Membingkai Ajaran Islam Dengan Produk Multimedia “Hakikat Kaya” dalam Film Dokumenter Religi Bukan Seperti Miskin Tidak Seperti Kaya

Nur Fatimah*  -  Aktivis Teras Keluarga Mahasiswa Batang di Semarang (KMBS), Indonesia

(*) Corresponding Author

This article is a result of a research about how to pack islamic teachings in a multimedia product which can enjoy by sense of hearing and sense of eyesight at once, that’s film. The result is a religious documentary film by the title Bukan Seperti Miskin Tidak Seperti Kaya, which is framing hadis Rasulullah SAW about the truth of richness, that is “richness doesn’t lie in the abundance of (worldly) goods, but richness is the richness of the soul (heart, self).” This concept visualized by the living condition and story of a man named Makmur who lived in the bamboo huts. Islamic values such as unpretentious, patience, sincere, thankfulnes, and qana’ah, take a colour of content of pervormative documentary film, which depicts reality of life with more subjective, expressive, stylish, and indepth display.

***

Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang bagaimana mengemas ajaran Islam dalam suatu produk multimedia yang bisa dinikmati indra pendengar dan penglihat sekaligus, yaitu film. Adapun hasilnya adalah sebuah film dokumenter religi berjudul Bukan Seperti Miskin Tidak Seperti Kaya yang membingkai sabda Rasulullah SAW mengenai hakikat kaya yakni “bukanlah kekayaan dengan banyaknya harta benda, akan tetapi kekayaan yang hakiki adalah kaya jiwa (hati).” Konsep tersebut divisualisasikan melalui pengalaman dan kisah hidup seorang lelaki bernama Makmur yang tinggal di gubuk bambu. Nilai-nilai ajaran Islam lain seperti kesederhanaan, sabar, ikhlas, syukur, dan qana’ah, turut mewarnai isi film dokumenter bertipe performatif ini, yang mana menampilkan kehidupan nyata dengan gambaran lebih subjektif, ekspresif, stylish, dan mendalam.

Keywords: production, documentary film, religious

  1. Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009).
  2. Apip, Pengetahuan Film Dokumenter, (Bandung: Prodi TV & Film STSI Bandung, 2011).
  3. Assifa, Farid, “Seorang Gadis Remaja Bunuh Diri Karena Disebut Miskin,” diakses 18 November 2015, http://internasional.kompas.com/read/ 2015/10/16/22154751/Seorang.Gadis.Remaja.Bunuh.Diri.karena.Disebut.Miskin.
  4. Aufderheide, Patricia, Docementary Film: A Very Short Introduction, (New York: Oxford University Press, 2007).
  5. Bordwell, David, Film Art: An Introduction, (New York: McGraw-Hill, 2008).
  6. Bukhari, Imam, Sahih Bukhari, (Kairo: Daarul Rayyan li-Turats, 1986).
  7. Cristiastuti, Novi, “Ibu di China Bunuh 4 Anaknya Lalu Bunuh Diri karena Hidup Miskin,” diakses 15 September 2016, https://news.detik.com/ internasional/d-3297991/ibu-di-china-bunuh-4-anaknya-lalu-bunuh-diri-karena-hidup-miskin.
  8. Effendy, Heru, Mari Membuat Film (Panduan Menjadi Produser), (Jakarta: Erlangga, 2009).
  9. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000).
  10. Gumilar, Risdiana, “Perancangan Film Dokumenter Kampung Naga”, Tugas Akhir, Universitas Komputer Indonesia, 2011.
  11. Hakim, Lukman, “Kritik Nalar Agama dalam Film Tanda Tanya,” Komunikasi Islam 02/1 (2012).
  12. Hapsari, Diana Ayu & Yunan H Urbani, “Pembuatan Film Dokumenter “Wanita Tangguh” dengan Kamera DSLR berbasis Multimedia,” IJNS (Indonesian Journal on Networking and Security) 3/1 (2014).
  13. Hermansyah, Kusen Dony, “Tipe-tipe (Mode) Dokumenter,” diakses 12 Juli 2014, https://kusendony.wordpress.com/2011/04/05/tipe-tipe-mode-dokumenter/.
  14. Hernawan, Penyutradaraan Film Dokumenter, (Bandung: Prodi TV & Film STSI Bandung, 2011).
  15. Muhammad Adam Hussein, Ebook Kajian Bunuh Diri.
  16. Muslim, Imam, Sahih Muslim, (Riyadh: Daarus Salam, 1996).
  17. Musyafak, M. Ali, “Film Religi sebagai Media Dakwah Islam,” Jurnal Islamic Review “JIE” II/2 (2013).
  18. Nichols, Bill, Introduction to Documentary, (Bloomington: Indiana University Press, 2001).
  19. Nugroho, Fajar, Cara Pinter Bikin Film Dokumenter, (Yogyakarta: Indonesia Cerdas, 2007).
  20. Pratista, Himawan, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008).
  21. Steiff, Joseff, The Complete Idiot’s Guide to Independent Filmmaking, (USA: Alpha Books, 2005).
  22. Supriyanto, R., “Film Semi Dokumenter Gua Suranyagi”, Tugas Akhir, Universitas Komputer Indonesia, 2004.
  23. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009, Perfilman.
  24. Wibowo, Fred, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta: Grasindo, 2007).

Open Access Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Dakwah
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats

 

Indexed by


      

Jurnal Ilmu Dakwah
Published by Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: +622214085031
https://fakdakom.walisongo.ac.id/
Email: ilmudakwah@walisongo.ac.id

ISSN: 1693-8054 (print)
ISSN: 2581-236X (online)
DOI : 10.21580/jid


This work is licensed under CC Atribution - Non Comercial - ShareAlike 4.0.

 
apps