Interpreting the Existence of Dewala and Ina Leta as the Center of the Tounwawan People's Life Narrative in Southwest Maluku, Indonesia

Paulus Koritelu*  -  Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia
Fridus Steijlen  -  Department of Social and Cultural Anthropology, Faculty of Social Sciences, Vrije Universiteit, Amsterdam, the Netherlands

(*) Corresponding Author

Dewala and Ina Leta mean stone walls and mother village, respectively. These are monuments that symbolize “the beginning of life” narrative of the Tounwawan people of Moa Islands, Maluku, Indonesia. This first settlement narrative has become the collective memory of the Tounwawan community. It preserves their socio-cultural identity and helps them understand their roles and positions, perceiving themselves and others living together in the same environment. The research method used in this study is a qualitative approach with a phenomenological type. The data were collected through in-depth interviews, observations, and documentation. The research results show that the Tounwawan people preserve Dewala and Ina Leta to symbolize the origin of their lives, elements of collective memory that can endure the test of time. The findings also show that the Tounwawan people maintain their intersubjective relations, which allows the noble values represented by these two monuments to be passed down as interpretable knowledge and experiences for the following generation.

Keywords: collective memory; Dewala; Ina Leta; intersubjective relations; phenomenology

  1. Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2012. ‘Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi untuk Memahami Agama’. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20(2):271–304. doi: 10.21580/ws.20.2.200.
  2. Akerina, Natasha, and Petrayuna Dian Omega. 2019. ‘Sikap Pemuda Negeri Amahusu terhadap Pela’. Ikra-Ith Humaniora: Jurnal Sosial Humaniora 3(4):219–25.
  3. Anis, Fuad, and Sapto Kandung. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  4. Anshori, Isa. 2018. ‘Melacak State of the Art Fenomenologi dalam Kajian Ilmu-Ilmu Sosial’. Halaqa: Islamic Education Journal 2(2):165–81. doi: 10.21070/halaqa.v2i2.1814.
  5. Ardakani, Maryam Keramati, and Seyyed Saeed Ahmadi Oloonabadi. 2011. ‘Collective Memory as an Efficient Agent in Sustainable Urban Conservation’. Procedia Engineering 21:985–88. doi: 10.1016/j.proeng.2011.11.2103.
  6. Basrowi, Basrowi, and Suwandi Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
  7. Basyari, Iin Wariin. 2014. ‘Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) Tradisi Memitu pada Masyarakat Cirebon Studi Masyarakat Desa Setupatok Kecamatan Mundu)’. Edunomic 2(1):47–56.
  8. Bell, Chaterine. 2009. Ritual Theory, Ritual Practice. New York: Oxford University Press.
  9. Berger, Arthur Asa. 2005. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu Pengantar Semiotika. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  10. Berger, Arthur Asa. 2010. Pengantar Semiotika: Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  11. Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
  12. Bustanuddin, A. 2007. Agama dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  13. Campbell, T. 1994. Tujuh Teori Sosial: Sketsa, Penilaian, dan Perbandingan. Jakarta: Kanisius.
  14. Cassirer, Ernst. 1987. Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei tentang Manusia. edited by A. A. Nugroho. Jakarta: Gramedia.
  15. Cassirer, Ernst, and Verene Donald Phillip. 1979. Symbol, Myth, and Culture: Essays and Lectures of Ernst Cassirer, 1935-1945. London: Yale University Press.
  16. Deddy, Mulyana. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  17. Elvinaro, Ardianto. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
  18. Elvinaro, Qintannajmia, Dede Syarif, and Jajang A. Rohmana. 2022. ‘Sakralitas Virtual: Makna Sakral dalam Ibadah Salat Jumat Virtual di Indonesia’. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi 6(2):150–70. doi: 10.24198/jsg.v6i2.38890.
  19. Fikron, Azmi, Irawan Suntoro, and Yunisca Nurmalisa. 2017. ‘Sikap Generasi Muda terhadap Pelestarian Adat Perkawinan Lampung Pesisir’. Jurnal Kultur Demokrasi (JKD) 5(2).
  20. Foote, Kenneth. 1990. ‘To Remember and Forget: Archives, Memory, and Culture’. The American Archivist 53(3):378–92. doi: 10.17723/aarc.53.3.d87u013444j3g6r2.
  21. Hamid, F. 2015. ‘Pendekatan Fenomenologi’. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 6(2):17–33.
  22. Hastorf, Christine A. 2003. ‘Andean Luxury Foods: Special Food for the Ancestors, Deities and the Élite’. Antiquity 77(297):545–54. doi: 10.1017/S0003598X00092607.
  23. Hehanussa, Jozef M. N. 2009. ‘Pela dan Gandong: Sebuah Model untuk Kehidupan Bersama dalam Konteks Pluralisme Agama di Maluku’. Gema Teologi 33(1).
  24. Hidayati, Deny. 2017. ‘Memudarnya Nilai Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air’. Jurnal Kependudukan Indonesia 11(1):39–48. doi: 10.14203/jki.v11i1.36.
  25. Jary, David, and Julia Jary. 1991. Sociology Dictionary. New York: Harper Collins.
  26. Jesus, Maria Cristina Pinto de, Creusa Capalbo, Miriam Aparecida Barbosa Merighi, Deíse Moura de Oliveira, Florence Romijn Tocantins, Benedita Maria Rêgo Deusdará Rodrigues, and Lia Leão Ciuffo. 2013. ‘A Fenomenologia Social de Alfred Schütz e Sua Contribuição Para a Enfermagem’. Revista Da Escola de Enfermagem Da USP 47(3):736–41. doi: 10.1590/S0080-623420130000300030.
  27. Judge, Zulfikar, and Marissa Nurizka. 2008. ‘Peranan Hukum Adat Sasi Laut dalam Melindungi Kelestarian Lingkungan di Desa Eti Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat’. Lex Jurnalica 6(1):30–61. doi: 10.47007/lj.v6i1.290.
  28. Karepesina, Sakina Safarina, Edi Susilo, and Erlinda Indrayani. 2013. ‘Eksistensi Hukum Adat dalam Melindungi Pelestarian Sasi Ikan Lompa di Desa Haruku Kabupaten Maluku Tengah’. ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal) 1(1):25–40.
  29. Kennedy, Posma Sariguna Johnson, Anton P. W. Nomleni, and Santi Lina. 2019. ‘Peranan Budaya Adat Sasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Laut Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan Maluku Barat Daya: Suatu Kajian Kualitatif’. Pp. 103–14 in Prosiding Seminar dan Lokakarya Kualitatif Indonesia: Pengembangan Budaya Penelitian Menuju Indonesia 4.0. Universitas Matana.
  30. Keraf, A. Sonny. 2006. Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas.
  31. Kusumadinata, A. 2015. ‘Peran Komunikasi dalam Menjaga Kearifan Lokal (Studi Kasus Sasi di Desa Ohoider Tawun, Kabupaten Maluku Tenggara)’. Jurnal Sosial Humaniora 6(1):23–32. doi: /10.30997/jsh.v6i1.496.
  32. Kusumawardani, Ida. 2013. ‘Makna Simbolik Tari Sontoloyo Giyanti Kabupapten Wonosobo’. Jurnal Seni Tari 2(1):1–8. doi: 10.15294/jst.v2i1.9620.
  33. Kuswarno, Engkus. 2009. Fenomenologi. Bandung: Widya Padjadjaran.
  34. Kwuwulay, Ana M. 2022. ‘Perceraian Menurut Hukum Adat Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974’. [Undergraduate thesis]. Fakultas Hukum, Universitas Pattimura.
  35. Littlejhon, Stephen. W. 2002. Theories of Human Communication. Belmont: Wadsworth.
  36. Meikudy, Nendy, A. E. Pattiselanno, and N. F. Wenno. 2015. ‘Nilai Penting Kerbau bagi Masyarakat Petani (Kasus Desa Tounwawan Kecamatan Moa) Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku’. Agrilan: Jurnal Agribisnis Kepulauan 3(1):97–107.
  37. Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
  38. Montana, Osbert, Riris Loisa, and Lusia Savitri Setyo Utami. 2019. ‘Masyarakat dan Kearifan Budaya Lokal (Bentuk Pela Masyarakat di Negeri Batu Merah Kota Ambon Pasca Rekonsiliasi)’. Koneksi 2(2):507–14. doi: 10.24912/kn.v2i2.3930.
  39. Mujahidah, Nilda, and Maddatuang Maddatuang. 2022. ‘Peran Serta Masyarakat dalam Melestarikan Tradisi Mappadendang dalam Tinjauan Geografi Budaya’. LaGeografia 20(3):366–77. doi: 10.35580/
  40. lageografia.v20i3.34533.
  41. Nindito, Stefanus. 2013. ‘Fenomenologi Alfred Schutz: Studi tentang Konstruksi Makna dan Realitas dalam Ilmu Sosial’. Jurnal Ilmu Komunikasi 2(1):79–95. doi: 10.24002/jik.v2i1.254.
  42. Nottingham, E. K. 1985. Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: Rajawali.
  43. Noya, Stelvia Wemly, and Micael Ririhena. 2022. ‘Efisiensi Hukum Adat Tommara dalam Menegakkan Hukum bagi Masyarakatnya dalam Perspektif Hukum Pidana Positif di Indonesia’. Lutur Law Journal 1(2):61–69. doi: 10.30598/lutur.v1i2.5764.
  44. Nugroho, Heru. 2001. Uang, Rentenir dan Hutang Piutang di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  45. Pakniany, Yamres, Weldemina Yudit Tiwery, and Heinrich Rakuasa. 2022. ‘Mitigasi Bencana Gempa Bumi Berbasis Kearifan Lokal di Desa Nuwewang Kecamatan Pulau Letti Kabupaten Maluku Barat Daya’. Dialektika: Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial 15(1):1–9. doi: 10.33477/dj.v15i1.3155.
  46. Pals, Daniel L. 2011. Seven Theories of Religion (Tujuh Teori Agama Paling Komprehensif). Yogyakarta: Diva Press.
  47. Patriana, Ratna, Soeryo Adiwibowo, Rilus A. Kinseng, and Arif Satria. 2016. ‘Perubahan Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumber-daya Laut Tradisional (Kasus Kelembagaan Sasi di Kaimana)’. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan 4(3):257–2654. doi: 10.22500/sodality.v4i3.14435.
  48. Persada, Nadia Putri Rachma, Fachruddin M. Mangunjaya, and Imran SL. Tobing. 2018. ‘Sasi Sebagai Budaya Konservasi Sumberdaya Alam di Kepulauan Maluku’. Jurnal Ilmu dan Budaya 41(59):6869–6900. doi: 10.47313/jib.v41i59.453.
  49. Pesurnay, Althien John. 2021. ‘Muatan Nilai dalam Tradisi Pela Gandong di Maluku Tengah’. Jurnal Adat dan Budaya Indonesia 3(1):17–28. doi: 10.23887/jabi.v3i1.35003.
  50. Ririmasse, Marlon Nicolay Ramon. 2008. ‘Visualisasi Tema Perahu dalam Rekayasa Situs Arkeologi di Maluku’. Naditira Widya 2(1):142–58.
  51. Ririmasse, Marlon Nicolay Ramon. 2012. ‘Pemujaan Leluhur di Kepulauan Maluku Tenggara: Jejak Budaya Materi dan Perannya bagi Studi Arkeologi Kawasan’. Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 4(3):391–405. doi: 10.30959/patanjala.v4i3.153.
  52. Ritiauw, Samuel Patra, and Yakob Godlif Malatuny. 2017. ‘Revitalisasi Pela Gandong untuk Mewujudkan Harmonisasi dalam Keberagaman’. Pp. 78–80 in Prosiding Seminar Nasional: Semangat Hari Patimura dan Kebangkitan Nasional untuk Kebhinekaan Indonesia, edited by A. Ufie, J. Pattiasina, and S. P. Ritiauw. Ambon: Universitas Pattimura.
  53. Sambas, Syukriadi. 2015. Sosiologi Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia.
  54. Schwartz, Barry. 2009. ‘Collective Forgetting and the Symbolic Power of Oneness: The Strange Apotheosis of Rosa Parks’. Social Psychology Quarterly 72(2):123–42. doi: 10.1177/019027250907200204.
  55. Sukarniti, Ni Luh Ketut. 2020. ‘Pewarisan Nilai-Nilai Kearifan Lokal untuk Memproteksi Masyarakat Bali Dari Dampak Kemajuan Teknologi’. Jurnal Ilmiah Cakrawarti 2(2):19–25. doi: 10.47532/jic.v2i2.125.
  56. Supriyono, J. 2005. ‘Paradigma Kultural Masyarakat Durkheimian’. in Teori-Teori Kebudayaan, edited by M. Santoso & H. Putranto. Yogyakarta: Kanisius.
  57. Suyanto, Suyanto. 2019. ‘Fenomenologi Sebagai Metode dalam Penelitian Pertunjukan Teater Musikal’. Lakon: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang 16(1):26–32.
  58. Tadius, Tadius, Suri Toding Lembang, and I. Ketut Linggih. 2023. ‘Peluang dan Tantangan Transformasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal di Era Digitalisasi’. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan 13(2):192–98. doi: 10.24176/re.v13i2.8807.
  59. Thohari, Ahmad Miftahudin. 2022. ‘Kearifan Lingkungan: Tradisi Masyarakat Jawa dalam Upaya Menghormati Entitas Alam’. Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian 10(1):36–49. doi: 10.15548/turast.v10i1.
  60. Unwaru, Yehuda, August E. Pattiselanno, and Stephen F. W. Thenu. 2022. ‘Wakra Meke terhadap Kearifan Lokal dan Ketahanan Pangan Masyarakat Desa Imroing Kecamatan Pulau-Pulau Babar Kabupaten Maluku Barat Daya’. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya 8(4):1577–84. doi: 10.32884/ideas.v8i4.996.
  61. Wardani, Laksmi Kusuma. 2010. ‘Fungsi, Makna, dan Simbol (Sebuah Kajian Teoritik)’. Pp. 1–10 in Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Nusantara 101010, ITS Surabaya.
  62. Waters, Malcom. 1994. Modern Sociology. London: SAGE Pubications, Inc.
  63. Wattimena, Reza A. A. 2009. ‘Indonesia, Nasionalisme, dan Ingatan Kolektif: Mengembangkan Nasionalisme Indonesia Melalui Ingatan Kolektif’. Melintas 25(2):227–57. doi: 10.26593/mel.v25i2.927.227-257.
  64. Wattimena, Reza A. A. 2016. ‘Mengurai Ingatan Kolektif Bersama Maurice Halbwachs, Jan Assmann dan Aleida Assmann dalam Konteks Peristiwa 65 di Indonesia’. Studia Philosophicca Et Theologica 16(2):164–96. doi: 10.35312/spet.v16i2.41.
  65. Wita, Gusmira, and Irhas Fansuri Mursal. 2022. ‘Fenomenologi dalam Kajian Sosial Sebuah Studi tentang Konstruksi Makna’. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora 6(2):325–38. doi: 10.22437/titian.v6i2.21211.
  66. Zakiah, Daradjat. 1996. Perbandingan Agama 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Open Access Copyright (c) 2024 JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo)
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Sociology Laboratory - Department of Sociology
Faculty of Social and Political Sciences
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Central Java, Indonesia

 

 
apps