FILSAFAT SEJARAH HAMKA: Refleksi Islam dalam Perjalanan Sejarah

Fabian Fadhly Jambak*  -  Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia

(*) Corresponding Author

Abstract: Understanding of the historiography of HAMKA cannot be separated from the understanding of the three elements that underlies his historical philosophy of the history of Muslims of the 13th century AD. The three elements that form the basis of the historical philosophy of HAMKA are tawheed (tawḥīd), moral (akhlāq) and intelligence (‘aql). This paper intends to reveal the historical philosophy of HAMKA and its underlying elements. The method used in this paper is a normative method with an analytical approach. Normative is used to describe and narrate the views of the historical philosophy of HAMKA, which is influenced by various views of his life reflected through his literature (sastra), tafsir, and history (historiography). Analytical is used to provide views or responses related to the points of thought within the scope of historical philosophy. This study finds that Historical Philosophy of HAMKA affirms that tawheed, moral, and intelligence are inseparable part of seeing an event which became known as history. Tawheed is shown by the human resignation as God's creature that the events that happen to him are the proper circumstances. Intelligence shows the character of man as a being who can contemplate every event that occurs in his life. Moral leads man to understand that an event is not only determined by the side of Tawheed and Intelligence, but also by the Morals who have a function to regulate human behavior how it should behave in every historical event, with the intention to acquire ibrah (lesson).

Abstrak: Pemahaman terhadap historiografi HAMKA tidak dapat dilepaskan dari pemahaman tiga unsur yang mendasari filsafat sejarahnya tentang sejarah umat Islam abad 13-20 Masehi. Tiga unsur yang menjadi dasar filsafat sejarah HAMKA yaitu tauhid, akhlak dan akal. Tulisan ini bermaksud untuk mengungkap filsafat sejarah HAMKA beserta unsur-unsur yang mendasarinya. Metode yang di­gunakan dalam tulisan ini adalah metode normatif dengan pendekatan analitis. Nor­matif digunakan untuk memberikan gambaran dan menarasikan pandangan-pandangan filsafat sejarah HAMKA, yang dipengaruhi oleh berbagai macam pandangan hidupnya yang tercermin melalui karya satra, tafsir dan sejarahnya (historiografi). Analitis digunakan untuk memberikan pandangan atau tanggapan terkait pokok-pokok pikirannya dalam ruang lingkup filsafat sejarah. Kajian ini menemukan bahwa filsafat sejarah HAMKA meneguhkan bahwa tauhid, akhlak, dan akal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam melihat suatu peristiwa yang kemudian dikenal dengan sejarah. Tauhid ditunjuk­kan dengan keberserahan manusia sebagai makhluk Allah bahwa peristiwa yang ter­jadi kepadanya merupakan keadaan yang semestinya terjadi. Akal me­nunjuk­kan ciri manusia sebagai mahkluk yang dapat merenungi setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Akhlak mengarahkan manusia untuk me­mahami bahwa suatu peristiwa tidak hanya ditentukan oleh sisi Tauhid dan Akal, melainkan juga oleh Akhlak yang memiliki fungsi untuk mengatur perilaku manusia bagaimana seharusnya bersikap dalam setiap peristiwa sejarah, dengan maksud untuk memeperoleh ibrah (pelajaran).

 

Keywords: filsafat sejarah; philosophy of history; HAMKA

  1. Alfan, Muhammad, Filsafat Etika Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011.
  2. Amir, Mafri dan Kultsum, Lilik Ummi, Literarur Tafsir Indonesia, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2011.
  3. Aziz, Abdul Rahman Abdul, “Nilai Mencapai Kehidupan Sejahtera: Pandangan HAMKA,” Jurnal MALIM Bil. 10, 2009.
  4. Busyairi, Badruzzaman, Mengenang 100 Tahun HAMKA, Jakarta: Yayasan Pendikikan Islam al-Azhar, 2008.
  5. Dewi, Ernita, “Konsep Manusia Ideal dalam Perspektif Suhrawardi”, Substantia, Volume 17 Nomor 1, April 2015.
  6. Fachruddin, Fuad Mochammad, Filsafat dan Hikmat Sjari’at Islam, Djakarta: Bulan Bintang, 1966.
  7. HAMKA, Ayahku: Riwayat Hidup DR. H. Abd. Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera, Jakarta: Wijaya, 1958.
  8. _______, “Dari Hati Ke Hati: Konsepsi al-Qurân tentang Pemimpin”, Panji Masyarakat, Jakarta: Yayasan Nurul Islam 1971, No. 76, 1 April 1971.
  9. _______, Pemimpin dan Pimpinan, Pustaka Melayu Baru & Pustaka Budaya, Kuala Lumpur: Agensi, 1973
  10. _______, Kenang-kenangan Hidup, Jilid I, Jakarta: Bulan Bintang,1974.
  11. _______, Sejarah Umat Islam IV, Jakarta: Bulan Bintang,1976.
  12. _______, Tasauf, Perkembangan dan Pemurniannya, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1981.
  13. _______, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1984.
  14. _______, Tafsir al-Azhar Juz III, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.
  15. _______, Akhlaqul Karimah, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992
  16. _______, Dari Hati ke Hati tentang Agama, Sosial Budaya, Politik, , Jakarta: Pustaka Panjimas, 2002.
  17. al-Khateeb, Firas, Lost Islamic History Reclaiming Muslim Civilisation From The Past, London: Hurst Publisher, 2014.
  18. Lubis, Agus Salim, “Konsep Akhlak dalam Pemikiran al-Ghazali,” Hikmah, Vol. VI, No. 01 Januari 2012.
  19. Noer, Deliar, "Yamin dan HAMKA: Dua Jalan Menuju Identitas Indonesia", dalam Anthony Reid & David Marr (Ed.), Dari Raja Ali Haji Hingga HAMKA: Indonesia dan Masa Lalunya, terj. Th Sumarthana, Grafiti Pers, Jakarta, 1983.
  20. Rohayati, Enok, “Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan Akhlak,” TA’DIB, Vol. XVI, No. 01, Edisi Juni 2011.
  21. Rouf, A., Yakub, M., Yusoff, Z. M., “Tafsir al-Azhar dan Tasawuf Menurut HAMKA”, Jurnal Usuluddin, Vol 38, Juli – Desember 2013.
  22. Rusydi, Pribadi dan Martabat Buya Prof. Dr. HAMKA, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.
  23. Saliyo, “Mencari Makna Hidup Dengan Jalan Sufi di Era Modern,” Esoterik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf, Volume 2 Nomor 1 2016.
  24. Sardiman, dkk, “Buya HAMKA dan Perkembangan Muhammadiyah (1925-1981)”, Laporan Penelitian, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.
  25. Shalih Ahmad ats-Tsamy, Min Ma’in al-Sirah, Beirut: al-Maktab al-Islamy, 1984.
  26. Shafiyu al-Rahman al-Mubarakafury, Rahiq al-Makhtum Bahthun al-Sirah al-Nabawiyyah ‘alā Ṣāhibuhā Afḍalu al-Ṣalātu wa ’l-Salām, al- Mansurah: Dar al-Wafa, 2002.
  27. Slamet Pramono, “Pandangan HAMKA Tentang Konsep Jihad dalam Tafsir al-Azhar”, Dialogia Jurnal Studi Islam dan Sosial, Vol 13, No. 2, 2015.
  28. Syafril, Akmal, “HAMKA tentang Toleransi Beragama,” Islamia Jurnal Pemikiran Islam Republika, 15 Desember 2011.
  29. Syukur, M. Amin, Tasawuf Kontekstual, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
  30. Umar, A. Muin, Historiografi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1988.
  31. Yakub, M., “Historiografi Islam Indonesia: Perspektif Sejarawan Informal,” MIQOT Vol. XXXVII No. 1 Januari-Juni 2013.
  32. _______, “Perkembangan Islam Indonesia,” Kalam, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013.
  33. Wahid, Abdul, “Sosial Politik dalam Tafsir HAMKA”, Part 4: Islamic Spirituality, Philosophy & Tasawwuf, Conference Proceedings – ARICIS I, No 1, 2016.
  34. Yahya Harun, Islam Nusantara Abad XVI & XVII, Kurnia Kalam Sejahtera, Yogyakarta, 1995.
  35. Zul’Azmi Yaakob, “Falsafah Alam dalam Konteks Falsafah Ketuhanan Menurut HAMKA”, International Journal of Islamic Thought, Vol. 1, June 2012.

Open Access Copyright (c) 2017 Jurnal THEOLOGIA
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
 

JURNAL THEOLOGIA

Published by The Faculty of Islamic Theology and Humanities
Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang - Indonesia

 
                                                               
Web
Analytics
View My Stats
apps