REFORMULASI BAHASA SANTUN SEBAGAI UPAYA MELAWAN KEKERASAN VERBAL TERHADAP ANAK

Achmad Zuhrudin*  -  Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author

Verbal abuse for child is often unrealized by teachers at school and parents at home. It is worrying because it brings negative impact until he grows into adulthood. As a result, the spoken words may affect his emotional condition. Generally, verbal abuse is committed by adults to child for the sake of expressing caring and affection. However, it is actually forbidden for parents and teachers to control their child's behavior by committing violence. They might give punishment to their children by abandoning his right to do what he likes, while parents could reward their children when he does goodness. Indeed, parents and teachers should not give punishment or scold their child in front of his friends because it can break his self-esteem. Before scolding or punishing a child, parents or teachers should try to find out the reason why the child commits bad behavior.

_________________________________________________________

Kekerasan verbal terhadap anak sering tidak disadari oleh guru di sekolah dan orang tua di rumah. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena membawa dampak negative sampai anak tumbuh menjadi dewasa. Akibatnya, ucapan atau kalimat yang dilontarkan tersebut dapat mempengaruhi kondisi emosional anak. Umumnya, kekeras­an verbal dilakukan oleh orang dewasa kepada anak, alasannya sebagai ungkapan kepedulian dan tanda kasih sayang. Akan tetapi tidak diperbolehkan bagi orang tua dan guru mengatur perilaku anak dengan kekerasan. Jika melalui wejangan tidak efektif, guru atau orang tua bisa memberikan hukuman misalnya dicabut haknya dalam melakukan hal yang disukainya, dan memberikan hadiah ketika anak melakukan hal-hal yang baik. Orang tua maupun guru sebaiknya tidak memberikan hukuman ataupun memarahi anak terutama di hadapan teman-temannya karena bisa menjatuhkan harga diri anak. Sebelum memarahi atau menghukum anak sebaiknya coba mencari tahu alasan anak mengapa melakukan tindakan tersebut.

 

Keywords: violence; language; polite

  1. Budiardjo, Tri. Anak-anak: Generasi Terpinggirkan?. Yogyakarta: ANDI, 2010.
  2. Dumas, Jean E. & Wendy J. Nilsen. Abnormal Child and Adolescent Psychology. Boston: Pearson Education Inc, 2003.
  3. Gordon, Thomas. Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996
  4. Gunarsa D, Singgih . dan Yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993
  5. Hadisuprapto, Paulus, Masalah Perlindungan Hukum bagi Anak, Jakarta: Gramedia Indonesia, 1996.
  6. Hassan, Maulana, Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, Jakarta: PT. Gramedia Indonesia, 2000.
  7. http://www.kompasiana.com/faieza/kekerasan-verbal-dan-dampaknya-terhadap-mental-anak-usia-dini_566fa851529773ab0f4241dc Diakses pada tanggal 20 Januari 2016 pukul 20.47.
  8. http://shellyicecreamvanilla.blogspot.com/2011/10/berbahasa-santun.html Diakses pada tanggal 20 Januari 2016 pukul 20.47.
  9. Soetjiningsih, “Masalah Perlindungan Anak & Tumbuh Kembang Anak”, Makalah, EGC, Jakarta,1995.
  10. Sutanto, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.
  11. Pranowo, Berbahasa Secara Santun, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009
  12. Zainal Arifin & S Arman Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2003.

Publisher:
Center for Gender and Child Studies (Pusat Studi Gender dan Anak)
LP2M, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang.
Central Java, Indonesia


Sawwa Visitor Statistics
 
apps