Anak autis sebagai mad’u dakwah: Analisis komunikasi interpersonal
DOI:
https://doi.org/10.21580/jid.v40.2.4702Keywords:
Anak Autis, Mad’u Dakwah, Komunikasi Interpersonal, Autism, Mad’u Da’wa, Interpersonal CommunicationAbstract
Anak autis merupakan seseorang yang memiliki gangguan komunikasi, yang membuat penderitanya tidak mampu mengadakan interaksi sosial dengan baik. Sehingga keberadaan anak autis masih dipandang sebagai orang lain di masyarakat. Padahal, anak autis mampu melakukan komunikasi, meskipun komunikasi yang dilakukan berbeda dengan orang non-autis. Kaitannya dengan dakwah, anak autis seharusnya mampu menerima pesan-pesan dakwah, sehingga penelitian mengenai anak autis dari sudut pandang mad’u dakwah sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SLB Autis Jalinan Hati Payakumbuh dengan tujuan mengetahui tentang apakah anak autis dapat digolongkan sebagai mad’u dakwah, dan bagaimana perkembangan sosial dan komunikasi anak autis sehingga ia mampu menerima pesan dakwah. Melalui penelitian lapangan (field research), penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukan bahwa (1) dilihat dari pengertian dan kriteria mad’u, anak autis dapat digolongkan sebagai mad’u dakwah; (2) anak autis memiliki pola komunikasi interpersonal yang berbeda dengan anak non-autis, dalam perkembangannya ia tetap mampu melakukan komunikasi dengan orang lain, baik mengirim ataupun menerima pesan, melalui 3 tahapan, yaitu the own agenda stage (tahapan perkembangan komunikasi yang mendasar), the requester stage (perkembangan komunikasi mengalami kemajuan yang baik, tetapi masih terbatas), dan the early communication stage (tahapan kemampuan berkomunikasi sudah lebih baik).
Child with autism is someone who has a communication disorder, which makes the sufferer unable to have good social interactions. So that the existence of autistic children is still seen as another person in society. In fact, autism can communicate, even though communication is different from non-autism. With regard to da'wah, autism should be able to receive da'wah messages, so research on autism from the point of view of mad'u da'wah is very important to do. This research was conducted at SLB Autism Jalinan Hati Payakumbuh to know whether autism can be classified as mad'u da'wah, and how the social development and communication of autism so that they can receive da'wah messages. Through field research (field research), this study uses qualitative descriptive methods, data obtained from interviews, observation and documentation. The results show that (1) seen from the definition and criteria of mad'u, autism can be classified as mad'u da'wah; (2) autism has different interpersonal communication patterns from non-autism, in their development they are still able to communicate with other people, either sending or receiving messages, through 3 stages, namely the own agenda stage (basic stages of development of communication) , the requester stage (communication development has progressed well, but is still limited), and the early communication stage (the stage of communication skills is better).
Downloads
References
Al-Bayanuni, M. (2001). Al-Madkhal ila ’ilm al-Dakwah. Beirut: Muassasah al-Risalah.
Aziz. M.A. (2012). Ilmu Dakwah, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada
Cangara, H. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks
Omar, T.Y. (2004). Islam dan Dakwah. Jakarta: PT Al-Mawardi Prima
Priyatna, A. (2010) Amazing Autism. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo
Saputra, W. (2011) Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Raja Grafindo
Severin, W.J. dan James W. T. (2002) Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana
Snatoro, S.S. (2003). Psikologi Klinis. Jakarta: UI Press
Syabibi, M.R. (2008). Metodologi Ilmu Dakwah; Kajian Ontologis Da’wah Ikhwan al-Syafa’. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ayu, S. K. (2014) “Upaya Meningkatkan Keterampilan Anak Autis Melalui Terapi Bermain (Studi Terhadap Anak Autis Di SLB Khusus Autistik Yayasan Fajar Nugraha Yogyakarta),” SKRIPSI. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Boham, S.E. (2013) “Pola Komunikasi Orangtua dengan Anak Autis (Studi pada Orangtua dari Anak Autis di Sekolah Luar Biasa AGCA Center Pumorow Kelurahan Banjer Manado)”. Acta Diurna Komunikasi. 2 (4) h. 1-18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Identifikasi dan Evaluasi Anak Luar Biasa. Jakarta: Harapan Baru
Hadi, M. K. (2016). “Fikih Disabilitas: Studi tentang Hukum Islam berbasis Maslahah”. PALASTREN. 9 (1) h. 1-12
Irhamdi, M. (2019) “Keberagaman Mad’u sebagai Objek Kajian Manajemen Dakwah: Analisa dalam Menentukan Metode, Strategi, dan Efek Dakwah” Jurnal MD. 5 (1) h. 55-71
Jamalie, Z. (2015) “Pola Dakwah pada Masyarakat Suku Terasing di Kalimantan Selatan”. Jurnal Dakwah. XVI (1) h. 1-18
Kemendikbud. (2016). Sekolah Inklusi dan Pembangunan SLB Dukung Pendidikan Inklusi. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/02 diakses tanggal 12 Agustus 2020
Marwantika, A. I. (2019) “Potret dan Segmentasi Mad’u dalam Perkembangan Media di Indonesia”. Jurnal a-Adabiya. 14 (1) h. 1-14
Mujlifah, S. (2019) “Tipologi Mad’u Dakwah Ustaz Abdul Somad L.c., M.A di Banjarmasin”. SKRIPSI. UIN Antasari Banjarmasin
PDSPK, Kemdikbud Indonesia. (2016) Statistik Persekolahan SLB. Jakarta: Setjen, Kemdikbud.
Ritonga, M. (2019). Komunikasi Dakwah Zaman Milenial. Jurnal Komunikasi Islam dan Kehumasan. 3 (1) h. 60-77
Said, S.A dan Finsam A. P. (2020) “Metode Dakwah pada Komunitas Marjinal”. Al-Misbah. 16 (2) h. 265-281
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-NC-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).