan respons masyarakat pendukung dengan tuntutan industri pariwisata. Keempat, salah satu konsep yang paling relevan untuk mengakomodasi tuntutan komodifikasi budaya adalah konsep yang lazim disebut sebagai psedo traditional art.

Keywords: globalization; tourism industry; traditional art; cultural commodification

  1. Adorno dan Horkheimer, The Culture Industry Enlightenment as Mass Deception, London: Verso, 1979.
  2. Agus Muriawan Putra, “Identitas & Komodifikasi Budaya dalam Pariwisata Budaya Bali”. Jurnal Analisis Pariwisata., Vol. 8, No. 2, 2008.
  3. Aris, Muhammad Shiddiq A.A., “Dampak Perekonomian Global terhadap Perekonomian Lokal”, dalam http://muhammadshiddiq-aa.blogspot. co.id/2015/10/dampak-perekonomian-global-terhadap.html. Diunduh pada 19 Februari 2016.
  4. Budiman, Hikmat, Lubang Hitam Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius, 2002.
  5. Creswell, John W., Research Design. Qualitative & Quantitative Approaches. USA: SAGE Publication, 1994.
  6. Denzin, Norman K. & Yvonna S. Lincoln, eds., Handbook of Qualitative Research, USA: SAGE Publication., 1994.
  7. Fiske, John, Television Culture, London: Routledge. 1987.
  8. Gleick, Peter H., et.al., The New Economy of Water: The Risk and Benefits of Globalization and Privatization of Fresh Water, California: Pasific Institute, 2002.
  9. Irianto, Agus Maladi, “Pencarian Identitas dan Integrasi Kebudayaan pada Masyarakat Multikultural”. Dipresentasikan pada Seminar Keaneka¬ragaman Budaya Sebagai Perekat Keutuhan Bangsa Menuju Indonesia Baru. Diselenggarakan Fakultas Sastra UNDIP di Semarang, 8 Sep¬tember.2005.
  10. Irianto, Agus Maladi, Erotika Petani Jawa Memuja Dewi: Tayub, Antara Ritualitas dan Sensualitas, Semarang: Lengkongcilik Press, 2005.
  11. Irianto, Agus Maladi, “Kesenian Daerah dan Globalisasi, Sebuah Konsep Menuju Ketahanan Budaya”. Dipresentasikan pada Saresehan Pengkajian Pemeliharaan dan Pengembangan Kesenian serta Ke¬budayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Diselenggarakan Badan Kes¬bangpol dan Linmas Prov. Jateng di Kabupaten Kendal dan Batang, tanggal 21 & 30 Juli, 2009.
  12. Irianto, Agus Maladi, ”Media dan Multikulturalisme” dalam Multikulturalisme Yogyakarta dan Identitas Keindonesiaan (Editor: Sri Rahayu Budiarti dan Muslimin A.R. Effendy), Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009.
  13. Irianto, Agus Maladi, dkk., “Model-model Pengembangan Atraksi Kesenian Tradisional Wonosobo, Sebagai Strategi Pemahaman Wawasan Wisata Masyarakat Lokal”, Laporan Penelitian, Semarang: LPPM Undip, 2010.
  14. Irianto, Agus Maladi, “Pariwisata Jawa Tengah, Diskusi tentang Manusia dan Kebudayaan”. Jurnal Ilmiah Universitas Trisakti PARIWISATA. Vol. 15 No.1, 2010.
  15. Irianto, Agus Maladi, “Mass Media Reality In Indonesia: The Local Wisdom That Were Marginalized By The TV Broadcast”. Dipresentasikan dalam The International Seminar on Education as Media of Socialization and Enculturation of Local Culture. Held by the Graduate School of Education and Human Developoment, Nagoya University, Juni 25th. 2013.
  16. Irianto, Agus Maladi, dkk., “Mengemas Kesenian Tradisional dalam Bentuk Industri Kreatif, Studi Kasus Kesenian Jathilan”, Laporan Penelitian, Semarang: LPPM Undip, 2015.
  17. Jery, David & Julia Jery, Collins Directory of Sociology. Collins: Harper Collins Publishers, 1991.
  18. Karisma, Widya & Abidin Lating,.” Analisis Peran Industri Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonosobo”, Jurnal Ilmiah FEB Unibraw Karisma. No. 1 Vol. 3, 2013.
  19. Kayam, Umar, “Seni Pertunjukan dan Sistem Kekuasaan”, Jurnal Seni GELAR. Vol. 2, No. 1, 1999.
  20. Kurniawan, Aan, “Dampak Perekonomian Global terhadap Perekonomian Domestik.” dalam http://aankurniawan-astra.blogspot.co.id/2015/10/ dampak-perekonomian-global-terhadap.html. Diakses 21 Februari 2016.
  21. Kuswarsantyo, “Seni Jathilan: Bentuk, Fungsi, dan Perkembangannya (1986-2013)”, Disertasi, Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, UNY, 2013.
  22. Maquet, J., Introduction to Aesthetics Anthropology, Massachusetts: Addison Wesley, 1971.
  23. Redfield, R., Masyarakat Petani dan Kebudayaan (terjemahan), Jakarta: YIIS, 1985.
  24. Smith, Philip, Cultural Theory: An Introduction, Oxford & Massachusetts: Blackwell Publishers, 2001.
  25. Soedarsono, Tayub, Penyajian dan Tata-Tarinya, Surakarta: Sebelas Maret University Press, 1990.
  26. Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata, Bandung: MSPI, 1999.
  27. Suara Medeka, “Sektor Pariwisata Sumbang PAD Rp 3 M”, 13 Januari 2016. http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/sektor-pariwisata-sumbang-pad-rp-3-m/. Diunduh tanggal 21 Februari 2016.
  28. Subari, “Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Objek Wisata Candi Borobudur terhadap Ekonomi Masyarakat di Sekitarnya”, Thesis, Yogyakarta: UGM, 2007.
  29. Suneki, Sri, “Dampak Globalisasi terhadap Eksistensi Budaya Daerah”, Jurnal Ilmiah CIVIS, Vol. 2I No. 1, 2012.
  30. Swarbrooke, J., Sustainable Tourism Management, New York: CABI Publishing is division of CAB International 1998.
  31. Turner, Victor, The Ritual Process, New York: Cornel University Press., 1986.

Open Access Copyright (c) 2016 Teologia

 

JURNAL THEOLOGIA

Published by The Faculty of Islamic Theology and Humanities
Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang - Indonesia

 
                                                               
Web
Analytics
View My Stats
apps