Identifikasi Spatial Pattern dan Spatial Autocorrelation pada Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2012

Eva Khoirun Nisa*  -  Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author

One of the support aspect the country development is human resource quality. When we talking about human resource quality, it’s not separated with human development. The international standard of human development is Human Development Index (HDI). HDI becomes important indicator in West Papua province which is one of the youngest provinces in Papua. There is spatial effect of human development condition among districts in West Papua. Spatial Pattern and Spatial Autocorrelation as statistical methods can be used to identify HDI dependency among districts in West Papua. The statistical tests on Spatial Autocorrelation has found that there was no spatial independency of HDI on 2017 among districts in West Papua province.

==================================================

 

Salah satu aspek yang mendukung pembangunan suatu negara adalah kualitas sumber daya manusia. Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia maka tidak lepas dengan pembangunan manusia. Ukuran standar pembangunan manusia yang dapat digunakan secara internasional yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). IPM menjadi hal yang penting bagi Provinsi Papua Barat mengingat Papua Barat menjadi salah satu provinsi termuda hasil pemekaran wilayah Provinsi Papua. Sangat dimungkinkan adanya pengaruh spasial pada kondisi pembangunan manusia antar kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat. Spatial Pattern dan Spatial Autocorrelation menjadi metode statistika yang dapat mengidentifikasi adanya dependensi IPM antar kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat. Dengan beberapa pengujian statistik Spatial Autocorrelation menghasilkan bahwa tidak terdapat dependensi spasial terhadap angka IPM pada tahun 2012 antar kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat.

 

 

Keywords: Human Development Index (HDI), Spatial Pattern, Spatial Autocorrelation

  1. Anselin, L. 1995. Spatial Econometrics: Methods and Models. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.
  2. Badan Pusat Statistik. 2012. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2012.
  3. Guiseppe, A and Badi H.B. 2009. Spatial Econometrics Method and Applications. Germany:Springer
  4. Gujarati, D. 1991. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga
  5. Lee J, Wong D.W.S. 2001. Statistical Analysis Arc View GIS. New York: John Wiley & Sons, Inc.
  6. Nuarsa, I.W. 2005. Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial dengan ArcView GIS 3.3 Untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
  7. Xu, Yanqing and Eugene K. 2015. “An Introduction to Spatial Analysis in Social Science Research”. The Quantitative Methods of Psichology Journal. Vol. 11 No. 1: 22-31. DOI: 10.20982/tqmp.11.1.p022

Open Access Copyright (c) 2018 At-Taqaddum

At-Taqaddum
Published by Lembaga Penjaminan Mutu
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang
Jl. Walisongo No.3-5 Semarang 50185, Indonesia
Phone: +62 857-1999-1679
Website: https://lpm.walisongo.ac.id/
Email: attaqaddum@walisongo.ac.id 
 
 
apps