THE LIVING AL-QUR’AN: BEBERAPA PERSPEKTIF ANTROPOLOGI
Main Article Content
Abstract
This article deals with the meanings of the living al-Qur’an and how as socio-cultural phenomena they can be studied anthropologically. The living al-Qur’an here is interpreted as the meanings given by the people (Moslem as well as non-Moslem) to al-Qur’an and how these meanings are actualized in their daily lives. Some of its social meanings are given here and explained. Seen in that way, the living al-Qur’an can thus be studied by using anthropological perspectives, such as acculturation perspective or diffusion perspective, functional perspective, structural perspective, phenomenological perspective and hermeneutical or interpretive perspective.
***
Artikel ini membahas tentang makna al-Qur’an hidup dan bagaimana sebagai fenomena sosial bidaya al-Qur’an dapat dikaji secara antropologis. Al-Qur’an yang hidup di sini diinterpretasikan sebagai makna yang diberikan oleh masyarakat (Muslim maupun non-Muslim) terhadap al-Qur’an dan bagaimana makna ini diaktualisasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Beberapa makna sosialnya akan dibahas di sini dan akan dijelaskan. Dengan cara seperti itu al-Qur’an hidup dapat dikaji secara antropologis, yaitu dengan perspektif akulturasi, difusi, fungsional, fungsional struktural, fenomenologi, dan hermeneutik atau interpretif.Downloads
Article Details
Copyright and Licensing
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. In line with the license, authors and users (readers, etc.) are allowed to share and adapt the material. In addition, the material must be given appropriate credit, provided with a link to the license, and indicated if changes were made. If authors remix, transform or build upon the material, authors must distribute their contributions under the same license as the original.
References
Tim Disbintalad, Al-Qur’an Terjemah Indonesia, 2004.
Ahimsa-Putra, H.S., “Simbol, Tanda, Budaya dan Ilmu Budaya,” makalah seminar, 2002.
Ahimsa-Putra, H.S., “Paradigma, Teori dan Metode,” makalah seminar, 2004.
Ahimsa-Putra, H.S., “The Living al-Qur’an: Beberapa Perspektif Antropologi,” makalah workshop, 2007.
Badri, Y., Surat Tabaarak: Pendinding dari Siksa Kubur, alih bahasa oleh H.Nurullah dan F. Fauzan, Surabaya: Aneka Pustaka Islam., 1991.
Cassirer, E., An Essay on Man, New Haven: Yale University Press, 1945.
Ghazali, I., Menyembuhkan dengan Pengobatan Nabi, Jakarta: Pustaka Ibadah, 2003.
Hasan, H.S., Asmaul Husna: Keistimewaan, Khasiat dan Mengamalkannya, Surabaya: Amelia, 2003.
Labib M.Z., Rahasia di balik Kalamullah dan Khasiat Asma’ul Husna, Surabaya: Anugerah, t.th.
Lahmi, B., A. Rafi, KH.E. Syifa’i, Keistimewaan al-Asmaul Husna, Ayat Kursi, Basmalah, Jakarta: Pustaka Dwipar, 2002.
Mansur, M., “Living Qur’an dalam Lintasan Sejarah Studi Qur’an” dalam M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: TH. Press, 2007.
Mustaqim, A., “Metode Penelitian Living Qur’an: Model Penelitian Kualitatif,” dalam M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadits, Yogyakarta: TH. Press, 2007.
Syamsudin, S., “Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur’an dan Hadis” dalam M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadits, Yogya¬karta: TH. Press, 2007.
Umar, M.A.C., Khasiat dan Fadlilah Ayat Kursiy, Semarang: Toha Putra, 1979a.
Umar, M.A.C., Khasiat dan Fadlilah al-Ikhlas, Semarang: Toha Putra, 1979b.
Yusuf, M., “Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur’an” dalam M. Mansyur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: TH. Press, 2007.