Rekontruksi Penguatan Pesantren dalam Pengembangan Civil Society di Era Globalisasi

Abdul Ghofur*  -  UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG, Indonesia

(*) Corresponding Author

The role of pesantren in the development of civil society in this era of globalization needs to be re-examined. Along with the various challenges in this era, certain steps required to reconstruct the strengthening of the role of pesantren. Pesantren which has been able to play a role of educating the students should be developed with greater emphasis on strengthening civil society more comprehensively. Based on data and analysis, the authors conclude that: First, schools in addition to religious education institutions, also has the potential for the development of civil society in public education by taking various measures. Second, the schools in conducting educational development of civil society in the community can take two ways: (1) perform variety useful and beneficial activities to the surrounding community (2) to make educational planning directed at the ability and skills of the students respond to the needs and demands communities of origin. Third, the main role of schools in developing Islamic religious education should continue to be empowered and developed primarily related to entrepreneurship and independence, as well as efforts to integrate the religious knowledge and development of civilization in this era of globalization.

 

Peran pesantren dalam pengembangan civil society di era globalisasi ini perlu untuk dikaji ulang. Seiring dengan adanya berbagai tantangan di era ini, langkah-langkah tertentu diperlukan untuk merekontruksi penguatan peran pesantren ini. Pesantren yang selama ini mampu berperan mendidik para santri hendaknya dikembangkan dengan lebih menekankan pada penguatan civil society secara lebih komprehensif. Berdasarkan  data dan analisis,  penulis menyimpulkan bahwa: Pertama, pesantren di samping sebagai lembaga pendidikan agama, juga memiliki potensi untuk melakukan pengembangan pendidikan civil society di masyarakat dengan melakukan berbagai upaya. Kedua, pesantren dalam melakukan pengembangan pendidikan civil society di masyarakat dapat menempuh dua cara: (1) melakukan berbagai akvititas yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya (2) dengan membuat perencanaan pendidikan yang diarahkan pada kemampuan dan ketrampilan para santri dalam merespon kebutuhan dan tuntutan masyarakat asalnya. Ketiga, peran utama pesantren dalam melakukan pengembangan pendidikan agama Islam hendaknya terus diberdayakan dan dikembangkan terutama terkait enterpreneurship dan kemandirian, serta upaya memadukan antara pengetahuan agama dan kemajuan zaman di era globalisasi ini.

Keywords: Rekontruksi, penguatan, Pesantren, civil society, globalisasi.

  1. Abdurrahman Wahid, 2001, Menggerakkan Tradisi: Esa-esai Pesantren, Yogyakarta: LkiS
  2. Ahmad Suaedy (Ed.) , 2000, Pergulatan Pesantren dan Demokratisasi, Yogyakarta: LKIS.
  3. Ali Maschan, Drs. H. M.Si, 1999, Kiai dan Politik dalam Wacana Civil Society, Surabaya: Lepkiss
  4. Azyumardi Azra, Prof. Dr. M.A, 1999, Menuju Masyarakat Madani: Gagasan, Fakta dan Tantangan, Bandung: Rosdakarya
  5. Hikam, Muhammad AS, 2000, Islam, demokratisasi, dan pemberdayaan civil society. Erlangga
  6. Ismail SM dan Abdul Mukti (Ed) , 2000, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
  7. Steenbrink, Karel A., 1986, Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam kurun Modern, Jakarta: LP3ES
  8. Kompas, Jum’at, 8 Juni 2001
  9. M. Dawam Rahardjo (ed) , 1988, Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta: LP3ES
  10. Ma’mun Murod Al-Brebesy, 1999, Menyingkap Pemikiran Politik Gus Dur dan Amien Rais tentang Negara, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
  11. Martin Van Bruinessen, 1999, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan
  12. Marzuki Wahid dkk, 1995, Dinamika NU, Perjalanan Sosial dari Cipasung ke Kediri (1994-1999), Jakarta: Kompas-Lakpesdam
  13. Muchsin, M. Bashori dan Yuli Andi Gani dan M. Irfan Islamy, Upaya Pondok Pesantren Dalam Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan, Wacana, Vol. 12 No. 2 April 2009
  14. Hikam, Muhammad AS, 1999, Demokrasi dan Civil Society, Jakarta: LP3ES
  15. Nur Baladina, Membangun Konsep Enterpreneurhip Islam, Ulul Albab; Jurnal Studi Islam, vol. 13, No. 2 Juli-Desember 2012
  16. Pohl, Florian. "Islamic education and civil society: Reflections on the pesantren tradition in contemporary Indonesia." Comparative Education Review Vol. 50, No. 3 tahun 2006.
  17. Sahal Mahfudh, KH. , 1994, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta: LkiS
  18. Said, Nur. "Spiritual enterprenership warisan sunan kudus: modal budaya pengembangan ekonomi syari’ah dalam masyarakat pesisir." Equilibrium Vol.2, No. 2 tahun 2016
  19. Umar, Dr, H, M.A, 2015, Dinamika Sistem Pendidikan Islam dan Modernisasi Pesantren, Semarang: Fatawa Publishing
  20. Zamakhsyari Dhofier, 1994, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES
  21. Ziemek, , 1996, Pesantren dalam Perubahan Sosial, terj. Butche B. Soendjojo, ed. Siregar, Jakarta: P3M
  22. Zubaedi, Dr. M.Ag, M.Pd, 2007, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pesantren; Kontribusi Fiqh Sosial Kiai sahal Mahfudh dalam Perubahan Nilai-nilai Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Open Access Copyright (c) 2016 Abdul Ghofur

Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan
Institute for Research and Community Services (LP2M)
UIN Walisongo, Semarang, Indonesia
Jl. Walisongo No 3-5 Semarang 50185
Central Java, Indonesia
Website: https://lp2m.walisongo.ac.id/
Email: dimas@walisongo.ac.id

ISSN: 1411-9188 (Print)
ISSN: 2502-9428 (Online)

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Get a feed by atom here, RRS2 here and OAI Links here

apps