SPIRITUALITAS KAUM FUNDAMENTALIS

Main Article Content

Ahmad Musyafiq

Abstract

One of the most important phenomenon that characterized the begining of XXI century is the blossom of spiritual activities. Broadly speaking, there are two model of spiritualities: institutional spirituality like tarekat and non-institutional spirituality. This article focus on how religious study that so far executed by Hizbut Tahrir Indonesia Central Java, which much pertained to the main themes of tasawuf study, like purification of heart, tawakkal, ikhlas, sabar, etc. But because they rejected tasawwuf, so they applied the term of spirituality.

***

Salah satu fenomena terpenting yang yang mencirikan awal abad XXI adalah berkembangnya aktifitas spiritual. Secara luas, ada dua model spiritualitas: spiritualitas institusional seperti tarikat dan spiritualitas non-institusional. Artikel ini memfokuskan pada bagaimana kajian agama yang selama ini dilakukan oleh Hizbut  Tahrir Indonesia in central Java yang terkait erat dengan tema-tema utama dalam kajian tasawuf seperti pemurnian hati, tawakkal, ikhlas, sabar, dan lain-lain. Namun karena mereka menolak tasawuf maka mereka mereka menggunakan spiritualitas.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Musyafiq, A. (2012). SPIRITUALITAS KAUM FUNDAMENTALIS. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 20(1), 55–78. https://doi.org/10.21580/ws.20.1.186
Section
Articles

References

Abdurrahman, Hafidz, Diskursus Islam, Politik dan Spiritual, Bogor: al-Azhar Press, 2004.

Agustian, Ary Ginanjar, ESQ (Emitonal Spiritual Quotient): Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Jakarta: Arga, 2001.

Bastaman, Hanna Jumhana, Meraih Hidup Bermakna, Jakarta: Paramadina, 1996.

Bruinessen, Martin van ,Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, Bandung: Mizan, 1996.

Capra, Fritjof, Menyatu dengan Semesta, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 1991.

Cooper, Robert dan Ayman Sawaf, Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi, Jakarta: Gramedia, 1997.

Covey, Stephen, 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1994.

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Hidayat, Komaruddin dan Ahmad Gaus AF (ed.), Islam, Negara dan Civil Society, Jakarta: Paramadina, 2005.

Hill, Peter C. and Ralph W. Hood, Measures of Religiousity, Birmingham: Religious Education Press, 1999.

Hizbut Tahrir, Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyyah Islamiyyah, Jakarta: Tim HTI-Press, 2008.

Jisr, Syeikh Nadim, Para Pencari Tuhan, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.

Madjid, Nurcholish, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997.

Media Politik dan Dakwah, al-Wa`i, No. 93 Tahun VIII, 1-31 Mei 2008.

Media Politik dan Dakwah, al-Wa`i, No. 94 Tahun VIII, 1-30 Juni 2008.

Media Politik dan Dakwah, al-Wa`i, No. 95 Tahun VIII, 1-31 Juli 2008 .

Media Politik dan Dakwah, al-Wa`i, No. 96 Tahun VIII, 1-31 Agustus 2008 .

Media Politik dan Dakwah, al-Wa`i, No. 97 Tahun VIII, 1-30 September 2008.

Mudzhar, Atho, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.

Murata, Sachiko dan William C. Chittick, Trilogi Islam: Islam, Iman dan Ihsan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.

Nabhani, Syeikh Taqiyuddin, Pokok-pokok Pikiran Hizbut Tahrir, terjemahan Mafahim Hizbut Tahrir oleh Abu Afif, Jakarta: Pustaka Thariqul Izzah, 1993.

Nashr, Seyyed Hussein, Nestapa Manusia Modern, Bandung: Pustaka, 1995.

Pasiak, Taufiq, Revolusi IQ/EQ/SQ: Antara Neurosains dan al-Qur`an, Bandung: Mizan, 2003.

Putra, Yusdeka, Membuka Ruang Spiritual: Langkah per Langkah Perjalanan Mengenai Tuhan, Jakarta: Yayasan Shalat Khusyu’, 2006.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.

Tasmara, Toto, Kecerdasan Ruhaniah: Membentuk Kepribadian yang Bertanggung Jawab, Profesional dan Berakhlak, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.