TAUHID DAN ETIKA LINGKUNGAN: Telaah atas Pemikiran Ibn ‘Arabī

Ahmad Munji*  -  Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author
Abstract: Tauḥīd (monotheism) affirms that God has created man most excellent among the creatures with the aim to serve Him. Proof of service must be proved by maintaining the best possible environment as He wills. It will consequences which bring up the ethics that guide humans to interact with their environment. Therefore, the relationship of Tauḥīd and ethics as good and bad links or ethical character that relies heavily on clean and dirty soul and reflect the quality of faith (īmān) and Tauḥīd (monotheism) itself. This article aims to elaborate on the relationship of Tauḥīd with mindset, because the mindset is mental activity that requires imagination in many ways and requires a balance; Tauḥīd relationship with the pattern of attitudes; patterns of attitude is the basic concept of a person's behavior; relationship between Tauḥīd and behavioral patterns ('amal). 'Amal is a reflection of a very concrete. From this pattern can be described as follows: Tauḥīd produces ethics, and ethics produces behavior ('amal). The pattern of this relationship in real life can be seen, among other things, how human beings interact with other God’s creatures (environment). Abstrak: Tauḥīd menegaskan bahwa Tuhan telah menciptakan manusia yang paling baik di antara para makhluk dengan tujuan untuk mengabdi kepada-Nya. Bukti pengabdian harus dibuktikan dengan menjaga lingkungan sebaik-baiknya sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Konsekuensi dari ini akan memunculkan etika yang memandu manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sebab, hubungan Tauḥīd dan etika seperti keterkaitan baik dan buruknya akhlak atau etika yang sangat bergantung pada bersih dan kotornya jiwa dan mencerminkan kualitas dari iman dan tauhid itu sendiri. Artikel ini bertujuan mengelaborasi hubungan Tauḥīd dengan pola pikir, karena pola pikir adalah aktivitas jiwa yang memerlukan khayal dalam berbagai hal dan membutuhkan keseimbangan; hubungan Tauḥīd dengan pola sikap; pola sikap adalah konsep dasar dari sebuah perilaku seseorang; hubungan antara Tauḥīd dan pola perilaku (‘amal). ‘Amal merupakan cerminan yang sangat kongkrit. Dari sini pola ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tauḥīd menghasilkan etika, dan etika menghasilkan perilaku (‘amal). Pola hubungan ini dalam kehidupan riil dapat dilihat, antara lain, bagaimana manusia berinteraksi dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain (lingkungan). Keywords: Tauḥīd, ‘amal, ethic, Ibn ‘Arabī, Allāh, enviromenment.
  1. Abdullah, Mudhofir, Argumen Konservasi Lingkungan dalam Prespektif Ekoteologi dalam Jurnal Teologia, Semarang, 2011.
  2. Afifi, A.E, Filsafat Mistis Ibn ‘Ibn ‘Arabī, Jakarta:Gaya Madina Pratama, 1989.
  3. Ali, Yunasril, Manusia Citra Ilahi: Pengenmbangan Konsep Insan Kamil Ibn ‘Arabī oleh al-Jili, Jakarta: Paramadina, 1997.
  4. Siraj, Said Aqil, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Bandung: Mizan, 2006.
  5. Hidayat, Komarudin, Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan Krisis Moderisme, Jakarta: Paramadina, 1998.
  6. Ibn ‘Arabī, Muḥyi al-Dīn, Fuṣūṣ al-Ḥikam, Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Alāmiyah, 2003.
  7. Ibn ‘Arabī, Muḥyi al-Dīn, Aḥkām al-Qur’ān, Beirūt: Dār al-Ma’rifah, vol 4, tt.
  8. Ibn ‘Arabī, Muḥyi al-Dīn, Futūḥat al-Makkiyah, Bairut: Dar al-Kutub al-Alamiyah, 2006
  9. Ibn ‘Arabī, Muḥyi al-Dīn, Sajarat al-Kauwn, Riyaḍ: Riyaḍ‘Abdillāh, 1957.
  10. Kartanegara, Mulyadi, Menyelami Hakikat Tuhan, Manusia dan Alama, Jakarta:Erlngga,2007.
  11. Keraf, Sony, Etika Lingkungan, Jakarta: Kompas, 2006.
  12. Murata, Sachiko, Kearifan Sufi dari Cina, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003.
  13. Nasr, Seyyed Hossein , Islam dan Krisis Lingkungan, Islamika, No. 3, Januari-Maret 1994
  14. Nasr, Seyyed Hossein, Living Sufsm, London: Mandala Books, 1980.
  15. Nasr, Seyyed Hossein, Religion and The order of Nature, New York: Oxford University Press 1996,
  16. Nasr, Seyyed Hossein, The Encounter Man and Nature, California: California Press, 1984.
  17. Noer, Kautsar Azhari, Ibn Ibn ‘Arabī: Wahdatul Wujud dalam Perdebatn, Jakarta: Paramadina, 1995.
  18. Rahman, Luthfi, Etika Perdamaian Islam: Telaah atas Pemikiran Maulana Wahiduddin Khan, Thesis S2 IAIN Walisongo, 2012.
  19. Suwito, Eko-Sufisme: Konsep, Strategi dan Dampak, Yogyakarta: STAIN Press, 2011,
  20. Palmer, E Ricard, Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, terjemah Damanhuri Manmud, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
  21. Schimel, Annemarie, Dimensi Mistik Dalam Islam, Jakarta: Pusataka Firdaus, 1986.
  22. Sumaryono, E, Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.
  23. Tailor, W Paul, Respect for Nature, New Jersey: Universiti Press, 2011
  24. Takesita, Masatake, Insan Kamil: Pandangan Ibn ‘Arabī, Surabaya: Risalah Gusti, 2005,
  25. White, Lynn Jr, The Historical Roots of Our Ecologic Crisis, dalam Science, Volume 155, Number 3767, 10 March 1967.

Open Access Copyright (c) 2016 Teologia

 

JURNAL THEOLOGIA

Published by The Faculty of Islamic Theology and Humanities
Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang - Indonesia

 
                                                               
Web
Analytics
View My Stats
apps