Walisongo Rodat traditional art as a campaign media to strengthen religious moderation

Authors

DOI:

https://doi.org/10.21580/icj.2024.9.2.23787

Keywords:

Traditional Art, Rodat Walisongo, Campaign Media, Religious Moderation

Abstract

This study aims to explore how the traditional art form Rodat Walisongo serves as a medium for promoting religious moderation values. This topic is grounded in the continuing issues of radicalism and the potential for religiously motivated conflict in society, necessitating an intensified campaign for religious moderation through various means, including traditional arts. This research employs a qualitative approach. The primary data source is the Rodat Walisongo traditional art group. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The study’s findings reveal that Rodat Walisongo is a medium for promoting religious moderation values through four indicators defined by the Ministry of Religious Affairs. First, strengthening national commitment is demonstrated through Indonesian symbols such as the national flag on costumes and performances, patriotic songs, and Rodat Walisongo songs that convey a spirit of unity. Second, fostering religious tolerance is achieved by creating new songs, including Rukun Ing Ngagomo (Harmony in Religion) and Ngagomo Ora Iso Dipekso (Religion Cannot Be Forced), which embody the principles of interfaith harmony and encourage Muslims to adopt a moderate stance that respects other faiths, reflecting Islam’s message of peace (rahmatan lil 'alamin). Third, the reinforcement of anti-violence values is conveyed through synchronized and harmonious movements in Rodat dance, symbolizing unity, peace, and solidarity. Fourth, local culture is promoted through revitalizing Rodat Walisongo as a valuable cultural heritage that should be preserved and passed on to younger generations.

*****

Penelitian ini bertujuan mengungkap bagaimana seni tradisi rodat Walisongo dipergunakan sebagai media untuk mengkampanyekan nilai-nilai moderasi beragama. Ada hal yang mendasari pentingnya kajian ini, yaitu masih adanya radikalisme dan potensi konflik atas nama agama di masyarakat, sehingga dibutuhkan kampanye moderasi beragama yang intensif melalui berbagai media, termasuk melalui media seni tradisional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah group seni tradisi rodat Walisongo. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu seni tradisi rodat Walisongo dipergunakan sebagai media kampanye nilai-nilai moderasi beragama melalui 4 (empat) indikator moderasi beragama Kementerian Agama, yakni: Pertama, penguatan komitmen kebangsaan, yaitu melalui penggunaan atribut pertunjukan dan seragam dengan bendera Merah Putih sebagai lambang negara Indonesia, serta menyanyikan lagu-lagu perjuangan, maupun lagu-lagu seni rodat Walisongo yang memiliki semangat perjuangan. Kedua, penguatan toleransi beragama, yaitu dengan menciptakan lagu baru yang mengandung unsur-unsur kerukunan antar umat beragama yang berjudul Rukun Ing Ngagomo (rukun dalam beragama) dan Ngagomo Ora Iso Dipekso (beragama tidak dapat dipaksa). Dua lagu tersebut mencerminkan ajaran toleransi beragama yaitu mengajak muslim untuk menjadi umat moderat, yang menghormati dan menghargai penganut agama lain, serta mencerminkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Ketiga, penguatan nilai-nilai anti kekerasan, yaitu melalui gerak langkah dalam tari rodat yang memperlihatkan kebersamaan, kekompakan dan kedamaian. Keempat, penguatan budaya lokal, yaitu melalui revitalisasi seni rodat Walisongo, sebagai seni tradisi lokal yang harus dilestarikan keberadaannya dan diwariskan kepada generasi muda.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aditya, M. C. P. (2024). Revitalisasi Tari Radat Selimut Putih: menjembatani Pendidikan Karakter dan pemahaman Budaya Lokal melalui manajemen Seni Pertunjukan. Academy of Education Journal, 15(1), 348–356. https://doi.org/10.47200/aoej.v15i1.2193

Cresswell, J. W. (2003). Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications.

Dewi, N. P. T. A., Asih, N. W. O. T., & Marantika, N. M. A. (2023). Revitalisasi Seni dan Budaya sebagai Upaya Pengembangan Wisata di Desa Medahan, Gianyar. Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi Indonesia, 1(1), 15–20. https://doi.org/10.54082/jpmii.258

Haryanto, J. T. (2022). Moderasi Beragama Pada Tradisi Perang Centong Dalam Prosesi Pernikahan Di Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Harmoni, 21(1), 25–44. https://doi.org/10.32488/harmoni.v21i1.585

Hidayatullah, R. (2024). Seni Tradisi Indonesia dan Tantangan Masyarakat Global. Grenek Music Journal, 13(1), 107. https://doi.org/10.24114/grenek.v13i1.57012

https://setara-institute.org/. (2023). setara-institute-catat-329-pelanggaran-kbb-sepanjang-2023.

Kemenparekraf. (2024). https://kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-kemenparekraf-luncurkan-wonderful-indonesia-co-branding-school-break-2024-pada-momentum-libur-sekolah. Kemenparekraf.

Kementerian Agama RI. (2010). Al-Qur’an dan tafsirnya Jilid I. Lentera Abadi.

Kurniasih, I., Rohmatulloh, R., & Al Ayyubi, I. I. (2023). Urgensi Toleransi Beragama Di Indonesia. Jazirah: Jurnal Peradaban Dan Kebudayaan, 3(1), 185–193. https://doi.org/10.51190/jazirah.v3i1.62

Lincoln, N. K. D. & Y. S. (Ed.). (1994). Handbook of Qualitative Research. Sage Publications.

Martokusumo, W. (2008). Revitalisasi, Sebuah Pendekatan Dalam Peremajaan Kawasan. In Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota (Vol. 19, Issue 3, pp. 57–73).

Matthew B. Miles and A. Michael Huberman. (1992). Qualitative Data Analysis. Sage Publications.

Mudhofi, M., Supena, I., Adeni, & Salahudin Suyurno, S. (2024). Deradicalizing Digital Islamic Space Through The Al-Sunnah Wa al-Jama’ah (Aswaja) Thoughts: Indonesia and Malaysia Cases. Journal of Religious and Theological Information, 0(0), 1–22. https://doi.org/10.1080/10477845.2024.2381917

Nirmalasari Simbolon, N. K. B. M. A. N. D. A. F. T. A. H. S. F. D. (2024). Analisis pengaruh Globalisasi Dan Media Sosial Terhadap Minat Tari Tradisisonal Di Generasi Muda. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(5), 367–371.

Nur, M., Siswayanti, N., & Nurrahmah, N. (2021). Makna Moderasi dalam Ritual Ngareremokeun Masyarakat Kasepuhan Cisungsang, Lebak-Banten. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, Dan Tradisi), 7(2). https://doi.org/10.18784/smart.v7i2.1373

Purwadi. (2007). Dakwah Sunan Kalijaga : Penyebaran Agama Islam di Jawa Berbasis Kultural (H. L. Rais (Ed.); III). Pustaka Pelajar.

Raya, I., Negeri, B., Ika, B. T., Pahlawan, P., Pemuda, B. P., & Pemudi, B. (2012). Indonesia Pendekatan Teks Dalam Sejarah Meaning of Figures of Speech in Indonesian Heroic Songs Lyrics : Tectual Approach in View of Historical Context. HARMONIA - Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, 12(1), 64–74.

Rino Subekti, Ohyver, D. A., Judijanto, L., Satwika, I. K. S., Umar, N., Hayati, N., Handika, I. P. S., Joosten, Migunani, Boari, Y., & Saktisyahputra. (2024). Transformasi Digital (Teori & Implementasi Menuju Era Society 5.0). https://www.researchgate.net/publication/380462238_Transformasi_Digital_Teori_implementasi_Menuju_Era_Society_50

Rodiyah, & Juipa Beta, H. (2022). Sejarah Dakwah Dan Metode Dakwah Walisongo Di Indonesia. DAWUH: Islamic Communication Journal, 3(1), 1–6.

Rogers, E. (1995). Diffusions of Innovations (Forth Edit). Three Press.

Samho, B. (2022). Urgensi “Moderasi Beragama” Untuk Mencegah Radikalisme Di Indonesia. Sapientia Humana: Jurnal Sosial Humaniora, 2(01), 90–111. https://doi.org/10.26593/jsh.v2i01.5688

Sandika, D., Firmansyah, F., & Putra, R. E. (2022). Bentuk dan Struktur Musik Rodat di Kabupaten Empat Lawang. Grenek Music Journal, 11(1), 27. https://doi.org/10.24114/grenek.v11i1.33577

Santoso, G., Rizqy, H. A., Assaadih, H. H., Bintang, R. A., & Aulia, R. (2022). Peran Bendera Merah Putih dan Bahasa Indonesia Sebagai Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jurnal Pendidikan Transformatif, 01(03), 183–194.

Shihab, M. Q. (2010). Tafsir al-Misbah Vol. I. Lentera Hati.

Supena, I. (2021). Teologi Dakwah Inklusif : Membumikan Teologi Transendental Menuju Teologi Sosial. Fatawa Publishing.

Suwendi. (2021). Moderasi Beragama dan Layanan Keagamaan : Gagasan dan Respon Kebijakan (Mesraini (Ed.)). Asosiasi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir Kerjasama Lembaga Ladang Kata.

Syafii, S. (2020, May). Praktik Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan Keagamaan 2019. NU Online.

Downloads

Published

2024-12-27

How to Cite

Alfandi, M., & Warsiyah, W. (2024). Walisongo Rodat traditional art as a campaign media to strengthen religious moderation. Islamic Communication Journal, 9(2), 147–166. https://doi.org/10.21580/icj.2024.9.2.23787

Issue

Section

Articles