Promoting the spirit of nationalism through Quran-Hadis lectures: A case of Gus Miftah’s da'wah model

D. I. Ansusa Putra*  -  Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia
Ardiyansyah Ardiyansyah  -  Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Indonesia
Mekki Klaina  -  Abdelmalek Essaadi University, Morocco

(*) Corresponding Author

The idea of nationalism as the national glue in Indonesia faces currents of decadence in contemporary society. As a religious text, the Quran and Hadith and their interpretations have a special role in stemming this decadence of nationalism through the teachings of preachers, preachers and preachers. Gus Miftah, as a well-known preacher in Indonesia, tries to promote the spirit of nationalism by contextualizing messages and values from the Quran and Hadith with the conditions of diversity and multiculturalism in Indonesia. This article raises Gus Miftah as a popular preacher with a high commitment to issues of nationality and Indonesianness. This study uses a qualitative descriptive method in analyzing digital observation data on Gus Miftah's video lectures on Youtube. This study resulted in a general conclusion that Gus Miftah's Quran-Hadith Teaching contextualizes the Quran-Hadith within the framework of nationalism and diversity. Gus Miftah's commitment to the national interest issue can be seen from his understanding of socio-religious themes, such as tolerance, unity and nationalism. This is a factor in the popularity of Gus Miftah's da'wah which is in line with traditional/moderate Islamic understanding. This research contributes to enriching the literature on the relationship between da'wah and contextualization of the Quran and Hadith in Indonesia which gives rise to a uniqueness of Indonesian Islam.

 ***

Gagasan nasionalisme sebagai perekat bangsa di Indonesia menghadapi dekadensi dengan isu-isu kontemporer masyarakat. Sebagai teks agama, Al-Quran dan Hadits serta tafsirnya memiliki peran khusus dalam membendung dekadensi nasionalisme ini melalui ajaran para da'i, muballigh, atau ulama. Gus Miftah, sebagai seorang mubaligh ternama di Indonesia, mencoba mengangkat semangat nasionalisme dengan mengkontekstualisasikan pesan dan nilai-nilai dari Al-Qur'an dan Hadits yang sejalan dengan kondisi kebhinekaan dan multikulturalisme di Indonesia. Artikel ini mengangkat Gus Miftah sebagai pendakwah populer dengan komitmen tinggi terhadap isu tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis data observasi digital pada video ceramah Gus Miftah di Youtube. Kajian ini menghasilkan kesimpulan umum bahwa Gus Miftah mengontekstualisasikan ajaran Al-Qur'an-Hadits dalam kerangka nasionalisme dan kebinekaan. Komitmen Gus Miftah terhadap isu kepentingan nasional tampak dalam pemahamannya terhadap tema-tema sosial keagamaan, seperti toleransi, persatuan, dan nasionalisme. Hal ini menjadi faktor popularitas dakwah Gus Miftah yang sejalan dengan pemahaman Islam tradisional/moderat. Penelitian ini berkontribusi untuk memperkaya literatur tentang hubungan dakwah dan kontekstualisasi Alquran dan Hadits di Indonesia yang memunculkan keunikan Islam Indonesia.

Keywords: Quran-Hadis lectures; muballigh; Gus Miftah lectures

  1. Adha, M. M., & Susanto, E. (2020). Kekuatan nilai-nilai Pancasila dalam membangun kepribadian masyarakat Indonesia. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan, 15(01), 1-29. https://doi.org/10.37680/adabiya.v15i01.319.
  2. Aman, A.-. (2015). Nasionalisme dan revolusi: Pengalaman Indonesia. Mozaik: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4(1), 1-29. http://dx.doi.org/10.21831/moz.v4i1.4385.
  3. Anantama, A. (2020). Rekontekstualisasi dakwah dalam merawat nasionalisme. Ath Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 3 (2), 246-265. Retrieved from https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/ath_thariq/article/view/1845.
  4. Anwar, C. (2018). Islam dan kebhinekaan di Indonesia: Peran Agama dalam merawat perbedaan. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 4(2), 1-18. https://doi.org/10.31332/zjpi.v4i2.1074.
  5. Audina, D., Soleh, D. A., & Sumantri, M. S. (2022). Pendidikan karakter cinta tanah air dan kedisiplinan dalam kegiatan upacara bendera di Sekolah Dasar DKI Jakarta. EduStream: Jurnal Pendidikan Dasar, 5(1), 60-68. https://doi.org/10.26740/eds.v5n1.p60-68.
  6. Budi, M. H. S. (2019). Agama dan toleransi: Toleransi umat beragama dalam menjalin kerukunan. Faqih Asy’ari Islamic Institute International Conference (FAI3C), 2, 153-177. Retrieved from https://proceeding.iaifa.ac.id/index.php/FAI3C/article/download/12/17
  7. Budiyono, B. (2017). Memperkokoh idiologi Negara pancasila melalui bela Negara. Citizensip Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 5 (1), 55-63. https://doi.org/10.25273/citizenship.v5i1.1148.
  8. Emerson, R. (1973). Theories of nationalism. Anthony D. Smith . The Journal of Politics, 35(2). https://doi.org/10.2307/2129083.
  9. Farih, A. (2016). Nahdlatul Ulama (NU) dan kontribusinya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 24(2), 251-284. https://doi.org/10.21580/ws.24.2.969.
  10. Ghazali, A. M. (2016). Toleransi beragama dan kerukunan dalam perspektif Islam. Religious: Jurnal Agama Dan Lintas Budaya, 1(1). 25-40. Retrieved from https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Religious/article/view/1360.
  11. Majeed. G. (2014). Problems of national integration in Pakistan. Journal of political Science, 21. https://go.gale.com/ps/i.do?id=GALE%7CA393610521&sid=googleScholar&v=2.1&it=r&linkaccess=abs&issn=19941080&p=AONE&sw=w.
  12. Haire, J. (2006). Christianity, Islam, and nationalism in Indonesia (review). Studies in World Christianity, 12(2), 187-188. https://doi.org/10.1353/swc.2006.0010.
  13. Hayong, B. S. (2017). Jati diri yang Nasionalis dan yang religius dalam bingkai kewarganegaraan. Jurnal Ledalero, 12 (2), 235-248. Retrieved from http://ejurnal.iftkledalero.ac.id/index.php/JLe/article/view/90#.
  14. Helmiati. (2018). The development of Quranic exegesis In Indonesia : A general typology. Asia Pacific Journal on Religion and Society, 2(1), 29-38. Retrieved from https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/asiapacific/article/view/6384/pdf
  15. Hertz, F. (1941). The nature of nationalism. Social Forces, 19(3), 409-415. https://doi.org/10.2307/2570746.
  16. Hidayah, L. (2021). Dakwah Islam di era generasi milenial (analisis metode dakwah Gus Miftah). An-Nashiha: Journal of Broadcasting and Islamic Communication Studies, 1(1), 62-68. https://doi.org/10.55352/an-nashiha.v1i1.278.
  17. Ikhsan, M. A. (2017). Nilai-nilai cinta tanah air dalam perspektif Al-Qur’an. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 2(2). 108-114. https://doi.org/10.17977/um019v2i22017p108.
  18. Jalil, A. (2018). Sejarah pembelajaran Al-Qurâan di masa Nabi Muhammad Saw. INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 18(1), 1–17. https://doi.org/10.24090/insania.v18i1.1438.
  19. Kosmawijaya, T. (2019). Da’i Diskotik: Dakwah Gus Miftah di tempat hiburan malam Yogyakarta [Undergraduate Thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya]. Digital Library. http://digilib.uinsa.ac.id/32828/.
  20. Latif, Y. (2018). Identitas keindonesiaan dan aktualisasi pancasila bagi generasi milenial di era digital. Jurnal Kajian Lemhannas RI, 33, 1-19. Retrieved from http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/view/112/33.
  21. Muda, K., & Mohd Tohar, S. N. A. (2020). Definisi, konsep dan teori toleransi beragama. Sains Insani, 5(1), 194-199. https://doi.org/10.33102/sainsinsani.vol5no1.179
  22. Mukhtadi, & Komala, R.M. (2018). Membangun kesadaran bela negara bagi generasi milenial dalam sistme pemerintahan Negara. Manajemen Pertahanan, 4 (2). 64-83. https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/MP/article/view/309.
  23. Mylonas, H., & Tudor, M. (2021). Nationalism: What we know and what we still need to know. Annual Review of Political Science, 24, 109-132. https://doi.org/10.1146/annurev-polisci-041719-101841.
  24. Naim, N. (2017). Abdurrahman Wahid: Universalisme Islam dan toleransi. KALAM, 10(2). https://doi.org/10.24042/klm.v10i2.8.
  25. Nubowo, A. (2015). Islam dan Pancasila di era reformasi: Sebuah reorientasi aksi. Jurnal Keamanan Nasional, 1(1). https://doi.org/10.31599/jkn.v1i1.13.
  26. Pujiantara, P. (2021). Dakwah Gus Miftah dalam bingkai media daring. Kalijaga Journal of Communication, 2(2), 135-152. https://doi.org/10.14421/kjc.22.04.2020.
  27. Putra, D. I. A., & Hidayaturrahman, M. (2020). The roles of technology in al-Quran exegesis in Indonesia. Technology in Society, 63, 101418. https://doi.org/10.1016/j.techsoc.2020.101418
  28. Ritonga, M., & Sartina, D. (2020). Komunikasi dakwah Gus Miftah di lokalisasi Pasar Kembang Yogyakarta. Al-Munzir, 13(2). 273-293. https://doi.org/10.31332/am.v13i2.2051.
  29. Riyadi, A., Priyangga, Z. G., & Mustolehudin, M. (2021). Dakwah Islam dan nasionalisme: Studi kasus dakwah kebangsaan AR Baswedan. Jurnal Dakwah Risalah, 32(1), 1-19. http://dx.doi.org/10.24014/jdr.v32i1.12288
  30. Rofiq, N. (2018). Telaah konseptual implementasi slogan hubb al-wathan min al-iman KH. Hasyim Asy’ari dalam pendidikan karakter cinta tanah air. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera, 16(32), 44-52. https://doi.org/10.24114/jkss.v16i32.11924.
  31. Shihab, M.Q. (1996). Membumikan Al-Quran fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat. Mizan.
  32. Sabir, M. (2016). Wawasan hadis tentang tasamuh (toleransi) (suatu kajian hadis tematik). Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, 9(2), 1-24. https://doi.org/10.30984/as.v9i2.25
  33. Said, N. M. (2013). Dakwah dan problematika umat Islam. Jurnal Dakwah Tabligh, 14(1), 1–23. Retrieved from https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/tabligh/article/view/311.
  34. Salampessy, Z., Triyuwono, I., Irianto, G., & Hariadi, B. (2018). Pancasila paradigm: Methodology of wawasan nusantara for accounting of pancasila. Australasian Accounting, Business and Finance Journal, 12(1), 102-115. https://doi.org/10.14453/aabfj.v12i1.7
  35. Sensenig, V. J. (2008). Indonesia, Islam, and democracy: Dynamics in a global context. Contemporary Southeast Asia, 30(1), 147-149. https://doi.org/10.1355/cs30-1i
  36. Suryatni, L. (2019). Bela negara sebagai pengejawantahan dalam ketahanan nasional berdasarkan UUD NRI 1945. Jurnal Ilmiah Hukum Dewantara, 10(1), 49-63. Retrieved from https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jihd/article/view/403
  37. Sutomo, I., & Budihardjo. (2021). The rejection of religious nationalism towards the secular state and the Islamic caliphate: Indonesian religious figures perspective. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 11(1), 115=137. https://doi.org/10.18326/IJIMS.V11I1.115-137
  38. Soepandji, K. W., & Farid, M. (2018). Konsep bela negara dalam perspektif ketahanan nasional. Jurnal Hukum & Pembangunan, 48 (3), 436-456. https://doi.org/10.21143/jhp.vol48.no3.1741
  39. Widodo, S. (2011). Implementasi bela negara untuk mewujudkan nasionalisme. Jurnal Ilmiah CIVIS, 1 (1), 18-31. Retrieved from https://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/view/572
  40. Yanti, B. Z., & Witro, D. (2019). Self maturity and tasamuh as a resolution of religious conflicts. Intizar, 25(2), 87-94. Retrieved from http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/view/5608#.

Open Access Copyright (c) 2023 Islamic Communication Journal
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Islamic Communication Journal
Published by the Department of Islamic Communication and Broadcasting
Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: +62 858-6727-8693 (Admin ICJ)
Website: https://fakdakom.walisongo.ac.id/

ISSN: 2541-5182 (Print)
ISSN: 2615-3580 (Online)


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

 
apps