HUMANISME PENDIDIKAN : KRITIK TERHADAP MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTS

Khamim Saifuddin*  -  Sekolah Tinggi Agama Islam Temanggung (STAINU) Temanggung, Indonesia
Hamidulloh Ibda  -  Sekolah Tinggi Agama Islam Temanggung (STAINU) Temanggung, Indonesia

(*) Corresponding Author
Dewasa ini iklim kehidupan sosial masyarakat mengalami goncangan peradaban. Semua tidak bisa dilepaskan dengan pendidikan yang diberikan. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebagai salah satu mata pelajaran wajib sangat berkontribusi mewarnai pembentukan pola fikir anak ke depan. Tulisan ini bermaksud memberikan kritik wacana terhadap materi tersebut dengan menggunakan sudut pandang konsep humanisme pendidikan. Dalam artikel ini pendekatan kualitatif deskriptif di rasa tepat digunakan melihat obyek yang diteliti, sedangkan metode pengambilan datanya bersumber dari library research.  Khusus materi di tingkat MTs, penulis melihat ada beberapa kejanggalan tentang materi tersebut. Pengambilan materi terlalu mengedepankan masalah kekerasan yang berimbas pada intoleransi meski tidak bisa dimungkiri hal tersebut benar-benar terjadi dalam perjalanan sejarah. Kesetaraan gender, semangat pembebasan dan psikologi anak kurang diberikan secara berimbang sehingga muncul sebuah stigma bahwa materi ini kurang proporsional dan hanya memberikan pemahaman tentang semangat menindas dan mengalahkan

Keywords: Sejarah Kebudayaan Islam, MTs

  1. Agger, Ben. Teori Sosial Kritis. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003.
  2. Ahmad, Farida. “Wacana Gender Bukan Hanya Milik Perempuan,” 17 September 2004.
  3. Ardi Widodo, Sembodo. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam. Jakarta: Nimas Multima, 2003.
  4. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta, 2002.
  5. Baedowi, Ahmad. Tafsir Feminis. Bandung: Nuansa, 2005.
  6. Baidan, Nasharuddin. Tafsir Bi Al Ra’yi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.
  7. Depag RI. Al Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Gema Risalah, 1992.
  8. Fajar, Malik. Visi Pembaharuan Pendidikan Islam. Jakarta: LP3NI, 1998.
  9. Fakih, Mansur. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
  10. Freire, Paulo. Menjadi Guru Yang Merdeka. Yogyakarta: LKis, 2001.
  11. ———. Poltik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
  12. Husain. Islam Agama Ramah Perempuan. Bandung: Fahmina Institute, 2003.
  13. Ismail, Nurjanah. Perempuan Dalam Pasungan. Yogyakarta: LKis, 2003.
  14. Kusti’ah, dan Anny Aisah. Belajar Gender Analisis Mengurai Ketimpangan Gender dalam Realitas Masyarakat. Semarang: JGJ PMII Jateng, 2005.
  15. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.
  16. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik Implementasi dan Inovasi. Bandung: Remaha Rosdakarya, 2004.
  17. Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam I. Semarang: Karya Toha Putra, 2004.
  18. ———. Sejarah Kebudayaan Islam II. Semarang: Karya Toha Putra, 2004.
  19. ———. Sejarah Kebudayaan Islam III. Semarang: Karya Toha Putra, 2004.
  20. Muthali’in, Achmad. Bias Gender dalam Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Perss, 2001.
  21. Partanto, Pius A, dan M Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 1994.
  22. Penyusun, Tim. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah (standar Kompetensi). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
  23. ———. Standar Kompetensi Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
  24. Sarifatun, Elis. “Pendidikan Androgene; Sebuah Refleksi Terhadap Materi Pelajaran, Temanggung,” 2005.
  25. Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Alhusna, 1990.
  26. Toha, Chabib. Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
  27. Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.

Open Access Copyright (c) 2020 Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

View My Stats
apps