Penerapan Cognitive Behaviour Therapy dalam Mengembangkan Kepribadian Remaja di Panti Asuhan

Dewi Khurun Aini*  -  Fakultas Psikologi dan Kesehatan, UIN Walisongo Semarang

(*) Corresponding Author

Supp. File(s): common.other
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan respon pelaksanaan “Pendekatan Brainology dan Psikologi Positif (CBT)” dalam mengembangkan kepribadian remaja putri yang berada di panti asuhan Aisyiyah Ronggowarsito Semarang. Penelitian ini melibatkan 30 responden remaja putri Panti Asuhan Aisyiyah sebagai subjek penelitian. Metodologi penelitian pada kajian ini adalah participatory action research. Metodologi ini merupakan salah satu model penelitian yang mencari sesuatu untuk menghubungkan proses penelitian ke dalam proses perubahan sosial. Perubahan sosial yang dimaksud adalah bagaimana dalam proses pemberdayaan dapat mewujudkan tiga tolak ukur, yakni adanya komitmen bersama dengan masyarakat dan adanya institusi baru dalam masyarakat yang dibangun berdasarkan kebutuhan. Sementara, untuk hasil dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data, data yang sudah terkumpul dibuat dalam matriks, analisisi ini disebut analisis interaktif. Dalam matriks akan disajikan penggalan-penggalan data deskriptif sekitar peristiwa atau pengalaman masyarakat tertentu. Tahapan-tahapan analisisnya berupa pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), penarikan kesimpulan (conclutions). Hasil penelitian menunjukkan Program pengembangan kepribadian remaja putri yang berada di panti asuhan dengan pendekatan Cognitive Behaviour Therapy dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku subjek penelitian. Subjek penelitian melakukan interaksi sosial dengan baik, sehingga subjek penelitian tetap menjaga hubungan atau kontak sosial, sehingga subjek penelitian merasa tidak sendiri. Kepribadian remaja putri panti semakin berkembang menjadi lebih baik.

Supplement Files

Keywords: Cognitive Behaviour Therapy; Kepribadian; Remaja, Panti Asuhan

  1. Ahmadi, H., Anshari, F.A. (2005). Faktor Affecting Attitude Toward Safe Sex and Reproductive Health Among Shiraz City Youth. P. 5-6. CGM. Low awareness of sexual behavior. Gloria Cyber Ministry (online).
  2. American Psychiatric Association. (2004). Diagnostic and statistical manual of mental disorders. fourth edition - text revision. Washington DC: American Psychiatric Association.APA.
  3. Alford, S. (1995). Parent-Child Communication: Promoting Healthy Youth. Canada: Advocates for Youth
  4. Almasitoh, H. U. (2012). Model Terapi dalam Keluarga. Magistra No. 80 Th. XXIV Juni 2012 27 ISSN 0215-9511.
  5. American Psychiatric Association. (2004). Diagnostic and statistical manual of mental disorders. fourth edition - text revision. Washington DC: American Psychiatric Association.APA.
  6. Barus. (2002). Indigenous, Vol.16. Journal Psikologi UMS Delphie, B. 2006. Pembelajaran Anak Tuna Grahita. Bandung : Refika Aditama.
  7. Badudu, J.S., Zain, S.M. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
  8. Bernard E, W., (2002). Principles of Research Behavioral Science(New York: McGraw Hill.
  9. Bertrand Russel, Pendidikan Dan Tatanan Sosial, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1003), hal 43
  10. DEPKES. (2010). Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagi Petugas Kesehatan. Tanggal update : 31 Desember 2011. http://www.gizikia.depkes.g o.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/PEDOMANYANKES-ANAK-DI-SLBBAGI-PETUGASKESEHATAN.pdf.
  11. DiCenso, A., Busca, C.A., Creatura, C., Holmes, J.A., Kalagin, W.F., & Partington, B.M. (2001). Completing the Picture: Adolescents Talk About What's Missing in
  12. Fadilah, Lailatul. (2008). Kendala Penerapan Terapi ABA (Applied Behavior Analisys) terhadap Kemandirian Anak Retardasi Mental/GDD di Pusat Terapi Terpadu A Plus Malang. Skripsi. Malang : Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
  13. Fisher, M.H., et.al. (2011). Intellectual Disabilities (Mental Retardation). Encyclopedia of Adolescence, Volume 1. Elsevier, Inc: doi:10.1016/B978-0-12-373915-5.00025-5.
  14. Ford NJ, Shaluhiyah Z, Suryoputro A. (2007) A Rather Benign Sexual Culture: Socio-sexual Green L, et all. Health Promotion Planning, An education and Environmental Approach.
  15. KPA Nasional. Laporan KPA Nasional tahun 2010. Jakarta; KPA Nasional Indonesia; 2010. KPA Semarang. Laporan KPA Semarang Tahun 2008. Semarang :
  16. KPA Kota Semarang; 2008. Lifestyle of Youth in Urban Central Java, Indonesia. Population, Space and Place.
  17. Liputan6.com. (2015). Komnas PA: 2015, kekerasan Anak tertinggi selama 5 tahun terakhir. www.liputan6.com diupload 22/12/2015.
  18. Lumbantobing. (2006). Anak dengan Mental Terbelakang. Jakarta : FKUI.
  19. Mountain View, Toronto, London: Mayfield Publishing Company; 2000.
  20. Moleong, Lexy J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
  21. Munandar, Utami. (1983). Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia: Suatu Tinjauan Psikologis. Depok: UI Press.
  22. Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2007, hal 63-64
  23. Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
  24. Nurani, D.R. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kemandirian pada Anak retardasi Mental Sedang di SLB Negeri 01 Bantul. http://thesis.umy.ac.id/index.php?opo=popUpBibliografi&id=48776&cs=1.
  25. Noviana, Ivo. (2015). Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak dan Penanganannya - Child Sexual Abuse: Impact and handling. http://ejournal.kemsos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/download/87/55.
  26. Rini, R. Puspita, Irdawati, Fahrun. 2012. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan tingkat kemandirian anak retardasi mental dalam Personal Hygiene di SLB Negeri Colomadu. Naskah Publikasi: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses http://eprints.ums.ac.id/21978/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
  27. Schober, Daniel J., et.al (2011). An empirical case study of a child sexual abuse prevention initiative in Georgia. Health Education Journal 71(3), p291–298.
  28. Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu
  29. Setyawan, David. 2015. KPAI : Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Tiap Tahun Meningkat. www.KPAI.go.id diupload 14/06/2015.
  30. Sri. (2006). “Kekerasan Terhadap Anak: Model Transisional dan Dampak Jangka Panjang”. Edukid: Jurnal.
  31. Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005). Pengantar Penelitian dengan Subyek Tunggal. Tsukuba: CRICED University of Tsukuba.
  32. Sundel, M., & Sundel, S. S. (2005). Behavior Change in the Human Services – Behavioral and Cognitive Principles and Applications. Thousand Oaks: Sage Publications.
  33. Tribunnews.com.2016.KPAI: Angka kekerasan terhadap Anak meningkat. www.tribunnews.com diupload 06/05/2016.
  34. Teugeh, J, Rompas, F, dan Ransun, D. 2012. Peran Keluarga dalam Memandirikan Anak Retardasai Mnetal di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado Tahun 2011. Juperdo, V 1, No. 1. Maret 2012.
  35. UNFPA. 2005. Panduan pencegahan Kekerasan berbabis Gender Masa Darurat Kemanusiaan.
  36. Wehmeyer, M.L. dan Kelchner, K. (1995). Autonomy of Adolescents and Adults with Mental Retardation : A Self-Report Form of the Autonomous Functioning Checklist. Career Development and Transition for Exceptional Individuals, Vol. 18, Issue 1, 1995. http://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/088572889501800102
  37. Yusuf, S. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.
  38. http:// www.glorianet.or/brt/ b04054.html; 2004.
  39. Sexual Health Services. Canadian Journal of Public Health, 92(1), p. 35-38.
  40. Gordon, T. (1984). Guru Yang Efektif: Cara untuk Mengatasi Kesulitan dalam Kelas. (Terjemahan Murdjito). Jakarta: CV Rajawali Grunseit A, Kippax S. (1993). Effects of Sex Education on Young People’s Sexual Behaviour. Geneva: World Health Organization, p.10
  41. Ibrahim, M.D. (1997). Citra Perempuan dalam Media Seksploitasi dan Sensasi Sadistik. Dalam I. S. Ibrahim (Ed.). Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia. Bandung: Mizan
  42. McKay, A. (2000). Common Questions About Sexual Health Education. SIECCAN Newsletter, 35 (1), P. 129-137.
  43. Millar, W.J., & Wadhera, S. (1997). Teenage Pregnancies, 1974 to 1994. Health Reports,9(7). Planned Parenthood Federation of Canada. (200). Beyond the Basics: A Sourcebook on Sexual and Reproductive Health Education. SIECCAN Newsletter page 21
  44. Rahman, Arief. (2000). Pendidikan Seks di Sekolah. Prosiding Seminar Nasional Perlukah Pendidikan Seks di Sekolah. 27 Januari 2000. Jakarta: BKKBN
  45. Surtiretna, N. (2001). Bimbingan Seks Bagi Remaja. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya
  46. Munthe, B. (2014). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
  47. Rahayu, P. N. (2014). Pengembangan Desain Pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain dengan Benda-Benda di Sekitar. (Skripsi). Tasikmalaya: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.
  48. Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
  49. Sanjaya, W. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
  50. Sujarwo. (t.t). Desain Sistem Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Open Access Copyright (c) 2019 Jurnal Ilmu Dakwah
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats

 

Indexed by


      

Jurnal Ilmu Dakwah
Published by Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: +622214085031
https://fakdakom.walisongo.ac.id/
Email: [email protected]

ISSN: 1693-8054 (print)
ISSN: 2581-236X (online)
DOI : 10.21580/jid


This work is licensed under CC Atribution - Non Comercial - ShareAlike 4.0.

 
apps