KITAB AL-SANĪ AL-MAṬĀLIB: INTERKONEKSI NAHWU DAN TASAWUF
Main Article Content
Abstract
This paper reviews a book entitled al-Sanī al-Maṭālib written by Kiai Nur Iman Mlangi Yogyakarta. This book is written in Arabic containing an interconnection between Arabic grammar and mysticism. This book is very interesting due to the fact that those two knowledges have its own rules. In addition, there is only small number of authors who had written with the same model, to name one of them is Shaikh Abdul Qadir bin Ahmad al-Kuhany with his work entitled Manniyat al-Fāqir al-Munjarid wa Sayrat al-Murīd al-Mutafarrid”. The book al-Sanī al-Maṭālib was predicted written in the late 18s Century or the beginning of 19s century, it is based on the period of Kiai Nur Iman’s life in which around the mid of 18s century. The grammatical rule of Arabic in this book was explained theosophically, it is started with the explanation of tauhid (oneness) as the basic learning for Muslim, followed by the meaning of each Arabic rule in mystical aspect.
***
Tulisan ini mereview buku yang berjudul al-Sanī al-Maṭālib yang ditulis oleh Kiai Nur Iman Mlangi Yogyakarta. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab yang mengandung interkoneksi antara ilmu Nahwu (tata bahasa Arab) dengan mistisisme. Buku ini sangat menarik karena kenyataan bahwa kedua pengetahuan tersebut memiliki aturan sendiri-sendiri. Selain itu, sangat sedikit penulis yang menulis dengan gaya seperti itu. Salah satunya adalah Syaikh Abdul Qadir bin Ahmad al-Kuhany dengan karyanya yang berjudul Manniyat al-Fāqir al-Munjarid wa Sayrat al-Murīd al-Mutafarrid. Buku al-Saniy al-Muthalib diduga telah ditulis pada akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, menurut periode kehidupan Kiai Nur Iman yaitu sekitar pertengahan abad ke-18. Aturan Nahwu dalam buku ini dijelaskan secara teosofi yang dimulai dengan penjelasan mengenai tauhid (keesaan Tuhan) sebagai kajian dasar bagi orang Islam, yang diikuti dengan makna dari masing-masing aturan bahasa Arab dalam aspek mistiknya.
Downloads
Article Details
Copyright and Licensing
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. In line with the license, authors and users (readers, etc.) are allowed to share and adapt the material. In addition, the material must be given appropriate credit, provided with a link to the license, and indicated if changes were made. If authors remix, transform or build upon the material, authors must distribute their contributions under the same license as the original.
References
Abdillah, Zamzan Afandi, “Pengaruh Filsafat terhadap Nahwu; Pro-Kontra Pengaruh Filsafat terhadap Nahwu,” Diunduh dari: http://rumahterjemah. com/lainnya/pengaruh-filsafat-terhadap-nahwu/
Abdullah, Amin, Islamic Studies di Perguruan Tinggi, Pendekatan Integrasi Interkonektif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Bruinessen, Martin V, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat: Tradisi Tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1995.
Dwiyanto, Djoko, Keraton Yogyakarta; Sejarah, Nasionalisme dan Teladan Perjuangan, Yogyakarta: Paradigma Indonesia, 2006.
Hadi, Syamsul., dkk., Aspek-Aspek Islam dalam Manuskrip Kraton, Yogyakarta: YKII bekerjasama dengan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006.
Hariwijaya, M, Islam Kejawen. Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2004.
Hidayat, Taufik dan Adib, Ma’wal, Sekilas Sejarah Mbah Kiai Nur Iman (BPH Sandiyo) dan Berdirinya Masjid Jami’ Mlangi, Yogyakarta: Pelaksana Penyelenggara Khaul Mbah Kiai Nur Iman Mlangi, 2006.
Jamhuri, Muhammad, “Filsafat Ilmu Nahwu,” 2010, http:// jejaknahwushorof. blogspot.com/2010/05/filsafat-ilmu-nahwu.html.
Khuluq, Latiful, Fajar Kebangunan Ulama; Biografi Hasyim Asy’ari, Yogyakarta: LkiS, 2008.
Marlow, C, Research Methods for Generalist Social Work, Toronto: Brooks/Cole, 2001.
Naji, Dairobi. A., Nahwu Sufi; Paradigma Unik Ibnu Maymun di Balik al-Jurumiyah, 2004.
Nawawi, Makmun, “Nahwu Hati di Kalangan Ulama Islam; Penguasaan Ilmu Nahwu merupakan Landasan Fundamental yang Tidak Bisa Ditawar-tawar Lagi,” 2011, http://bataviase.co.id/node/763229.
Purwosemantri, R.L, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat; Sujarah sarta Sawatawis Pranatan Lampah Budaya/Adat (Ugi Ngrewat Bab-bab Wigatos Sanesipun), 1944.
Qodir, Abdul Syaikh bin Ahmad al-Kuhany, Maniyyat al-Faqīr al-Munjarid wa Sayrat al-Murid al-Mutajarrid. Diterjemahkan oleh Diya’uddin Luqoni dan Dahril Kamal, Rahasia Ilahi di Balik Gramatika Bahasa Qur’any sebuah Telaah Sufistik ata Kitab al-Jurumy.
Rachman, Budhy Munawar, Ensiklopedi Nurcholis Madjid. Jakarta: Mizan, 2006.
Ridwan, “Karakteristik Nuhat Kufah dan Bashrah,” 2006, http://jurnallingua.com /edisi-2006/5-vol-1-no-1/36-karakteristik-nuhat-kufah-dan-bashrah.html.
Santosa, Revianto Budi, Dari Kabanaran menuju Yogyakarta; Sejarah Hari Jadi Kota Yogyakarta, Yogyakarta: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, 2008.
Suharso dan Retnoningsih, Ana, Kamus Besar Bahasa Indonesia,. Semarang: Widya Karya, 2005.
Tatang, dkk. (ed.), Islam dan Khazanah Kebudayaan Kraton Yogyakarta. Yogyakarta: YKII, 1998.
Tashadi dan Mifedwil, J., (ed.), Kanjeng Kiai Surya Raja; Kitab Pusaka Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta: YKII bekerjasama dengan IAIN Sunan Kalijaga, 2002.
Wiranta, S & Hadisuwarna, Pengolahan dan Analisis Data Bidang IPS, Modul Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama. Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Peneliti LIPI, 2007.
Widiyastuti, “Fungsi, Latar Belakang Pendirian, dan Peranan Masjid-masjid Pathok Negara di Kasultanan Yogyakarta,” Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM Yogyakarta, 1995.