Islam wasathiyah value in photojournalism in Guo Ji Ri Bao newspaper

Authors

  • Dewi Rahmayuni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Arief Tri Setiawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Andi Faisal Bakti Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta https://orcid.org/0000-0003-4992-7555

DOI:

https://doi.org/10.21580/icj.2022.7.1.10655

Keywords:

Islam wasathiyah, photojournalism, Guo Ji Ri Bao, meanings and media.

Abstract

Photojournalism is one of the various channels to convey messages in visual form. It is a combination of images and texts that produces a single communication unit that reflects events and issues in a society. In the A8 section of Guo Ji Ri Bao, a Mandarin-language newspaper in Indonesia, dated September 25, 2020, seven photojournalism materials were discovered to contain signs and symbols related to Islam Wasathiyah value. This implied message indicated the media’s “agenda” in presenting reality or social issues, where the agenda typically corresponds to the ideology of the media itself. The media construct the frame of mind for their readers even with symbols and this study originated with the formulation of the main problem: “How is the value of Islam wasathiyah reflected in photojournalism on the Guo Ji Ri Bao newspaper viewed from the perspective of meanings and media?” An analysis of semiotics, structuralism, connotation and denotation based on Gill Branston and Roy Stafford's Meanings and Media perspective were utilized in this study. It was discovered that Guo Ji Ri Bao newspaper played a significant role in conveying the value of Islam Wasathiyah. This value is important to convey to all levels of society even through photos because it will be one of the ways to preach (da’wah) that lead us to a happy, peaceful, and harmonious life.

***

Foto jurnalistik merupakan salah satu saluran penyampai pesan dalam bentuk visual. Foto jurnalistik terbentuk sebagai kombinasi dari gambar dan teks yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi yang mencerminkan makna tersendiri dan permasalahan dalam masyarakat. Pada media Guo Ji Ri Bao surat kabar berbahasa Mandarin di Indonesia, pada rubrik A8 25 September 2020, ditemukan tujuh materi foto jurnalistik yang memuat tanda dan simbol terkait nilai Islam wasathiyah. Pesan yang tersirat ini berkaitan dengan “agenda” media dalam  menyajikan realitas atau isu-isu sosial yang terjadi. Agenda sebuah media erat kaitannya dengan ideologi media itu sendiri. Sehingga, media kerap mengkonstruksi bingkai pemikiran pembacanya bahkan dengan unsur simbol dan tanda sekalipun. Studi ini hadir dengan rumusan masalah utama: “Bagaimana nilai Islam wasathiyah dalam foto jurnalistik pada surat kabar Guo Ji Ri Bao dalam perspektif meanings and media, dengan fokus menggali aspek semiotika, strukturalisme, dan makna konotasi dan denotasi berdasarkan perspektif makna dan media karya Gill Branston dan Roy Stafford. Kesimpulan pada penelitian menyatakan bahwa surat kabar Guo Ji Ri Bao memainkan peran penting dalam menyampaikan nilai-nilai Islam wasathiyah. Nilai ini penting untuk disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat bahkan melalui foto karena akan menjadi salah satu corong dakwah untuk mengantarkan kita pada tatanan kehidupan yang aman, damai, tenteram, dan bahagia.

 

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Andi Faisal Bakti, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

References

Ahmad, M. U. (1998). Ilmu dalalah. Alamul Kutub.

A’la, A., Baso, A., & Azra. (2005). Nilai-nilai pluralisme dalam Islam. Nuansa.

Alex Sobur. (2006). Semiotika komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Bakti, A. F. (2005). Islam and modernity: Nurcholish Madjid’s interpretation of civil society, pluralism, secularization, and democracy. Asian Journal of Social Science, 33 (3), 486–505. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/23654384.

Bakti, A. F. (2021). Konstruksi moderasi beragama catatan guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Membangun moderasi beragama dalam perspektif komunikasi lintas budaya. PPIM UIN Jakarta.

Barthes, R. (2016). Elemen-elemen semiologi. Jalasutra.

al-Basyir, S. M. U. (2010). Al-Simiya’iyah: Ushuluha wa manahijuha wa mustalahatuha. Montada takhatub. https://takhatub.ahlamontada.com/t408-topic.

Benny, H. H. (2014). Semiotik & dinamika sosial budaya. Komunitas Bambu.

Branston, G., & Stafford, R. (2003). The media student’s book. Routledge.

Dhani, A. (2016, September 1). Sejarah kebencian terhadap etnis Tionghoa. Tirto.id. https://tirto.id/sejarah-kebencian-terhadap-etnis-tionghoa-bFLp.

Farhan. (2017). Pesan dakwah Felix Siauw di media sosial perspektif meaning and media. Al-Idarah, 1(2), 209-226. doi: http://dx.doi.org/10.22373/al-idarah.v1i2.2242.

Gayle, G. (2020). The perceived credibility of professional photojournalism compared to user-generated content among American news media audience [Ph.D Dissertation, Syracuse University, New York]. Syracuse University Libraries. https://surface.syr.edu/etd/1212.

Hasan, A. M. (2017, September 12). Sentimen anti-Cina di Indonesia awet usai pilkada Jakarta. Tirto.id. https://tirto.id/sentimen-anti-cina-di-indonesia-awet-usai-pilkada-jakarta-cwpg.

Hasan, R. A. (2016, September 1). Ulama asosiasi Islam China: Pemberitaan Barat soal Muslim Uighur di Xinjiang berlebihan. Liputan6. https://www.liputan6.com/global/read/3898416/ulama-asosiasi-islam-china-pemberitaan-barat-soal-muslim-uighur-di-xinjiang-berlebihan.

Iskandar, I., & Widyastri, S. (2020). Pesan dakwah Zaidul Akbar di YouTube perspektif meanings and media. Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, 2(2), 228-254. Retrieved from http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/ index.php/Tadbir/article/ view/2836.

Ka’bah, R. (2005). Nilai-nilai pluralisme dalam Islam, bingkai gagasan yang berserak. Nuansa.

Kurniawan. (2006). Semiologi Roland Barthes. Yayasan Indonesiatera.

Moko, C. (2017). Pluralisme agama menurut Nurcholis Madjid (1939-2005) dalam konteks keindonesiaan. Medina-Te: Jurnal Studi Islam, 13(1), 61-78. doi: https://doi.org/https://doi.org/10.19109/medinate.v13i1.1542.

Mou, S. (2011). Menjelajah dunia mengenal China 56 potret etnis di China. Galangpress.

Naim, N. (2013). Membangun toleransi dalam masyarakat majemuk telaah pemikiran Nurcholis Madjid. Jurnal Multikultural & Multireligius, 12(2), 31-42. Retrieved from https://jurnalharmoni.kemenag.go.id/index.php/harmoni/article/download/153/134/344.

Nur, A., & Lubis, M. (2015). Konsep wasathiyah dalam Al-Qur’an: Studi komparatif antara tafsir al-tahrir wa at-tanwir dan aisar at-tafasir. Jurnal An-Nur, 4 (2), 205-225. Retrieved from http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Annur/article/view/2062.

Pals, D. L. (2011). Seven theories of religion. Ircisod.

Rahmayuni, D., & Hidayat, H. (2020a). Hierarki pengaruh isu-isu moderasi beragama pada media Guo Ji Ri Bao: Studi kasus berita konflik etnis Uighur di Xinjiang. Jurnal Studi Jurnalistik Jakarta, 2(1), 1-24. doi: https://doi.org/10.15408/jsj.v1i2.14568

Ridwan. (2007). Konflik antara Etnis Muslim Uighur dengan Pemerintah Tiongkok. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Shabti, A., & Mas’udy, K. (2014). Semiotics: Its position between Westernization and the attempt to find its Islamic root. Journal of Linguistic and Literary Studies), 1(1). https://doi.org/10.31436/jlls.v1i1.124.

Suhandinata, J. (2009). WNI keturunan Tionghoa dalam stabilitas ekonomi & politik Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Sunardi. (2004). Semiotika negativa. Buku Back.

Tan, H. (2014, March 15). Diskriminasi etnis Tionghoa di Indonesia pada masa orde lama dan orde baru. Tionghoa.info. https://www.tionghoa.info/diskriminasi-etnis-tionghoa-di-indonesia-pada-masa-orde-lama-dan-orde-baru/.

Utoyo, A. W. (2018). Analisis semiotik pada jurnalistik foto “melihat momen unik deklarasi kampanye damai di media online detik.com. Lugas: Jurnal Komunikasi, 2 (2), 98-104. doi: https://doi.org/10.31334/ljk.v2i2.267.

Zhou, T. (2019). Revolusi, diplomasi, diaspora Indonesia, Tiongkok, dan etik Tionghoa, 1945-1967. Buku Kompas.

Downloads

Published

2022-06-13

Issue

Section

Articles