Purpose - The purpose of this study was to analyze the combination of old and new media use in Nursi movement da’wah in Indonesia.
Method– This study used a qualitative method by an approach of combining old and new media in da’wah. The data were collected by interviewing Indonesian figures, observing the Nursi’s da’wah activities, and reading the Risale-I Nur.
Result - The results showed that the Nursi movement emphasized a combination of old and new media in doing da’wah. Old media used the Risale-I Nur as a writing media and the radio as an electronic media. The old one was used for disseminating da’wah messages related to theological (aqidah) and Islam law content suitable to the controlling character of old media. New media such as blog-website, WhatsApp, YouTube, Facebook, and Instagram were used for conveying da’wah in the form of good words, spiritual advice, and avoiding the issues of khilafiyah (Islamic thoughts differences). It is relevant to the democratic character of new media.
Implication –This study suggested that the use of old and new media in da’wah should be combined. It is to contribute to disseminating a comprehensive da’wah.
Originality – The study was the first work in the da’wah field that emphasizes the urgency of combining old and new media use in da’wah activities.
***
Tujuan - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kombinasi penggunaan media lama dan baru dalam dakwah gerakan Nursi di Indonesia.
Metode– Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan menggabungkan media lama dan media baru dalam dakwah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tokoh-tokoh Nursi Indonesia, mengamati kegiatan dakwah Nursi, dan membaca Risale-I Nur.
Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan Nursi menekankan kombinasi media lama dan media baru dalam berdakwah. Media lama yang digunakan adalah Risale-I Nur sendiri sebagai media tulis dan radio sebagai media elektronik. Media lama digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan dakwah terkait muatan teologis (aqidah) dan syariat Islam yang sesuai dengan karakter pengendali media lama. Media baru seperti blog-website, WhatsApp, YouTube, Facebook, dan Instagram digunakan untuk menyampaikan dakwah dalam bentuk kata-kata yang baik, nasihat spiritual, dan menghindari isu-isu khilafiyah (perbedaan pemikiran Islam). Hal ini relevan dengan karakter demokratis media baru.
Implikasi – Penelitian ini menyarankan agar penggunaan media lama dan baru dalam dakwah harus dikombinasikan. Hal ini untuk berkontribusi dalam menyebarluaskan dakwah yang komprehensif.
Orisinalitas – Kajian ini merupakan karya pertama dalam bidang dakwah yang menekankan urgensi menggabungkan penggunaan media lama dan baru dalam kegiatan dakwah.