STRATEGI SEMIOTIK KAMPANYE IKLAN SUSU FORMULA SETELAH LAHIRNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 33 TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI PEREMPUAN
DOI:
https://doi.org/10.21580/sa.v9i1.670Keywords:
ASI eksklusif, PP ASI, iklan, strategi semiotikAbstract
Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia diduga kuat salah satu penyebabnya karena gencarnya promosi susu formula yang salah satunya melalui iklan di berbagai media massa. Strategi semiotik yang dibangun ternyata mampu menghambat kampanye ASI di Indonesia. Bagaimana strategi semiotik itu tampak dalam iklan yang akan menjadi fokus tulisan ini. Metoda yang digunakan adalah analisis semiotik yang diharapkan dapat menangkap makna sekaligus menguak strategi semiotik iklan susu formula melalui sistem pertandaan yang dibangunnya. Hasil penelitian menunjukkan dua strategi tampak dalam iklan susu formula yaitu pertama dengan adanya janji atau mimpi bagi para orang tua untuk mampu memenuhi mitos menjadi orang tua sempurna dengan salah satu keberhasilannya adalah mempunyai anak sempurna alias anak bintang. Strategi semiotik kedua adalah dengan brand tunggal untuk susu formula bayi dan balita sehingga menjadikan konsumen tidak awas akan perbedaannya. Kedua strategi ini terbukti dapat melumpuhkan tingkat pemberian ASI di Indonesia sehingga berada di titik yang mengkhawatirkan. Penelitian lanjutan yang disarankan dapat berupa studi lapangan tentang bagaimana modus pemasaran dijalankan di tataran praktek melalui kegiatan-kegiatan di berbagai sekolah atau pusat perbelanjaan yang disponsori oleh perusahaan susu formula, kegiatan penelitian dan seminar-seminar yang dibiayai oleh perusahaan susu formula, hingga wawancara dengan tenaga ahli kesehatan terutama para bidan di daerah tentang praktek pemasaran langsung yang dijalankan perusahaan susu formula terutama setelah lahirnya PP ASI.Downloads
References
Baudrillard, Jean P., Masyarakat Konsumsi, Yogyakarta. Kreasi Wacana, 2004.
Berry, Nina, Sandra Jones, and Don Iverson, “Toddler Milk Advertising in Australia: the Infant Formula Ads we have when we don’t have Infant Formula Ads”. dalam http://anzmac2010.org/proceedings/pdf/ anzmac10Final00376.pdf. [diakses tanggal 11 September 2013 jam 10.00 WIB].
Bezuidenhout, Ilze. “A Discursive-Semiotic Approach to Translating Cultural Aspects in Persuasive Advertisements”. http://ilze.org/semio/007.htm. [diakses tanggal 29 Agustus 2013 jam 22.00 WIB]
Candra, Asep (ed) “PP ASI Eksklusif Dinilai Belum Efektif”. http://health. kompas.com/read/2013/03/13/19335992/PP.ASI.Eksklusif.Dinilai.Belum.Efektif. [diakses tanggal 16 September 2013 jam 08.00 WIB].
Fiske, John, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar paling Komprehensif, Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra, 2004.
Hatfield, Stefano. “i Editor's Letter: Why are we making mothers feel guilty?”.
http://www.independent.co.uk/i/editor/i-editors-letter-why-are-we-making-mothers-feel-guilty-8215715.html. [diakses tanggal 12 September 2013 jam 22.00 WIB]
http://www.irinnews.org/report/93744/indonesia-breastfeeding-regulations-to-target-formula-companies. [diakses tanggal 12 September 2013 jam 20.00 WIB]
IRIN Asia. “INDONESIA: Breastfeeding regulations to target formula compani¬es”
IRIN Asia. “Laos: NGOs flay Nestle’s Infant Formula Strategy. http://www.irinnews.org/report/93040/laos-ngos-flay-nestl%C3%A9-s-infant-formula-strategy. [diakses tanggal 24 Agustus 2013 jam 20.00 WIB]
Kinanti, Ajeng Anastasia. “WBTI: Hanya 27,5 Persen Ibu Indonesia yang Memberi ASI Eksklusif.” Kamis, 13/06/2013. http://health.detik.com/read/2013/ 06/13/155601/2272641/763/wbti-hanya-275-persen-ibu-indonesia-yang-memberi-asi-eksklusif. [diakses tanggal 26 Agustus 2013 jam 18.00 WIB].
Kusmayadi, Dadang. “ASI vs Susu Sapi”. http://majalah.hidayatullah.com/?p= 1965. [diakses tanggal 24 Agustus 2013 jam 10.00 WIB].
Mikail, Bramirus dan Asep Candra. “Pemerintah Resmi Sahkan PP ASI” http://health.kompas.com/read/2012/04/05/01034845/Pemerintah.Resmi.Sahkan.PP.ASI. Kamis, 5 April 2012 | 01:03 WIB. [diakses tanggal 16 September 2013 jam 08.00 WIB].
Mikail, Bramirus. “PP ASI Perlu Diawasi”. Jumat 3 Agustus 2012. http://health.kompas.com/read/2012/08/03/12024940/PP.ASI.Perlu.Diawasi. [diakses tanggal 8 September 2013 jam 10.00 WIB].
Newman, Melanie and Oliver Wright.“After Nestle, Aptamil Manufacturer is now Hit by Breast Milk Scandal”. 24 September 2013. http://www. independent.co.uk/news/uk/home-news/exclusive-after-nestl-now-aptamil-manufacturer-danone-is-hit-by-breast-milk-scandal-8679226.html. [diakses tanggal 8 September 2013 jam 12.00 WIB].
Onyechi U.A. and Nwabuzor, L. C. “The Effect of Milk Formula Advertisement on Breast Feeding and Other Infant Feeding Practice in Lagos, Nigeria”. September 2010. http://www.agrosciencejournal.com/public/agro9o3-7.pdf. [diakses tanggal 10 September 2013 jam 10.00 WIB].
Parks, Cori. “Breastfeeding in Cambodia is the new ‘normal”. Januari 2013. http://www.unicef.org/eapro/media_20202.html. [diakses tanggal 10 September 2013 jam 20.00 WIB]
Situs resmi bebeclub indonesia. http://www.bebeclub.co.id/ [diakses tanggal 6 September 2013 jam 22.00 WIB]
Solimini, Cheryl. “Mom always like their kids and other Myths”. http://www.today.com/id/26871349/ns/today-parenting_and_family/t/ moms-always-their-kids-other-myths/#.UkCQjdKR7Ng. [diakses tanggal 8 September 2013 jam 10.00 WIB].
Stokes, Jane, How to Do Media and Cultural Studies: Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Yogyakarta. Bentang.
UNICEF Press release. “Breastfeeding is the cheapest and most effective life-saver in history” http://www.unicef.org/media/media_70044.html. NEW YORK, 1 August 2013. [diakses tanggal 20 Agustus 2013 jam 15.00 WIB].
Widiyani, Rosmha.”50 persen tenaga kesehatan tak tahu PP ASI Eksklusif”. Kamis, 13 Juni 2013. http://health.kompas.com/read/2013/06/13 /2005344/50.Persen.Tenaga.Kesehatan.Tak.Tahu.PP.ASI.Eksklusif. [diakses tanggal 2 September 2013 jam 22.00 WIB].
Williams, Zoe. “Baby Health Crisis in Indonesia as Formula Companies Push Produts”. 15 Februari 2013. http://www.theguardian.com/world/2013/ feb/15/babies-health-formula-indonesia-breastfeeding. [diakses tanggal 20 Agustus 2013 jam 16.00 WIB]
Williamson, Judith, Decoding Advertisement, Yogyakarta dan Bandung. Jalasutra. 2007.
Downloads
Published
Issue
Section
License
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles. Therefore, the author must submit a statement of the Copyright Transfer Agreement.*)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
In line with the license, authors and third parties (readers, researchers, and others) are allowed to share and adapt the material. In addition, the material must be given appropriate credit, provided with a link to the license, and indicated if changes were made. If authors remix, transform or build upon the material, authors must distribute their contributions under the same license as the original.
________
*) Authors whose articles are accepted for publication will receive confirmation via email and send a Copyright Transfer Agreement.