Revisiting Ritual and Ancestral Practice: Belief and Belonging within the Jamasan Bende Tradition in Bumijawa Tegal, Central Java

Luthfi Rahman*    -  Department of Islamic Art and Architecture, Faculty of Ushuluddin and Humanities, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang, Indonesia
Gita Fajriyani  -  Department of Islamic Philsophy, Faculty of Ushuluddin and Humanities, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang, Indonesia
Pahlevi Nova Triani  -  Department of Islamic Philsophy, Faculty of Ushuluddin and Humanities, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang, Indonesia
Ednan Aslan    -  Department of Islamic-Theological Studies, Universität Wien, Vienna, Austria

(*) Corresponding Author

This study focuses on religio-cultural values and meanings within the ritual of Jamasan Bende (Bende washing) on 10th Rabi’ul Awal in Bumijawa, Tegal, Central Java, Indonesia. The topic is interesting as religious and cultural values intermingle within a local practice. It can be seen from how the ritual is accompanied by the recitation of the holy verses of the Qur'an. It signifies that ancient ritual traditions have begun to fade in society because they are considered to contain mystical beliefs and heretical elements handed down from the inhabitants’ ancestors. However, the successors have been trying to advocate and revitalize it instead of abolishing it. It is qualitative research that serving as a field study. The approach used in this research is phenomenology. It digs deeper into interviewing people practicing the ritual and documenting things concerning it. It employs magi theory and theoretical stances from Marshall’s ritual theory that heavily focuses on the issue of religious ritual simultaneously.

Keywords: ancestral practice; Bende washing ritual; jamasan; religio-cultural values; ritual theory

  1. Aḥmad, I. Ḥanbal. (2001). Musnad Aḥmad ibn Ḥanbal. Mu’assasah Qurṭubah.
  2. Ashsubli, M. (2018). Ritual Budaya Mandi Safar di Desa Tanjung Punak Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Journal of Islam and Plurality, 3(1), 86–101. https://doi.org/10.30984/ajip.v3i1.634
  3. Baal, J. V. (1987). Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya (Hingga Dekade 1970) (J. Piry (trans.)). Gramedia.
  4. Bachtiar, H. W. (1985). Konsensus dan Konflik dalam Sistem Budaya di Indonesia. Hanindita.
  5. Bagus, L. (2002). Kamus Filsafat. Gramedia Pustaka Utama.
  6. Budisari, T. (2016, December 18). Sejarah Tuk Jimat Bumijawa, Kabupaten Tegal. Center of Excellence. http://dpad.jogjaprov.go.id/coe/article/sejarah-tuk-jimat-bumijawa-kabupaten-tegal-484
  7. Daradjat, Z. (2005). Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang.
  8. Dawud, A. (2001). Sunan (IV). Dar al-Jayl.
  9. Deddy, M. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
  10. Dhavamony, M. (1995). Fenomenologi Agama. Kanisius.
  11. Dokhi, M., Hadi, D. W., Sukim, S., Siagian, T. H., & Wulansari, I. Y. (2016). Analisis Kearifan Lokal di Tinjau dari Keragaman Budaya. Pusat Data dan Statistik Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  12. Gruenwald, I. (2020). Rituals and Ritual Theory. In The Oxford Handbook of Ritual and Worship in the Hebrew Bible (pp. 109–123). Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/oxfordhb/9780190222116.013.5
  13. Hariyani, L., & Tono, A. (2005, April 30). Tuk Jimat Mata Air Keramat. Liputan6.com. https://www.liputan6.com/news/read/100552/tuk-jimat-mata-air-keramat
  14. Ilafi, A. (2020). Tradisi Jamesan Pusaka dan Kereta Kencana di Kabupaten Pemalang. Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, 6(1), 73–86. https://doi.org/10.36869/pjhpish.v6i1.41
  15. Karolina, A., Astuti, S., & Oktaviani, U. D. (2018). Proses Ritual dan Simbol Sengkelan Padi Suku Sebaruk Desa Telaga Dua Kecamatan Binjai Hulu Kabupaten Sintang. Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 3(1), 19–23.
  16. Kastolani, K., & Yusof, A. (2016). Relasi Islam dan Budaya Lokal, Studi tentang Tradisi Nyadran di Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 4(1), 53–74. https://doi.org/10.21274/kontem.2016.4.1.53-74
  17. Khasanah, S. S. (2021). Simbolisme Upacara Bende Becak di Desa Bonang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang (Kajian Semiotika Roland Barthes) [Undergraduate thesis]. Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
  18. Koentjaraningrat. (1984). Kamus Antropologi. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
  19. Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta.
  20. Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi. Widya Padjadjaran.
  21. Marshall, D. A. (2002). Behavior, Belonging, and Belief: A Theory of Ritual Practice. Sociological Theory, 20(3), 360–380. https://doi.org/10.1111/1467-9558.00168
  22. Merleau-Ponty, M. (2013). Phenomenology of Perception. Routledge.
  23. Muhaimin AG. (2001). Islam dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret dari Cerebon. Logos Wacana Ilmu.
  24. Natanson, M. (1998). The Erotic Bird: Phenomenology in Literature. Princeton Univesity Press.
  25. Nazir. (1988). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
  26. Priambadi, K., & Nurcahyo, A. (2018). Tradisi Jamasan Pusaka di Desa Baosan Kidul Kabupaten Ponorogo (Kajian Nilai Budaya dan Sumber Pembelajaran Sejarah). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 8(2), 211–220. https://doi.org/10.25273/ajsp.v8i2.2678
  27. Setyaningrum, N. D. B. (2018). Budaya Lokal di Era Global. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 20(2), 102–112. https://doi.org/10.26887/ekse.v20i2.392
  28. Siburian, A. L. M., & Malau, W. (2018). Tradisi Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa di Desa Sambirejo Timur Percut Sei Tuan. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 2(1), 28–35. https://doi.org/10.24114/gondang.v2i1.9764
  29. Soetomo. (2012). Keswadayaan Masyarakat, Manifestasi Kapasitas Masyarakat untuk Berkembang secara Mandiri. Pustaka Pelajar.
  30. Sri, S. (2018). Ritual Tradisi Nampa Tahun dalam Perspektif Islam (Studi di Desa Mulang Maya Kec. Kotabumi Selatan Lampung Utara) [Undergraduate thesis]. Universtas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
  31. Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
  32. Susanto, R. (2018). Ritual Tradisi Jamasan Bendhe Nyai Ceper dalam Pandangan Masyarakat Muslim di Dusun Pete Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah [Undergarduate thesis]. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
  33. Sutarto, D. (2016). Kearifan Budaya Lokal dalam Pengutan Tradisi Malemang di tengah Masyarakat Modernisasi di Sungai Keruh Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Dimensi, 5(3), 1–19. https://doi.org/10.33373/dms.v5i3.54
  34. Van Peursen, C. A. (1998). Strategi Kebudayaan. Kanisius.
  35. Weber, M. (2012). Sosiologi Agama (Y. Santoso (trans.)). IRCiSoD.
  36. Yunus, R. (2016). Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Genius) sebagai Penguat Karakter Bangsa Studi Empiris tentang Huyula. Deepublish.

Open Access Copyright (c) 2022 Luthfi Rahman, Gita Fajriyani, Pahlevi Nova Triani, Ednan Aslan
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Institute for Research and Community Services (LP2M)
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Rectorate Building, 3rd Floor
Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang, Central Java, Indonesia
Email: walisongo@walisongo.ac.id

 

 
apps