Pre-Marital Education: Concepts and Regulations in Indonesia and Malaysia

Kamarusdiana Kamarusdiana*  -  Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
Burhanudin Yusuf  -  Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
Maman Rahman Hakim  -  Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
Harapandi Dahri  -  (Scopus ID: 57224353396) Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam

(*) Corresponding Author
One of the most significant ways to create a happy family and minimize divorce is premarital education. Indonesia and Malaysia are two countries that have realized it and have regulated it in the regulations of their respective countries. This paper focuses on studying the concept and regulation of premarital education in these two countries. This paper uses a normative juridical approach using library research and comparative law. This study found that premarital education aims to create household happiness to avoid divorce. Indonesia regulates it in the Decree of the Director-General of Islamic Religion by implementing the Office of Religious Affairs or institutions recognized by the Ministry of Religion. Meanwhile, in Malaysia, it differed according to state regulations, such as enactment 11 of 2003 amendment of the Islamic Family Law (Negeri Sembilan) 2003 Part II of Marriage Section 16 concerning Applications for Marriage Truth and carried out by the Malaysian Islamic Progress Office. Premarital education, although both aim to create a family and minimize divorce, in Indonesia, it only provides guidelines, while in Malaysia, it is a mandatory requirement for prospective brides to get married.

Keywords: Islamic family law; pre-marital education; regulation

  1. Abdullah, M.S. Modul Bersepadu Kursus Pra Perkahwinan Islam (MBKPPI). Malaysia: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM), 2002.
  2. Afrinaldi, Afrinaldi, and Sesmiarni. Zulfani. “Perempuan Menggugat: Kursus Pra-Nikah sebuah Upaya Preventif di BP4 Kota Pariaman.” Kafa`ah: Journal of Gender Studies 6, no. 1 (August 31, 2016): 73–92. https://doi.org/10.15548/JK.V6I1.103.
  3. Afrizal, Afrizal. “Implementasi Kursus Pra Nikah dalam Mengurangi Angka Perceraian di KUA Pringsewu.” Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 10, no. 1 (March 8, 2017): 97–120. https://doi.org/10.24042/IJPMI.V10I1.2357.
  4. Arifin, H.M. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Penyuluhan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
  5. Ariih, Ihya’ Tsimaar. “Studi Komparasi Batas Usia Perkawinan Antara Hukum Indonesia (UU 16 Tahun 2019 Perubahan UU 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan) dan Hukum Sarawak.” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2022. http://eprints.ums.ac.id/97932/.
  6. Australian Bureau of Statistics. “Marriages and Divorces, Australia, 2017,” November 27, 2018. https://www.abs.gov.au/AUSSTATS/abs@.nsf/Lookup/3310.0Main+Features12017?OpenDocument=.
  7. Azizah, Linda. “Analisis Perceraian dalam Kompilasi Hukum Islam.” Al-’Adalah 10, no. 2 (2012): 415–22. https://doi.org/10.24042/ADALAH.V10I2.295.
  8. Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 2018 . Edited by Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik. Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2018. https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=NWE5NjNjMWVhOWIwZmVkNjQ5N2QwODQ1&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTgvMDcvMDMvNWE5NjNjMWVhOWIwZmVkNjQ5N2QwODQ1L3N0YXRpc3Rpay1pbmRvbmVzaWEtMjAxOC5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMi0wNC0yNCAyMTo1OToyNQ%3D%3D.
  9. Bustan, Radhiya. “Persepsi Dewasa Awal Mengenai Kursus Pranikah.” Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora 3, no. 1 (December 20, 2015): 82–95. https://doi.org/10.36722/SH.V3I1.199.
  10. Chandra, Age Surya Dwipa. “Studi Komparatif tentang Batas Usia Perkawinan (Analisis Terhadap Undang-Undang Perkawinan Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam).” Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2020. http://repository.radenintan.ac.id/11195/.
  11. Dewi, Lutfi Kusuma. “Penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Pelaksanaan Kursus Pra Nikah untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah.” Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (May 21, 2019): 33–50. https://doi.org/10.30659/JPAI.2.1.33-50.
  12. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama. “Data Sisa Akta Cerai dan Register Perkara Tahun 2018 .” Mahkamah Agung Republik Indonesia, January 15, 2019. https://badilag.mahkamahagung.go.id/pengumuman-elektronik/pengumuman-elektronik/data-sisa-akta-cerai-dan-register-perkara-tahun-2018-15-1.
  13. Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Kementrian Agama. Buku Pegangan Calon Pengantin. Jakarta: Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Kementrian Agama, 2003.
  14. Fahrudin, Adi. “Keberfungsian Keluarga: Konsep dan Indikator Pengukuran Dalam Penelitian.” Sosio Informa: Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial 17, no. 2 (August 24, 2012). https://doi.org/10.33007/INF.V17I2.94.
  15. Faisal, Ahmad. “Efektivitas BP4 dan Perannya dalam Memberikan Penataran atau Bimbingan Pada Calon Pengantin (Studi Pada BP4 KUA Kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat).” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2007. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18879/1/AHMAD FAISAL-FSH.pdf.
  16. Faisal, Jamaluddin, Ahmad Tholabi Kharlie, and Achmad Cholil. “Pre-Marriage Course in Indonesia and Malaysia.” Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah 20, no. 1 (June 30, 2020): 97–114. https://doi.org/10.15408/AJIS.V20I1.16188.
  17. Fathya, Adinda Azka Nur, and Asep Ramdhan. “Pendidikan Pra Nikah sebagai Solusi Penanggulangan Kasus Perceraian Melalui Perancangan Aplikasi.” Jurnal Rekamakna , 2018. http://eprints.itenas.ac.id/113/.
  18. Fuady, Munir. Teori-Teori Besar dalam Hukum. Jakarta: Kencana, 2013.
  19. Hakim, Lukman. “Peran BP4 terhadap Efektivitas Kursus Pra-Nikah dalam Mengurangi Terjadinya Perceraian (Studi Pada BP4 Kecamatan Parung Kabupaten Bogor).” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24944/1/Lukman Khakim.FSH.pdf.
  20. Hakim, M. Shabri. “Sekolah Pra-Nikah Lembaga Keagamaan Islam dan Prospek Penekanan Tingkat Perceraian di Kota Yogyakarta.” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016. https://digilib.uin-suka.ac.id/23116/.
  21. Hakim, Muhammad Lutfi. “Kursus Pra-Nikah: Konsep dan Implementasinya Studi Komparatif antara BP4 KUA Kecamatan Pontianak Timur dengan GKKB Jemaat Pontianak.” Al-Maslahah : Jurnal Ilmu Syariah 13, no. 2 (October 1, 2017): 191–112. https://doi.org/10.24260/ALMASLAHAH.V13I2.924.
  22. Hidayat, Deden. “Regulasi Sertifikasi Pranikah Ditinjau dari Kaidah Maslahah dan Mafsadat dalam Hukum Islam.” Istinbath: Jurnal Hukum 17, no. 1 (2020). https://doi.org/10.32332/istinbath.v17i1.2239.
  23. Huda, Miftahul. Hukum Keluarga: Potret Keragaman Perundang-Undangan di Negara-Negara Muslim Modern. Malang: Setara Press, 2018.
  24. Iskandar, Zakyyah. “Peran Kursus Pra Nikah dalam Mempersiapkan Pasangan Suami-Istri Menuju Keluarga Sakinah.” Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam 10, no. 1 (December 21, 2017): 85–98. https://doi.org/10.14421/AHWAL.2017.10107.
  25. Jabatan Kemajuan Islam Malaysia. Garis Panduan Pelaksanaan Kursus Pra Perkahwinan Islam Berdasarkan Modul Bersepadu Kursus Pra Perkahwinan Islam (MBKPI). Selangor: Mihas Grafik, 2016.
  26. Jalil, Abdul. “Implementasi Program Bimbingan Perkawinan Pranikah bagi Calon Pengantin di KUA Kecamatan Cilandak Kota Jakarta Selatan.” Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan 7, no. 2 (December 30, 2019): 181–98. https://doi.org/10.36052/ANDRAGOGI.V7I2.93.
  27. Jamil, Jamil, Nova Effenty, and Muhammad Muhammad. “Implikasi Kursus Pra Nikah dalam Membentuk Keluarga Sakinah di Kota Gorontalo.” As-Syams: Journal Hukum Islam 1, no. 2 (2020): 152–63. https://e-journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/assyams/article/view/316/198.
  28. Khairunisa, Amelia, and Atiek Winanti. “Batasan Usia Dewasa dalam Melaksanakan Perkawinan Studi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019.” Justitia : Jurnal Ilmu Hukum dan Humaniora 8, no. 4 (September 1, 2021): 774–84. https://doi.org/10.31604/justitia.v8i4.774-784.
  29. Khamis, Kautsar. Sustaining Muslim Marriage: The Role of Premarital Counseling in the Nima Mamobi Muslim Communities. Ghana: University of Ghana, 2013.
  30. Lestari, Novita. “Problematika Hukum Perkawinan di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi, dan Keagamaan 4, no. 1 (July 7, 2017): 43–52. https://doi.org/10.29300/MZN.V4I1.1009.
  31. Mappiare, Andi. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006.
  32. Marzuki, Angga. “Fenomena Perceraian dan Penyebabnya: Studi Kasus Kota Cilegon.” Jurnal Bimas Islam 9, no. 4 (2016). https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi/article/view/159.
  33. Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2016.
  34. Matondang, Armansyah. “Faktor-Faktor yang Mengakibatkan Perceraian dalam Perkawinan.” JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA) 2, no. 2 (December 1, 2014): 141–50. https://doi.org/10.31289/jppuma.v2i2.919.
  35. Mudzhar, M. Atho. Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern. Ciputat: Ciputat Press, 1999.
  36. Naily, Nabiela, and Kemal Riza. Hukum Keluarga Islam Asia Tenggara Kontemporer. Surabaya: Lembaga Penelitian IAIN Surabaya, 2013.
  37. Nasution, Khoiruddin. Hukum Perdata Islam Indonesia dan Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Muslim. Yogyakarta: Akademia & Tazzafa, 2009.
  38. Noorbani, M Agus. “Pelayanan Kursus Pranikah di KUA Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi.” Penamas Journal of Religious and Societies 28, no. 2 (2015). http://blajakarta.kemenag.go.id/journal/index.php/penamas/article/view/96.
  39. Olson, David H., John DeFrain, and Linda Skogrand. Marriages and Families: Intimacy, Diversity, and Strengths. CA: Mountain View, 2006.
  40. “Perangkaan Perkahwinan dan Perceraian, Malaysia, 2018,” 2018. https://www.dosm.gov.my/v1/index.php?r=column/pdfPrev&id=QlRwRm9CSXV2RkxPV1k5aFJpc2ZOQT09.
  41. Ridho, Muhammad. “Urgensi Bimbingan Pra Nikah terhadap Tingkat Penceraian.” JIGC (Journal of Islamic Guidance and Counseling) 2, no. 1 (2018). https://jigc.dakwah.uinjambi.ac.id/index.php/jigc/article/view/8.
  42. Rosyid, Maskur. “Kriminalisasi Terhadap Hukum Keluarga di Dunia Muslim.” Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam 3, no. 1 (March 24, 2020): 175–93. https://doi.org/10.36670/ALAMIN.V3I1.48.
  43. Spradley, James. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997.
  44. Stanley, Scott M., Paul R. Amato, Christine A. Johnson, and Howard J. Markman. “Premarital Education, Marital Quality, and Marital Stability: Findings from a Large, Random Household Survey.” Journal of Family Psychology 20, no. 1 (March 2006): 117–26. https://doi.org/10.1037/0893-3200.20.1.117.
  45. Suma, Muhammad Amin. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.
  46. Usman, Rachmadi. “Makna Pencatatan Perkawinan dalam Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia.” Jurnal Legislasi Indonesia 14, no. 3 (May 3, 2017): 255–73. https://doi.org/10.54629/JLI.V14I3.80.

Open Access Copyright (c) 2022 Al-Ahkam
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher
Faculty of Sharia and Law Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
in collaboration with Indonesian Consortium Sharia Scholar (KSSI)
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: 024 7601291
https://fsh.walisongo.ac.id/
email: alahkam@walisongo.ac.id

 Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

View:  Visitor | Country  

 
apps