A counseling service for developing the qona'ah attitude of millennial generation in attaining happiness

Al Halik*  -  Institut Agama Islam Negeri Metro Lampung, Indonesia

(*) Corresponding Author

Supp. File(s): common.other

Purpose -  The research objective is a trial to create group counseling services with self-acceptance techniques to develop Qona’ah attitudes in realizing the happiness of the millennial generation.

Method - The method used in data collection was a literature study.

Result - The result of this paper is to offer group guidance and counseling using self-acceptance techniques to develop a Qona’ah attitude. Positive self-acceptance will be able to create happiness.

Implications - Qona’ah attitude requires a training with strong patience, the applied counseling services  are group guidance and counseling services with four stages.

Originality - A method of developing the Qona’ah attitude of the millennial generation is a process of providing professional assistance which is characterized by a continuous process with systematic steps to an individu or groups of people.

 

Tujuan -  Tujuan penelitian ini adalah uji coba untuk menciptakan layanan konseling kelompok dengan teknik penerimaan diri untuk mengembangkan sikap Qona’ah dalam mewujudkan kebahagiaan generasi milenial.

Metode - Metode yang digunakan adalah studi pustaka.

Hasil - Hasil dari penelitian ini adalah menawarkan bimbingan dan konseling kelompok menggunakan teknik penerimaan diri untuk mengembangkan sikap Qona’ah. Penerimaan diri yang positif akan mampu menciptakan kebahagiaan.

Implikasi - Sikap Qona’ah membutuhkan pelatihan dengan kesabaran yang kuat, layanan konseling yang diterapkan adalah layanan bimbingan dan konseling kelompok dengan empat tahap.

Orisinalitas - Metode pengembangan sikap Qona’ah generasi milenial melalui proses pemberian bantuan profesional yang bercirikan proses berkelanjutan dengan langkah-langkah sistematis kepada individu atau kelompok masyarakat.

Supplement Files

Keywords: Qona’ah; happiness; millennial generation; qonaah; kebahagiaan; generasi milenial

  1. Ali, H., & Purwandi, L. (2016). Indonesia 2020: The urban middle class millenials. PT Alvara Strategi Indonesia.
  2. Ali, H., & Purwandi, L. (2017). The urban middle-class millenials Indonesia: Financial and online behavioral. PT Alvara Strategi Indonesia.
  3. Ali, M. F. (2014). Contentment (Qona’ah) and its role in curbing social and environmental problems. Islam and Civilisational Renewal ICR Journal, 5(3). https://icrjournal.org/index.php/icr/article/view/435.
  4. Amin, S. M. (2010). Bimbingan dan konseling Islam. Jakarta : Amzah.
  5. Ani, A. (2016). Pemahaman nilai-nilai qona’ah dan peningkatan self esteem melalui diskusi kelompok (studi pada anak-anak yatim panti asuhan Nurul Haq Yogyakarta). Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, 13(1), 86–108. https://doi.org/10.14421/hisbah.2016.131-05.
  6. Bambang, S. (2015). Generasi Y : Karakteristik, masalah, dan peran konselor. Makalah Seminar dan Workshop Internasional MALINDO 4, 22–23.
  7. Bernardi, S., & Pallanti, S. (2009). Internet addiction: A descriptive clinical study focusing on comorbidities and dissociative symptoms. Comprehensive Psychiatry, 50(6), 510–516. https://doi.org/10.1016/j.comppsych.2008.11.011.
  8. Budiati, I., Ponco, W., Ayuni, S., Reagen, H., A., Larasaty, P., Setiyawati, N., Pratiwi, A., I., & Saputri, V. G. (2018). Statistik gender tematik: Profil generasi milenial indonesia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
  9. Faqih, A. R. (2001). Bimbingan dan konseling dalam Islam. Yogyakarta: UII Press.
  10. Firmansyah, R. (2018). Relevansi psikoterapi sufistik dalam minhajul abidin ditinjau dari psikoterapi modern rasional emotive behavior therapy. International Seminar on Imam al-Ghazali’s Sufism The Role and Contribution of Imam al-Ghazali on Peace and Harmonious World, 22.
  11. Gamayanti, W. (2016). Gambaran penerimaan diri (self-acceptance) pada orang yang mengalami skizofrenia. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(1), 139–152. https://doi.org/10.15575/psy.v3i1.1100.
  12. Hamka. (2015). Tasawuf modern (Cetakan I). Jakarta: Penerbit Republika.
  13. Hasanah, V. N. (2018). Peningkatan penerimaan diri siswa kelas XI SMK SMTI Yogyakarta menggunakan konseling kelompok rational emotive behavior. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4(3), 215–225.
  14. Heriyadi, A. (2013). Meningkatkan penerimaan diri (self acceptance) siswa kelas VIII melalui konseling realita di SMP Negeri 1 Bantarbolang kabupaten Pemalang tahun ajaran 2012/2013 [Other, Universitas Negeri Semarang]. http://lib.unnes.ac.id/17348/.
  15. Ilma, A. N. (2019). Bimbingan agama Islam untuk menguatkan sikap penerimaan diri penerima manfaat di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang [Undergraduate, UIN Walisongo]. http://eprints.walisongo.ac.id/9999/.
  16. Jalaluddin. (2004). Psikologi agama. Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.
  17. Juniman, P. T. (2018). Studi sebut milenial sebagai generasi yang tak bahagia. Diambil 7 Oktober 2020, dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180623204300-277-308441/studi-sebut-milenial-sebagai-generasi-yang-tak-bahagia.
  18. Keyes, K. L., Shmotkin, D., & Ryff, C. D. (2002). Optimizing well-beinf: The empirical encounter of two traditions. Journal of Personality and Social Psychology, 82(6), 1007–1022. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12051575/.
  19. Koenig, H. G. (2012). Religion, spirituality, and health: The research and clinical implications [Review Article]. ISRN Psychiatry. https://doi.org/10.5402/2012/278730.
  20. Komariah, K. (2019). Efektivitas bimbingan dan konseling islam untuk meningkatkan penerimaan diri pada penyandang tunanetra. Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 35–42. https://doi.org/10.32923/tarbawy.v6i1.861.
  21. Kusumaningsih, L. P. S. (2017). Penerimaan diri dan kecemasan terhadap status narapidana. Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah, 9(3), 234–242. https://doi.org/10.15294/intuisi.v9i3.14114.
  22. Mayasari, R. (2014). Religiusitas Islam dan kebahagiaan. Jurnal Al-Munzir, 7(2), 20. http://dx.doi.org/10.31332/am.v7i2.281.
  23. Naja, M. A. (2018). Pandangan masyarakat milenial mengenai agama dan negara [Makalah Program Pascasarjana]. Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo.
  24. Nata, A. (2018). Pendidikan Islam di era milenial. Conciencia, 18(1), 10–28. https://doi.org/10.19109/conciencia.v18i1.2436.
  25. Nuryono, W. (2012). Keefektivan konseling naratif untuk meningkatkan penerimaan diri siswa / Wiryo Nuryono [Thesis, Universitas Negeri Malang]. http://repository.um.ac.id/56685/.
  26. Prayitno. (2017). Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok yang berhasil. Bogor : Ghalia Indonesia.
  27. Putri, R. K. (2018). Meningkatkan self-acceptance (penerimaan diri) dengan konseling realita berbasis budaya jawa. Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling, 2(1), 118–128.
  28. Putu, D. P., & Ketut, G. S. D. (2017). Pengaruh hedonisme dalam memediasi fashion involvement terhadap perilaku impulse buying pada generasi milenial di Bali. Jurnal Ilmiah Manajemen, 2(2), 311–323. https://doi.org/10.38043/jimb.v2i2.2081.
  29. Rahardjo, W. (2007). Kebahagiaan sebagai suatu prooses pembelajaran. Jurnal Penelitian Psikologi, 12(2), 127–137.
  30. Rahmadani, I., Rizki, R., & Restya, W. P. D. (2019). Pengaruh sifat qona’ah terhadap perilaku konsumtif pada siswa/i SMA Negeri 3 Banda Aceh. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi Manajemen, 2(2). https://doi.org/10.35308/jbkan.v2i2.984.
  31. Rakhmat, D. (2010). Tafsir kebahagiaan: Pesan Al-Quran menyikapi kesulitan hidup. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
  32. Rifai, M. H. (2018). Mengenal generasi milineal guna kesiapan tenaga pendidik dan dosen di Indonesia. Edudikara: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(2), 134–143. https://doi.org/10.32585/edudikara.v3i2.93.
  33. Saputro, I., Hasanti, A. F., & Nashori, F. (2017). Qona’ah pada mahasiswa ditinjau dari kepuasan hidup dan stres. Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris, 3(1), 11–20. https://doi.org/10.22236/JIPP-24.
  34. Sitorus, M. W., Badrujaman, A., & Fitri, S. (2019). Pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan metode permainan terhadap penerimaan diri siswa. ENLIGHTEN: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2(1), 18–23. https://doi.org/10.32505/enlighten.v2i1.1215.
  35. Syukur, M. A. (2012). Sufi healing: Terapi dalam literatur tasawuf. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 20(2), 391. https://doi.org/10.21580/ws.2012.20.2.205.
  36. Tiliouine, H., Cummins, R. A., & Davern, M. (2009). Islamic religiosity, subjective well-being, and health. Mental health, religion & culture, 12(1), 55–74. https://doi.org/10.1080/13674670802118099.
  37. Zein, S. A. (2017). Usir gelisah dengan ibadah. Yogyakarta: Diva Press.

Open Access Copyright (c) 2020 Journal of Advanced Guidance and Counseling
License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/
View My Stats
apps