SISTEM WARIS ADAT BILATERAL HAZAIRIN: ANALISIS DALAM LENSA MAQᾹṢID SYARῙ’AH YŪSUF QARAḌᾹWῙ

Nur Istifadah*    -  Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Indonesia
Nur Khoirin  -  Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author

Abstract

One of Hazairin's thoughts regarding bilateral inheritance law is that the Koran has regulated a system of equality between two different genders. This is what underlies his thinking regarding the distribution of inheritance, where for communities with father-mother clans or a bilateral system, assets to heirs are distributed fairly and according to their rights. Yūsuf al-Qaraḍāwī's maqāṣhid al-syarī'ah thinking is very moderate and adapts to changing times and conditions so that it can be accepted by all groups. The qualitative research method with this type of literature takes data sources from several primary data such as books by Hazairin and books by Yūsuf al-Qaraḍāwī. The data analysis process uses descriptive-analytical analysis, with a maqāṣhid al-syarī'ah approach, in which the writer-researcher will examine Hazairin's thoughts regarding bilateral customary inheritance in the view of maqāṣhid al-syarī'ah Yūsuf al-Qaraḍāwī. The results of this paper show that the inheritance law that has been regulated by Islamic Sharia certainly contains benefits for its creatures, benefits that do not look at gender differences, especially in terms of Islamic inheritance. As expressed by Yūsuf al-Qaraḍāwī, humans need to know and understand religion, not just know religion without understanding it, because with this the meaning and intentions of the Shari'ah can be achieved by humans.

Keywords:   Hazairin's Bilateral Heir, Maqāṣhid al-Syarī'ah, Yūsuf al-Qaraḍāwī

Abstrak

Salah satu pemikiran Hazairin mengeni hukum waris secara bilateral yakni bahwasannya al-Qur’an telah mengatur sistem kesetaraan antara dua gender yang berbeda. Hal tersebut yang melandasi pemikirannya terkait pembagian waris, yang mana bagi masyarakat dengan clan/marga ayah-ibu atau disebut  dengan  sistem bilateral, membagikan harta kepada ahli waris dibagikan secara adil dan sesuai dengan haknya. Pemikiran maqāṣhid al-syarī'ah Yūsuf al-Qaraḍāwī sangat moderat serta menyesuaikan dengan perubahan masa dan kondisi, sehingga dapat diterima oleh semua kalangan. Metode penelitian kualitati dengan jenis kepustakaan ini mengambil sumber data dari beberapa data primer seperti buku karya Hazairin dan kitab karya Yūsuf al-Qaraḍāwī. Proses analisis data menggunakan analisis deskriptif-analitis, dengan pendekatan maqāṣhid al-syarī'ah, yang mana penulis-peneliti akan menelaah pemikiran Hazairin terkait dengan waris adat bilateral dalam pandangan maqāṣhid al-syarī'ah Yūsuf al-Qaraḍāwī. Hasil tulisan ini menunjukkan bahwasannya, hukum waris yang telah diatur oleh syari’at Islam sudah tentu mengandung kemashlahatan bagi makhluknya, kemashlahatan yang tidak memandang perbedaan gender khususnya dalam hal waris Islam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yūsuf al-Qaraḍāwī bahwa pentingnya manusia mengetahui dan memahami agama, bukan hanya mengetahui agama tanpa memahaminya, sebab dengan hal tersebut makna dan maksud-maksud syari’at dapat digapai oleh manusia.

Kata kunci:         Waris Bilateral Hazairin, Maqāṣhid al-Syarī'ah, Yūsuf al-Qaraḍāwī

Keywords: Waris Bilateral Hazairin, Maqāṣhid al-Syarī'ah, Yūsuf al-Qaraḍāwī

  1. Asiyah, Nur, and Abdul Ghofur. “Kontribusi Metode Maṣlaḥah Mursalah Imam Malik Terhadap Pengembangan Hukum Ekonomi Syari’Ah Kontemporer.” Al-Ahkam 27, no. 1 (2017): 59. https://doi.org/10.21580/ahkam.2017.27.1.1349.
  2. Bashori, Ahmad Dumyathi. “Vol. 36, No. 1, Agustus 2013 ISSN : 0126-396X P.” Dialog: Jurnal Penelitian Dan Kajian Islam 36, no. 1 (2013).
  3. Hanisah, Nur, Bagus Ramadi, Universitas Islam, Negeri Sumatera, and Media Sosial. “ISSN 3031-0369 1 Jurnal Hukum Dan Kewarganegaraan” 1, no. 12 (2023): 1–16.
  4. Haq, Sansan Ziaul, and Asep Salahudin. “Moderasi di Atas’ Tekstualisme-Kontekstualisme: Metodologi Pemahaman Sunnah Yūsuf al-Qaraḍāwī.” AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis 6, no. 3 (2022): 965–86. https://doi.org/10.29240/alquds.v6i3.4057.
  5. Hazairin. Hendak Kemana Hukum Islam. Jakarta: Tinta Mas, 1976.
  6. ———. Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Al-Qur’an dan Hadist. Jakarta: Tintamas, 1982.
  7. Irwan, Muhammad. “Kebutuhan dan Pengelolaan Harta dalam Maqashid Syariah.” Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan 3, no. 2 (2021): 160–74. https://doi.org/10.29303/e-jep.v3i2.47.
  8. Judiasih, Sonny, and Efa Laela Fakhriah. “Inheritance Law Sistem: Considering the Pluralism of Customary Law in Indonesia Sonny Dewi Judiasih * and Efa Laela Fakhriah **.” PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum 5, no. 2 (2018): 315–30.
  9. Ma’mur, Jamal. “Moderatisme Fiqh Perempuan Yūsuf al-Qaraḍāwī.” Muwazah 8, no. 1 (2017): 1–13. https://doi.org/10.28918/muwazah.v8i1.725.
  10. Mas’udi, masdar farid. Hak-Hak Reproduksi Perempuan dalam Islam, dan Islam Agama Keadilan. Bandung: mizan, 1997.
  11. ———. “Meletakkan Kembali Mashlahat Sebagai Acuan Syari’ah.” Ulumul Qur’an VI (1995): 94.
  12. Mubarokah, Lulu. “Wanita Dalam Islam.” Journal of Islamic Studies and Humanities 6, no. 1 (2021): 23–31. https://doi.org/10.21580/jish.v6i1.7378.
  13. Ridha, Muhammad Rasyid. Tafsir al-Qur’an al-Hakim al-Masyhur bi “Tafsir al-Manar.” Beirut: Dar al-Ma’rif, n.d.
  14. Nadiyah Sharīf al-’Imārī. al-Ijtihād aī al-Islām Uṣūluhu Aḥkāmuhu Afaquhu. Beirut: Muassasah al-Risālah, 1981.
  15. Nugroho, S.S. Hukum Waris Adat di Indonesia. solo: Pustaka iltizam, 2016.
  16. Rokhmadi, Rokhmadi. “Rekonstruksi Ijtihād Dalam Ilmu Uṣūl Al-Fiqh.” Al-Ahkam 22, no. 2 (2012): 161. https://doi.org/10.21580/ahkam.2012.22.2.9.
  17. Satuti Thalib. Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1981.
  18. Sudarso. Hukum Waris dan Sistem Bilateral, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
  19. Syarifuddin, Amir. Pengertian dan Sumber Hukum Islam (Dalam Falsafah Hukum Islam). Jakarta: Bumi Aksara dan DEPAG, 1992.
  20. al-Qaraḍāwī, Yūsuf, Kalimat fi al-Wasatiyyah al-Islamiyyah wa Ma’alimuha. Kuwait: al-Markaz al-’Alami li al-Wasatiyyah, 2007.
  21. al-Qaraḍāwī, Yūsuf, al-Ijtihād al-Mu’ashir al-Inzhibaath wa al-Infiraath. Kairo: Daar at-tauzii’wan Nasyr al-Islamiyyah, n.d.
  22. ———. al-Khashaish al-Ammah li al-Islam. Kairo: Maktabah Wahbah, 1999.
  23. ———. Dirasah fi Fiqh maqāṣhid al-syarī'ah (Baina al-Maqāṣhid a al-Kulliyah wa an-Nushush al-Juz’iyyah). Mesir: Dar asy-Syuruq, 2006.
  24. ———. Kaifa Nata’amal Ma’a al-Qur’an al-Azhim. Kairo: Maktabah Wahbah, 2011.
  25. ———. Syari’atul Islamiyyah Khuluduha wa Shalaakhiha li Tathbiqi li Kulli Zaman Wa Ala Makaanin. Beirut: maktabat wahbah, 2011.
  26. al-Qaraḍāwī, Yūsuf, Awamilu as Sa’ah wa al-Murunah fi asy-Syari’ah al-Islamiyah. 1st ed. Mesir: Daar ash Ahahwash lin Nashr, 1985.
  27. Zahrah, muhammad abu. Ushul al-Fiqh. Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi, n.d.
  28. Zainudin, Ali. Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
  29. Bashori, Ahmad Dumyathi “Konsep Moderat Yūsuf al-Qaraḍāwī: Tolak Ukur Moderasi an Pemahaman Terhadap Nash" Dialog: Jurnal Penelitian dan Kajian Islam 36, no. 1 (2013), Vol. 36, No. 1, Agustus 2013 ISSN : 0126-396X P,” https://doi.org/10.47655/dialog.v36i1.73.

Indexed by

Journal Terindex di Crossref Journal Terindex di Google Scholar Journal Terindex di Academia    


Copyright © 2017 Journal of Islamic Studies and Humanities, ISSN: 2527-8401 (p) 2527-838X (e)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
apps