MODEL PENYELESAIAN KONFLIK DI LEMBAGA ADAT

Kamaruddin Kamaruddin*  -  State Institute for Islamic Studies (IAIN) Ar-Raniry, Aceh, NAD, Indonesia

(*) Corresponding Author

So far, there is a claim that the conflict resolution conducted by tradition institution is mediation, but in some extend it showed the differences in principle and procedure. Based on the argument this article has the purposes to know any conflict frequently broken among Aceh community, the patterns of cooperation of the tradition institutions, and to know the most dominant institution in resolving conflict. Applying qualitative method, it is revealed that tradition institutions took a very important part in resolving confling in Aceh society. Eventhough all elements of the tradition institutions are involved in conflict resolution but in the processes of conflict resolution in gampong level, keuchik has a very important and strategic role.

 

Keywords: lembaga adat; konflik; mediasi; gampong; keuchik

  1. Achmad Gunaryo, “Konflik dan Pendekatan Terhadapnya”, dalam buku M. Mukhsin Jamil, (ed.), Mengelola Konflik Membangun Damai, Semarang: WMC IAIN Walisongo, 2007.
  2. Amin Ramly, “Legitimasi Kekuasaan Pemerintah dan Adat (Studi tentang Ketaatan Masyarakat Desa terhadap Pemerintah dan Adat) di Kec. Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat”, paper diskusi “Legitimasi Kekuasaan Pemerintah dan Adat”, 14 Agustus 2008.
  3. A vonius, Leena dan Sehat Ihsan Shadiqin, “Revitalisasi Adat di Indonesia dan Aceh”, dalam Leena Avonius dan Sehat Ihsan Shadiqin, (ed.), Adat dalam Dinamika Politik Aceh, Banda Aceh: ICAIOS dan ART!, 2010.
  4. Burton, John and Dukes, Frank, Conflict: Practices in Management, Settlement and Resolution, London: Macmillan Press, 1990.
  5. Eka Hendry Ar, Sosiologi Konflik: Telaah Kritis Seputar Konjlik dan Perdamaian, Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2009.
  6. Hurgronje, C.Snouck, The Achehnese, W.S. O'Sullivan, (terj.), Vol. I, Leyden: E.J. Brill, 1906.
  7. Indro Surono, “Penetrasi Kelembagaan dan Stagnasi Pedesaan”, Wacana, No. 9/ Juli - Agustus 1997.
  8. James P. Spradley, Metode Etnografi, Terj. Misbah Zulfa Elizabeth, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
  9. Kraybill, Ronald S., Evans, Alice Frazer dan Evans, Robert A., Peace Skills Panduan Mediator, terj. A. Supratiknya, Yogyakarta: Kanisius, 2002.
  10. Kressel, Kenneth “Mediation Revisited”, dalam Morton Deutsch, et.al., (ed.), The Handbook of Conflict Resolution Theory and Practice, USA: Jossey-Bass.
  11. McCollum, Sean, Managing Conflict Resolution, Newyork: Chelsea House Publisher, 2009.
  12. M. Isa Sulaiman, “Tinjauan Historis Peradilan Adat di Aceh”, dalam M. Isa
  13. Muslih MZ, “Pengantar Mediasi: Teori dan Praktek”, dalam M. Mukhsin Jamil, (ed.), Mengelola Konjlik Membangun Damai, Semarang: WMC lAIN Walisongo, 2007.
  14. M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2007.
  15. Nora Doherty and Marcelas Guyler, The Essential Guide to Workplace Mediation and Conjlict Resolution. London and Philadelphia: Kogan Page, 2008.
  16. Rosnidar Sembiring, “Kedudukan Hukum Adat dalam Era Reformasi”,
  17. http://library.usu.ac.idldownloadlfh/perdata-rosnidar.pdf, 11 Januari 2011.
  18. Sholihan, “Memahami Konflik”, dalam buku M. Mukhsin Jamil, (ed.), Mengelola Konflik Membangun Damai, Semarang: WMC lAIN Walisongo, 2007.
  19. Soerjono Soekanto, Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan, Jakarta: Rajawali, t.th.
  20. Sutoro Eko, “Mempertegas Posisi Politik dan Kewenangan Desa”, makalah dalam Sarasehan Nasional Menggagas Desa Masa Depan, Jakarta 3-4 Juli 2006.
  21. Sutoro Eko, “Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan Otonomi Desa,” IRE'S Insight, Workingpaper/11February/2008.
  22. Sulaiman dan HT. Syamsuddin, (ed.), Pedoman Umum Adat Aceh, Banda Aceh: MAA Provinsi NAD, 2007-2008.
  23. Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Perspektif Hukum Syari'ah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta: Kencana 2009.
  24. Tim Peneliti lAIN Ar-Raniry dan Biro Keistimewaan Aceh Provinsi NAD, Kelembagaan Adat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Yogyakarta: AK Group, 2006.
  25. Tim Peneliti Puslit lAIN Ar-Raniry, Peran Lembaga Adat dalam Mendukung Pelaksanaan Syari'at Islam di Aceh, Banda Aceh: Puslit lAIN Ar-Raniry, 2009.
  26. Tim Penulis, Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru -Van Hoeve, 1999.
  27. T. M. Juned, “Membedah Adat dan Hukom Masyarakat Aceh”, dalam Lukman Munir, (ed.), Bunga Rampai Menuju Revitalisasi Hukom dan Adat Aceh, Banda Aceh: Yayasan Rumpun Bambu dan CSSP Jakarta, 2003.
  28. T. M. Juned, “Adat dalam Perspektif Perdebatan dan Praktek Hukum” dalam Lukman Munir, (ed.), Bunga Rampai Menuju Revitalisasi Hukom dan Adat Aceh, Banda Aceh: Yayasan Rumpun Bambu dan CSSP Jakarta, 2003.
  29. T. M. Juned, “Penerapan Sistem dan Asas-asas Peradilan Hukum Adat dalam Penyelesaian Perkara (Sebagai upaya Menggapai Kedamaian dan Ketertiban Masyarakat)”, dalam Isa Sulaiman dan m. Syamsuddin, (ed.), Pedoman Umum Adat Aceh: Peradilan dan Hukum Adat, Banda Aceh: MAA Provinsi NAD, 2008.

Open Access Copyright (c) 2013 Kamaruddin Kamaruddin
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Institute for Research and Community Services (LP2M)
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Rectorate Building, 3rd Floor
Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang, Central Java, Indonesia
Email: walisongo@walisongo.ac.id

 

 
apps