Mechanization of Islamic moderation da’wah in the Nahdlatul Ulama pesantren tradition

Kamilia Hamidah*  -  Institut Pesantren Mathali'ul Falah, Indonesia
Arif Chasannudin  -  Institut Pesantren Mathali'ul Falah Pati, Indonesia

(*) Corresponding Author

Supp. File(s): common.other

Pesantren (madrassah) is Indonesia's oldest educational institution; it is through pesantren (madrassah) that the country's national educational system was formed, and despite the rapid changes in society, pesantren has managed to keep its characteristics. The kyai, santri, mosque, and classical reference books are at least three key parts of pesantren culture (Kitab Kuning). Pesantren play a critical role in distributing Islamic moderation in the society to maintain community resilience, since the tendency of social religiosity in today's Indonesian culture has reached into religious conservatism to some extent. The objective of this research is to describe pesantren elements (Kyai, Santri, Masjid, and Kitab Kuning) are engaged in producing religious moderation character-building approaches and patterns. This research examines five renowned Nahdhatul Ulama pesantren in Central and East Java using a qualitative methodology. According to results this study that based on in-depth observations, documentation, and observation of the pesantren environment under independent investigation, as well as interviews with pesantren leaders (kyai) and other informants who are fully acquainted with the pesantren under research. The Pesantren-Islamic boarding school-style integrated education system and the classical halaqah system, according to the findings of this study, became an integrated and complementary educational system, preparing social cadre with an understanding of religious moderation, which was actualized in the form of national commitment, religious tolerance, anti-violence da'wah, and accommodative behavior to local culture. The results of this study can be implemented that the four elements of pesantren can be used as a strategy in strengthening the values of islamic moderation not limited to the pesantren but extended to the scope of national life.

***

Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia; Dari pesantren (madrasah) perkembangan sistem pendidikan nasional di Indonesia terbangun, meski terjadi perubahan masyarakat yang dinamis, pesantren tetap mampu mempertahankan ciri khasnya. Setidaknya ada tiga unsur penting dalam budaya pesantren, yaitu kyai, santri, masjid, dan kitab klasik (kitab kuning). Tren religiusitas sosial dalam masyarakat Indonesia saat ini - sampai batas tertentu - telah menunjukkan gejala ke arah konservatisme agama, oleh karena itu pesantren memainkan peran krusialnya dalam mensosialisasikan diskursus moderasi Islam di masyarakat untuk membentengi sekaligus membangun resiliensi sosial dari arus konservatisme agama yang ekstrem. Tujuan dalam penelitian ini adalah menggambarkan elemen pesantren (Kyai, Santri, Masjid, dan Kitab Kuning) yang digunakan dalam mengembangkan strategi dan pola pembentukan karakter moderasi beragama. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan melihat lima pesantren ikonic Nahdhatul Ulama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan hasil observasi mendalam dengan mendokumentasikan dan mengamati lingkungan pesantren melalui inkuiri independen, serta wawancara mendalam dengan beberapa informan yang benar-benar mengenal pesantren yang menjadi objek kajian. Selanjutnya temuan penelitian ini, sistem pendidikan terpadu ala pesantren dan sistem halaqah klasik-sistem pendidikan terpadu dan komplementer pesantren- telah mampu mempersiapkan kader masyarakat yang memahami moderasi beragama, yang diaktualisasikan dalam bentuk komitmen kebangsaan, toleransi beragama, dakwah tanpa kekerasan, dan perilaku akomodatif terhadap budaya lokal. Hasil kajian ini dapat diimplementasikan bahwa empat elemen pesantren dapat dijadikan strategi dalam memperkuat nilai-nilai moderasi beragama tidak terbatas pada lingkungan pesantren tapi diperluas pada lingkup kehidupan berbangsa dan bernegara.

Supplement Files

Keywords: Pesantren; Kyai; Santri; Education; Islamic Moderation

  1. siyah, S., & Chasanudin, A. (2020). Pondok Pesantren dan Dakwah Politik: Kajian Histori Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri Jepara. Jurnal Ilmu Dakwah, 40(1).
  2. Atmojo. Arief Eko Priyo. (2015). Pesantren dalam Budaya Pendidikan. IBDA: Jurnal Kebudayaan Islam, 2, 173–175.
  3. Baidhawi, Z. (2015). Fikih Kebinekaan Pandangan Islam Indonesia Tentang Umat, Kewargaan dan Kepemimpinan Non-Muslim. Mizan Media Utama.
  4. Bruinessen, Martin. v. (2013). Contemporary Developments in Indonesian Islam Explaining the “Conservative Turn.” ISEAS Publishing, Institute of Southeast Asian Studies.
  5. Campbell, H. A. (Ed.). (2013). Digital Religion, Understanding Religious Practice in New Media Worlds. Routledge.
  6. Dakir, D., & Anwar, H. (2020). NILAI-NILAI PENDIDIKAN PESANTREN SEBAGAI CORE VALUE; DALAM MENJAGA MODERASI ISLAM DI INDONESIA. Jurnal Islam Nusantara, 3(2), 495–517.
  7. Elvan Syaputra. (2014). Maslahah as an Islamic Source and its Application in Financial Transaction. Quest Journals Journal of Research in Humanities and Social Science, 2, 66–71.
  8. Hamid, A., & Sudira, P. (2013). Penanaman nilai-nilai karakter siswa smk salafiyah prodi tkj kajen margoyoso pati jawa tengah. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2).
  9. Hamidah, K. (2018). The Trend of Emerging Identity Politics in Indonesia and the Challenge in Fostering Social Cohesion: Lesson Learned from Jakarta Provincial Election. Karsa: Journal of Social and Islamic Culture, 26, 91–109.
  10. Hamidah, K. (2019). The Discourse Phenomenology of Digital Dakwah and the Challenge of Islamic Modereate Mainstream Media in Seizing Digital Public. AICIS.
  11. Karim, A., Adeni, A., Fitri, F., Fitri, A., Hilmi, M., Fabriar, S., & Rachmawati, F. (2021). Pemetaan untuk strategi dakwah di kota semarang menggunakan pendekatan data mining. Jurnal Dakwah Risalah, 32(1). doi:http://dx.doi.org/10.24014/jdr.v32i1.12549.
  12. Karim, A., Suharno, Y., & Arwani, W. (2019). Pemberdayaan Sekolah Islam untuk Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru di Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmu Dakwah, 39(1), 91-100. DOI : 10.21580/jid.v39.1.4421.
  13. Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan dan Mentalitas Pembangunan. Gramedia Pustaka Utama.
  14. Madjid, N. (1997). Bilik-Bilik Pesantren. Paramadina Press.
  15. Ministry of Religious Affairs. (2019). Pesantren Data Centre.
  16. Nurdin, A., & Naqqiyah, M. S. (2019). Model Moderasi Beragama Berbasis Pesantren Salaf. Islamica: Jurnal Studi Keislaman, 14(1), 82–102.
  17. Shiddiq, A. (2005). Khittah Nahdliyyah (3rd ed.). Khalista dan LTN NU.
  18. Tim Harakah Islamiyah. (2018). Buku Pintar ASWAJA. Harakah Islamiyah.
  19. Tim Penyusun Kemenag RI. (2019). Moderasi Beragama. Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI.

Open Access Copyright (c) 2021 Jurnal Ilmu Dakwah
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats

 

Indexed by


      

Jurnal Ilmu Dakwah
Published by Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: +622214085031
https://fakdakom.walisongo.ac.id/
Email: ilmudakwah@walisongo.ac.id

ISSN: 1693-8054 (print)
ISSN: 2581-236X (online)
DOI : 10.21580/jid


This work is licensed under CC Atribution - Non Comercial - ShareAlike 4.0.

 
apps