THE LIVING AL-QUR’AN: BEBERAPA PERSPEKTIF ANTROPOLOGI

Heddy Shri Ahimsa-Putra*  -  Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia

(*) Corresponding Author

This article deals with the meanings of the living al-Qur’an and how as socio-cultural phenomena they can be studied anthropo­logically. The living al-Qur’an here is interpreted as the meanings given by the people (Moslem as well as non-Moslem) to al-Qur’an and how these meanings are actualized in their daily lives. Some of its social meanings are given here and explained. Seen in that way, the living al-Qur’an can thus be studied by using anthropological perspectives, such as acculturation perspective or diffusion perspective, functional perspective, structural perspective, phenomenological perspective and hermeneutical or interpretive perspective.

***

Artikel ini membahas tentang makna al-Qur’an hidup dan bagaimana sebagai fenomena sosial bidaya al-Qur’an dapat dikaji secara antropologis. Al-Qur’an yang hidup di sini diinterpretasikan sebagai makna yang diberikan oleh masyarakat (Muslim maupun non-Muslim) terhadap al-Qur’an dan bagaimana makna ini diaktualisasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Beberapa makna sosialnya akan dibahas di sini dan akan dijelaskan.  Dengan cara seperti itu al-Qur’an hidup dapat dikaji secara antropologis, yaitu dengan perspektif akulturasi, difusi, fungsional, fungsional struktural, fenomenologi, dan herme­neutik  atau interpretif.

Keywords: living al-Qur’an; fenomena; perspektif antropologi

  1. Tim Disbintalad, Al-Qur’an Terjemah Indonesia, 2004.
  2. Ahimsa-Putra, H.S., “Simbol, Tanda, Budaya dan Ilmu Budaya,” makalah seminar, 2002.
  3. Ahimsa-Putra, H.S., “Paradigma, Teori dan Metode,” makalah seminar, 2004.
  4. Ahimsa-Putra, H.S., “The Living al-Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi,” makalah workshop, 2007.
  5. Badri, Y., Surat Tabaarak: Pendinding dari Siksa Kubur, alih bahasa oleh H.Nurullah dan F. Fauzan, Surabaya: Aneka Pustaka Islam., 1991.
  6. Cassirer, E., An Essay on Man, New Haven: Yale University Press, 1945.
  7. Ghazali, I., Menyembuhkan dengan Pengobatan Nabi, Jakarta: Pustaka Ibadah, 2003.
  8. Hasan, H.S., Asmaul Husna: Keistimewaan, Khasiat dan Mengamalkannya, Surabaya: Amelia, 2003.
  9. Labib M.Z., Rahasia di balik Kalamullah dan Khasiat Asma’ul Husna, Surabaya: Anugerah, t.th.
  10. Lahmi, B., A. Rafi, KH.E. Syifa’i, Keistimewaan al-Asmaul Husna, Ayat Kursi, Basmalah, Jakarta: Pustaka Dwipar, 2002.
  11. Mansur, M., “Living Qur’an dalam Lintasan Sejarah Studi Qur’an” dalam M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: TH. Press, 2007.
  12. Mustaqim, A., “Metode Penelitian Living Qur’an: Model Penelitian Kualitatif,” dalam M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadits, Yogyakarta: TH. Press, 2007.
  13. Syamsudin, S., “Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur’an dan Hadis” dalam M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadits, Yogya¬karta: TH. Press, 2007.
  14. Umar, M.A.C., Khasiat dan Fadlilah Ayat Kursiy, Semarang: Toha Putra, 1979a.
  15. Umar, M.A.C., Khasiat dan Fadlilah al-Ikhlas, Semarang: Toha Putra, 1979b.
  16. Yusuf, M., “Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur’an” dalam M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: TH. Press, 2007.

Open Access Copyright (c) 2022 Heddy Shri Ahimsa-Putra
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Institute for Research and Community Services (LP2M)
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Rectorate Building, 3rd Floor
Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang, Central Java, Indonesia
Email: walisongo@walisongo.ac.id

 

 
apps