Universitas Islam Negeri Walisongo - Indonesia
Hoax Detection Program: Pendampingan Analisis Literasi Digital Konten Hoax untuk Majlis Taklim Muslimah di Jawa Tengah
Hoax dan fakta adalah dua hal yang berbeda tapi sering salah tebak. Keterbatasan informasi, identifikasi dan adanya keinginan berbagi informasi menjadi faktor utama hoax begitu mudah menyebar di tengah masyarakat. Majlis taklim muslimah di Jawa Tengah sebagai pusat kegiatan keagamaan ibu muslimah menjadi tempat diseminasi gagasan anti-hoax yang efektif karena selain menjadi forum kajian keagamaan dan spiritualitas, majlis taklim memiliki peran untuk penguatan persoalan sosial termasuk gerakan deteksi hoax. Proses pengabdian ini berlangsung dalam tiga tahap: assessment lapangan, FGD tentang literasi digital dan wawasan hoax, pelatihan dan pendampingan mengenai literasi digital untuk mendeteksi hoax serta tindak lanjut. Ada beberapa hasil dari pengabdian ini, antara lain subjek dampingan merupakan vulnerable communities dalam konteks informasi digital, dimana rentan usia didominasi 50-60 tahun yang memiliki kecakapan literasi digital rendah. Setelah program dampingan dilakukan, terjadi peningkatan kemampuan dalam proses deteksi hoax.
Keywords: Majlis Taklim; Hoax; Literasi Digital
- Benkler, Y. (2012). Sharing Nicely. In The Social Media Reader. New York: New York University Press.
- Boese, A. (2002). The Museum of Hoaxes. Hardcover –November 11, 2002.
- Castells, M. (2002). The Internet and The Network Society. In B. Wellman & C. Haythornthwaite (Eds), The Internet in Everyday Life. Malden, MA: Blackwell Publishing Ltd.
- Pratama, A. B. (2016). Ada 800 Ribu Situs Penyebar Hoax di Indonesia. Diakses dari situshttps://www.cnnindonesia.com/teknologi/20161229170130-185-182956/ada-800-ribu-situs-penyebarhoax-di-indonesia/tanggal 14 Agustus 2019.
- Mastel. (2017). Hasil Survey MASTEL Tentang Wabah HOAX Nasional. Diakses dari situs: http://mastel.id/infografis-hasil-survey-masteltentang-wabah-hoax-nasional/ diakses pada tanggal 14 Agustus 2019.