DISKURSUS DERADIKALISASI AGAMA: POLA RESISTENSI PESANTREN TERHADAP GERAKAN RADIKAL

Hasyim Muhammad*  -  State Islamic University (UIN) Walisongo, Semarang, Indonesia
Khoirul Anwar  -  State Islamic University (UIN) Walisongo, Semarang, Indonesia
Misbah Zulfa Elizabeth  -  State Islamic University (UIN) Walisongo, Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author

Pesantren had a specific perspective related to religious radicalism and violence. The purpose of this study is to uncover the discourse of radicalism and de-radicalization in Pesantren Soko Tunggal Semarang. Applying the qualitative research, it was revealed that Pesantren Soko Tunggal against all forms of violence in the name of religion. According to Pesantren Soko Tunggal radical movements in the name of religion is a form of misunderstanding of the religion. Islamic radicalism is generally based on the Wahhabi’s understanding, so that attitudes and behavior are influenced by the teachings of Wahhabi. In the view of Wahabism heresy in religion is a form of desecration and denial that must be fought. Pesantren assumed that Pancasila and UUD 1945 is a form of actual enforcement of Islamic law due to Pesantren Soko Tunggal kept to preserve the values of moderatism and develop a peaceful multicultural life.

Keywords: Pesantren Soko Tunggal; moderatisme; diskursus radikalisme; deradikalisasi

  1. Esposito. John L, Islam and State, New York: Syracuse University Press, 1987.
  2. Gunaryo, Ahmad, dkk., Radikalisme Islam dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal, Laporan Penelitian, IAIN Walisongo, 2011.
  3. Hanafi, Hasan, Islam in the Modern World; Tradition, Revolution and Culture, Vol. II, Cairo: Dar Kebaa Bookshop, 2000.
  4. Hanafi, Hasan, al-Dīn wa al-Ṭawrah; Uṣūliyyah al-Islāmiyyah, Maktabah Madbouli, t.th.
  5. Jurgensmayer, Mark, Teror Atas Nama Tuhan, terj. Sadat Ismail, Jakarta: Nizam Press, 2002.
  6. Mas'ud, Abdurrahman, Intelektual Pesantren: Perhelatan Agama dan Tradisi, Yogyakarta: LKiS, 2004.
  7. Mastuki HS, dkk. (ed.), Intelektualisme Pesantren, Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Pertumbuhan Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka Jakarta, 2004.
  8. Qardhawi, Yusuf, Islam Radikal: Analisis terhadap Radikalisme dalam Berislam dan Upaya Pemecahannya, terj. Hawin Murthado, Solo: Intermedia, 2004.
  9. Rahmat, Imdadun, Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Islam Timur Tengah Ke Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2005.
  10. Septiani, “Pelaksanaan Deradikalisasi Narapidana Terorisme di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang”, Jurnal Kriminologi Indonesia, Vol. 7 No. I, Mei 2010.
  11. Thohir, Mudjahirin, “Deradikalisme Keagamaan dalam Perspektif Sosial-Budaya” dalam Seminar Nasional Deradikalisme Agama Melalui peran Mubaligh di Jawa Tengah, Fak. Dakwah IAIN Walisongo, 20 Juli 2011.
  12. Thohir, Mudjahirin, Multi-Kulturalisme, Agama, Budaya dan Sastra. Semarang: Gigih Pustaka Mandiri, 2013.
  13. Tibi, Bassam, Ancaman Fundamentalisme: Rajutan Islam Politik dan Kekacauan Dunia Baru, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000.
  14. Wahid, Abdurrahman, “Pondok Pesantren Masa Depan”, dalam MarzukiWahid, dkk. (ed.), Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).
  15. Wawancara:
  16. Gus Nuril, Pengasuh Pesantren Soko Tunggal, 15 November 2014.

Open Access Copyright (c) 2016 Hasyim Muhammad, Khoirul Anwar, Misbah Zulfa Elizabeth
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Institute for Research and Community Services (LP2M)
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Rectorate Building, 3rd Floor
Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang, Central Java, Indonesia
Email: walisongo@walisongo.ac.id

 

 
apps